Paus Anastasius III
Paus Anastasius III adalah Paus Gereja Katolik yang memimpin selama dua tahun, yakni dari tahun 911 hingga 913 M. Masa kepausannya berlangsung pada periode yang dikenal sebagai "Saeculum Obscurum" atau "Zaman Kegelapan" dalam sejarah Gereja Katolik, yang ditandai oleh pengaruh besar keluarga-keluarga bangsawan Romawi dalam urusan gerejawi. Kepemimpinan Anastasius III terjadi di bawah bayang-bayang kekacauan politik dan intrik di Roma. Kehidupan AwalAnastasius III lahir di Roma sekitar tahun 860 M. Meskipun catatan sejarah mengenai kehidupan awalnya sangat terbatas, ia diduga berasal dari keluarga bangsawan Romawi yang memiliki pengaruh politik. Nama aslinya adalah Anastasius, yang dalam bahasa Yunani berarti "kebangkitan." Sebagai seorang rohaniwan, Anastasius dikenal karena kesalehan dan dedikasinya terhadap ajaran Kristus. Ia menjabat di berbagai posisi gerejawi sebelum akhirnya diangkat sebagai paus, termasuk sebagai diakon dan kemudian sebagai imam di Roma. Pengangkatan Sebagai PausPaus Anastasius III diangkat menjadi paus pada bulan Juni atau Juli 911, setelah kematian Paus Sergius III. Pengangkatannya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh keluarga Tusculani, sebuah keluarga bangsawan Romawi yang sangat dominan pada masa itu. Kekuasaan duniawi keluarga-keluarga seperti Tusculani sering kali melampaui otoritas rohani, dan paus-paus pada era ini sering kali dianggap sebagai boneka mereka. PontifikatSelama masa kepemimpinannya, Paus Anastasius III menghadapi berbagai tantangan besar, baik dari dalam Gereja maupun dari kekuatan politik eksternal. Namun, masa kepausannya tidak menghasilkan reformasi besar atau dokumen penting yang tercatat dalam sejarah Gereja.
KematianPaus Anastasius III wafat pada bulan Juni 913 M. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Setelah kematiannya, ia digantikan oleh Paus Lando, yang merupakan salah satu dari sedikit paus dalam sejarah Gereja yang memerintah selama waktu yang sangat singkat. WarisanWarisan kepausan Anastasius III sering kali diabaikan oleh sejarawan, mengingat minimnya catatan sejarah tentang kebijakannya. Namun, kepemimpinannya diakui sebagai simbol kesetiaan kepada Gereja dalam menghadapi kesulitan besar. Ia melanjutkan tradisi pengabdian kepada Tuhan di tengah-tengah tantangan duniawi yang berat.
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia