Air Lintang, Tempilang, Bangka Barat
Air Lintang adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Perintisan Desa Air Lintang dimulai tahun 2001 dalam Kabupaten Bangka dan diresmikan pada tahun 2003 dalam Kabupaten Bangka Barat. Luas wilayahnya adalah 68,55 km2. Jumlah penduduk Desa Air Lintang pada tahun 2016 sebanyak 1.668 orang. Status desa ini hingga tahun 2018 adalah desa berkembang. Desa Air Lintang rawan terkena abrasi karena terletak di pesisir. Pembagian administratifDesa Air Lintang dibentuk sebagai salah satu desa persiapan dalam wilayah administratif Kecamatan Tempilang pada tahun 2001. Pada tahun tersebut, Kecamatan Tempilang dibentuk sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bangka.[1] Kemudian melalui Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003, Kecamatan Tempilang menjadi bagian dari Kabupaten Bangka Barat. Undang-undang ini menetapkan pemekaran sebagian wilayah Kabupaten Bangka Barat menjadi Kabupaten Bangka Barat.[2] Sehingga Desa Air Lintang kemudian menjadi bagian dari Kabupaten Bangka Barat.[3] Luas wilayah Desa Benteng Kota adalah 68,55 km2.[4] PendudukPada tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Air Lintang sebanyak 1.668 orang.[5] PengembanganBerdasarkan Indeks Desa Membangun, status Desa Tanjung Niur sejak tahun 2014 hingga 2018 adalah desa berkembang.[3] Akses menuju ke Desa Benteng Kuta tergolong baik. Namun, aktivitas pesisir juga masih rendah karena kurangnya tenaga kerja. Di sisi lain, aktivitas pertambangan di Desa Benteng Kuta sangat tinggi. Kondisi ini membuat Desa Benteng Kuta dikembangkan untuk pengelolaan budidaya perikanan dengan tingkat yang sedang.[6] KebencanaanDesa Air Lintang terletak di bagian pesisir Kabupaten Bangka Barat. Sehingga desa ini rawan terkena abrasi.[7] Kondisi ini membuat Desa Air Lintang dijadikan sebagai salah satu kawasan lindung geologi.[8] TradisiPerang KetupatTradisi Perang Ketupat adalah tradisi saling melempar ketupat yang dijadikan sebagai senjata. Awal mula tradisi ini pertama kali diadakan di Desa Benteng Kota. Tradisi Perang Ketupat pertama kali diadakan bersamaan dengan peristiwa Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.[9] Nama lokal untuk tradisi Perang Ketupat adalah Ruwahan Tempilang. Tujuan penyelenggaraannya sebagai bentuk penyambutan memasuki bulan Ramadhan.[9] Arena untuk mengadakan Perang Ketupat berada di pesisir Pantai Pasir Kuning yang termasuk wilayah Desa Air Lintang.[10] Referensi
Tempat wisata
|