Anidar Kusaini
Anidar Kusaini (12 November 1930 – 15 Mei 2006), dalam kesehariannya akrab dipanggil Idang atau buk Idang, adalah seorang guru agama, pendakwah, aktivis sosial di Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Ketika Pendidikan anak usia dini (PAUD/TK) baru dikenal di kota-kota besar, Anidar bersama Suaminya Drs. R. Mohd. Zuhdan mendirikan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TA-ABA) di bekas reruntuhan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah di Sawah Janggi, Desa Tanjung, Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada 1 Januari 1976. Di samping itu, dia juga menghidupkan kembali Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, yang melayani pendidikan agama setelah anak-anak selesai mengikuti pendidikan formal di Sekolah Dasar. Anidar adalah aktivis organisasi wanita dan sosial kemasyarakatan di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar.[1] BiografiAnidar Kusaini lahir di Pangkalan pada tanggal 12 November 1930 dari Ibu Malai dan Ayah Kusaini St. Rajo Nan Gadang. Dalam darah Anidar mengalir darah ulama besar yang berasal dari Pandai Sikek, yaitu Syekh Muhammad Yunus, seorang qadhi di Pandai Sikek. Dari istri ketiga Syekh Muhammad Yunus, Raliah, lahir seorang anak perempuan yang bernama Malai, yang kemudian dari perkawinannya dengan Kusaini St. Rajo nan Gadang, lahirlah Anidar Kusaini. Neneknya, Raliah, seayah dengan Rahmah El Yunusiyah, pendiri Diniyyah Puteri Padang Panjang. Anidar menempuh Pendidikan Sekolah Rakyat di Koto Baru dan melanjutkan ke Vervolgschool di Pekanbaru, Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah di Pandai Sikek, Training College (SGA) di Payakumbuh, dan Sekolah Guru dan Hakim Agama (SGHA) di Yogyakarta. Diangkat pertama kali menjadi guru di PGAN Pekalongan (1955), kemudian pindah mengajar di PGAN Yogyakarta (1962). Tahun 1966, Anidar dan keluarga pindah ke kampung halamannya Desa Tanjung, Nagari Pandai Sikek dan mengajar di PGA Yayasan Koto Baru, Padang Panjang, PGAN 4 Tahun Padang Panjang di Koto Baru, dan PGAN 6 Tahun Padang Panjang di Koto Baru sampai pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil. Setelah pensiun ia juga masih mengabdikan dirinya pada kegiatan sosial pada organisasi Aisyiyah Ranting Pandai Sikek, Cabang X Koto, dan Daerah Padang Panjang Batipuh X Koto. Anidar Kusaini dan Suaminya Drs. R. Mohd. Zuhdan berhasil mendidik dan menyekolahkan delapan anaknya ke Perguruan Tinggi, yaitu Drs. Syamsul Hidayat; Drs. Ahmad Diponegoro, M.A., M.M; Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum.; Afifah Asriati, B.A., S.Sn, M.A.; Rahimah Dwiyanti, A.P.; Dr. Hamdi Aniza Pertama, S.E., M.Si.; Yuni Setiawan, S.Ag., dan Tri Handayani, S.Pd., M.Pd. Mengikuti darah aktivis ibu dan bapaknya, kedelapan anaknya juga menjadi aktivis organisasi sosial kemasyarakatan dan pemerhati pendidikan di berbagai daerah di Indonesia.[2] Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
Organisasi Sosial
Catatan Kaki
|