Markgraf pertama (marchio), yang kemudian Adipati (dux) Bourgogne adalah Richard dari Wangsa Ardennes-Verdun, yang wilayah adipatinya dibuat dari penggabungan beberapa kadipaten sedaerah Kerajaan Provence yang merupakan milik saudaranya Boso.
Keturunan dan kerabatnya oleh pernikahan memerintah adipati tersebut sampai pencaplokannya lebih dari seabad kemudian oleh takhta Prancis, raja mereka.
Pada tahun 1004, Bourgogne dicaplok oleh raja Kapetia. Otte Guillaume terus memerintah yang nantinya disebut sebagai Kadipaten Bebas Bourgogne. Keturunannya membentuk Wangsa Ivrea lainnya.
Robert (1004–1016) (juga Raja Prancis sebagai Robert II)
Henri I (1016–1032) (juga Raja Prancis sebagai Henri I)
Jean II dari Prancis, raja Valois kedua, yang berhasil mengklaim Kadipaten itu setelah kematian Philippe I, adipati Kapetia yang terakhir. Jean kemudian memberikan Kadipaten kepada putra bungsunya Philippe II sebagai apanase.
Meskipun Kadipaten Bourgogne itu sendiri di tangan Prancis, Habsburg tetap di dalam kendali gelar Adipati Bourgogne dan bagian-bagian lain Cercle de Bourgogne, terutama Negara-negara Bawah dan Kadipaten Bebas Bourgogne di dalam Kekaisaran Romawi Suci. Mereka kerap menggunakan sebutan Bourgogne yang ditujukan kepada (antara lain di dalam nama Lungkungan Kerajaan yang dikelompokkan kedalamnya), sampai akhir abad ke-18, ketika Belanda Austria kalah kepada Republik Prancis. Habsburg juga terus mengklaim Bourgogne tepat sampai Perjanjian Cambrai pada tahun 1529, ketika ia menyerahkan klaim mereka sebagai ganti pengakuan Prancis kedudukan kerajaan atas Flandria dan Artois.
Maximilian I (1477–1482 dengan istrinya; wali 1482–1494)
Gelar tersebut secara singkat diklaim oleh Raja Felipe V dari Spanyol (Felipe VIII) dari Wangsa Bourbon antara tahun 1700–1706 ketika suksesi tahta Spanyol diperselisihkan antara wangsa-wangsa Habsburg dan Bourbon.