Paus Gregorius III
Paus Gregorius III adalah seorang uskup Roma yang menjabat sebagai Paus Gereja Katolik dari tanggal 11 Februari 731 hingga wafatnya pada tanggal 28 November 741. Ia adalah paus ketiga yang berasal dari kawasan Suriah, setelah Paus Sisinius dan Paus Konstantinus, serta paus terakhir yang berasal dari luar Eropa hingga masa Paus Fransiskus pada abad ke-21. Masa kepemimpinannya berlangsung di tengah gejolak politik dan agama, termasuk ancaman dari Kekaisaran Bizantium dan serangan bangsa Lombard. Kehidupan AwalGregorius III lahir di Suriah pada awal abad ke-8 dalam keluarga Kristen yang saleh. Nama lahirnya tidak tercatat dalam dokumen sejarah, tetapi ia dikenal karena kebijaksanaan, kesalehan, dan kefasihannya dalam berbicara. Ia mendapatkan pendidikan teologi yang mendalam dan menunjukkan kecintaannya yang besar terhadap tradisi Gereja dan kesatuan umat Kristiani. Gregorius III dipilih menjadi Paus setelah kematian Paus Gregorius II. Pemilihannya berlangsung secara spontan oleh para imam dan umat Roma, yang terkesan oleh kesalehan dan kebijaksanaannya. Pemilihannya ini segera diterima tanpa pertentangan, dan ia ditahbiskan sebagai Paus pada 11 Februari 731. Kepemimpinan sebagai PausPertentangan dengan IkonoklasmeMasa kepemimpinan Gregorius III ditandai oleh perlawanan tegas terhadap ikonoklasme, sebuah gerakan yang menolak penggunaan gambar atau ikon suci dalam ibadah Kristen. Gerakan ini berkembang di Kekaisaran Bizantium di bawah Kaisar Leo III Isauria, yang mengeluarkan dekrit melarang penghormatan terhadap ikon. Gregorius III menentang keras kebijakan ini, dengan menegaskan bahwa penghormatan kepada ikon bukanlah penyembahan berhala, tetapi penghormatan kepada tokoh-tokoh suci yang diwakili oleh ikon tersebut. Ia mengadakan sinode di Roma pada tahun 731, yang mengecam ikonoklasme sebagai ajaran sesat. Sebagai balasan, Kaisar Leo III menyita wilayah Italia selatan yang dikuasai Bizantium dan memutus hubungan politik dengan Roma. Pertahanan Terhadap Bangsa LombardPada masa ini, bangsa Lombard, yang berkuasa di Italia utara, terus-menerus menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai Roma. Gregorius III meminta bantuan kepada Raja Franka, Charles Martel, untuk melindungi Roma dari ancaman tersebut. Meskipun Charles Martel tidak secara langsung membantu, permohonan ini menjadi awal dari hubungan erat antara Tahta Suci dan Kerajaan Franka yang akan berkembang pada abad-abad berikutnya. Dukungan kepada Gereja di BaratGregorius III juga dikenal atas perhatiannya terhadap gereja-gereja di Barat. Ia mendukung upaya misionaris untuk menyebarkan iman Kristen ke kawasan Jerman dan Britania, termasuk mendukung karya Santo Bonifasius. Ia memberikan sejumlah relikui suci kepada gereja-gereja baru dan mendorong perkembangan monastisisme sebagai bagian dari kehidupan rohani umat Kristiani. Karya dan WarisanGregorius III memperkuat peran Roma sebagai pusat spiritual dan administratif Gereja Katolik. Ia membangun dan memperbarui sejumlah gereja, termasuk peningkatan basilika Santo Petrus. Ia juga memperkaya liturgi Gereja dengan musik dan doa-doa baru. Selain itu, Gregorius III terkenal karena kecintaannya pada orang miskin. Ia mendirikan program amal untuk membantu mereka yang membutuhkan, menggunakan sumber daya Gereja untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki makanan dan tempat berlindung. WafatGregorius III wafat pada tanggal 28 November 741 setelah menjabat selama hampir sepuluh tahun. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Roma. Kepemimpinannya diingat sebagai masa yang penuh dengan tantangan, tetapi ia tetap teguh mempertahankan iman dan tradisi Gereja. PenghormatanGregorius III dihormati sebagai salah satu Paus yang mempertahankan iman Kristen di tengah tekanan politik dan teologis yang besar. Kepemimpinannya menjadi teladan bagi Paus-paus berikutnya dalam menghadapi tantangan zaman.
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia