Ala
Ala adalah makhluk mitologis yang diceritakan dalam cerita rakyat dari negara Bulgaria, Makedonia Utara, dan Serbia. Ala dianggap oleh masyarakat setempat sebagai setan cuaca buruk yang tujuan utamanya adalah mengumpulkan semua awan-awan hujan penghasil hujan es untuk diturunkan di ladang atau kebun anggur kemudian menghancurkannya dan menjarahnya. Selain itu, Ala merupakan makhluk yang sangat rakus, makhluk ini juga suka memakan anak-anak, meskipun kerakusan mereka tidak terbatas pada Bumi, makhluk ini juga diyakini masyarakat mencoba melahap Matahari atau Bulan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya gerhana matahari ataupun gerhana bulan, dan kejadian itu berarti akhir dari dunia jika makhluk tersebut berhasil. Ketika orang-orang menemukan ala maka kesehatan mental atau fisik mereka, atau bahkan kehidupan mereka berada dalam bahaya besar, namun hal tersebut tidak akan terjadi jika mendekatinya dengan rasa hormat dan mempercayainya. Ketika mempunyai hubungan yang baik dengan ala maka hal tersebut sangat bermanfaat, karena makhluk tersebut juga dapat membuat seseorang kaya dan menyelamatkan hidup mereka di saat-saat sulit.[1][2] Etimologi
Menurut para peneliti Serbia Marta Bjeletic, ala atau hala berasal dari kata benda xala di Proto-South-Slavic atau dialek Proto-Slavic dimana bahasa-bahasa Slavia Selatan muncul (x dalam xala mewakili friktif velar tanpa suara). Kata benda itu berasal dari akar Proto-Slavik xal-, yang artinya adalah kemarahan elemen-elemen yang ada di alam. Kata tersebut juga kemungkinan serumpun dalam bahasa Kashubia. hala dalam bahasa Kashubia artinya ialah makhluk yang besar atau benda besar.[3] Nama iblis dalam bahasa Serbia standar ialah Ala. Sementara itu kalau dalam bahasa Bulgaria yang memakai dialek serbia maka Ala menjadi Hala.[2] Makhluk mitologiKelompok masyarakat etnis Slavia mempercayai dan menganggap beberapa mahluk mitologi tersebut ada. Untuk makhluk mitologi yang bernama Ala ini, masyarakat yang berasal dari Bulgaria, Makedonia dan Serbia manganggap Ale sebuah makhluk yang istimewa. Di sisi lain, kelompok Slavik lainnya juga memiliki setan cuaca buruk menurut mitologi mereka, terutama bagi masyarakat yang berdiam di Slavia Timur. Mereka menamainya dengan sebutan seorang penyihir. Penyihir ini bernama Baba Yaga. Penyihir tersebut dapat dibayangkan sebagai wanita bertubuh raksasa dengan hidung besar, gigi besi, dan dagu yang menonjol. Penyihir tersebut juga dipercaya bahwa dia dapat memakan anak-anak, serta kehadirannya akan mendatangkan badai dan cuaca yang dingin. Istilah baba dapat ditemukan dalam adat, kepercayaan, dan toponim dari semua kelompok Slavik, biasanya dapat di lihat dari situasi dan kondisi alam seperti angin, kegelapan, dan hujan. Hal ini membuat beberapa pemuka masyarakat setempat percaya bahwa adanya setan atau penyihir yang disebut Baba dapat dikaitkan dengan datangnya cuaca buruk. Selain Baba, masyarakat di Slavia lainya juga memiliki nama setan nya tersendiri seperti Vlva dan Larnia. Kesemua nama mahkluk tersebut mempunyai sifat dan ancaman yang diberikan yang sama dengan mahluk yang bernama Ala atau Ale (jamak).[1] Akibat yang ditimbulkanMakhluk Ala atau Ale memberikan kehancuran terhadap tanaman. Ale terutama menghancurkan tanaman yang tumbuh di ladang, kebun anggur, dan kebun-kebun lainnya dengan cara mendatangkan awan serta hujan es dari atas kepalanya. Peristiwa ini biasanya terjadi selama paruh pertama musim panas tepatnya ketika tanaman gandum matang. Ale juga diyakini memakan hasil panen serta menyita hasil panen dari sebuah desa dan memindahkannya ke tempat lain dengan menggunakan telinga mereka yang besar, sehingga membuat beberapa desa menjadi miskin, sedangkan desa yang lainnya yang dijadikan tempat pemindahan makanannya tersebut jadi kaya. Kejadian tersebut menjadikan sebuah alasan mengapa wilayah Aleksandrovac, sebuah wilayah yang berada di Serbia tengah, begitu subur. Hal tersebut disebabkan karena di sanalah ale menyimpan barang hasil rampasan mereka. Ale juga dapat menelusuri semua ladang-ladang dan kemudian menggagalkan hasil panen tanaman atau yang lebih buruk lagi, yakni nya menghilangkan kesuburan ladang. Selain itu, mereka juga meminum susu dari domba, kejadian tersebut terjadi ketika langit telah bergemuruh. Ale juga memiliki kekuatan yang besar, seperti ketika datangnya badai maka pohon-pohon bertumbangan. Kejadian tersebut membuat orang-orang percaya bahwa ala yang telah melakukannya. Ketika orang-orang melihat hujan es dan petir akan datang maka mereka juga beranggapan bahwa Ala akan datang juga. Untuk itu mereka tidak hanya diam. Mereka melakukan segala upaya untuk mengusirnya, salah satunya dengan sihir. Di wilayah Pomoravlje, sihir ini menggunakan mantra-mantra antara lain dengan menyebut Smiljana, Kalina, Magdalena, Dobrica, Dragija, Zagorka. Salah satu mantra yang digunakan ketika sudah melihat awan dari hujan es ialah Maate paletinke.[3][4] Kejadian di beberapa negaraMasyarakat di wilayah Gruza tepatnya di Serbia bagian tengah menyakini bahwa ala itu tidak terlihat, tetapi ia dapat didengar desisnya yang kuat bergema di dalam awan hujan es yang gelap. Meraka menganggap bahwa bentuk makhluk tersebut menyerupai naga atau ular seperti iblis yang terhubung dengan angin, dan badai serta awan hujan es. Di Bulgaria, petani melihat ala yang mengerikan dengan sayap besar dan ekor tebal serta melihat pedang di dalam awan gelap. Ketika ala mendatangi desa dan penduduk setempat, penduduk desa mengintip dari bilik rumah mereka ke langit dengan berharap melihat elang kekaisaran muncul di sana. Mereka percaya bahwa burung elang yang dengan salib di punggungnya dapat mengusir ala dan awan hitam dari ladang-ladang mereka. Selanjutnya, di Bulgaria timur, ala tidak muncul dalam wujud dalam awan, tetapi mereka muncul di kejadian angin yang kencang dan angin puyuh. Kemudian, di daerah lain di Bulgaria, ala tersebut terlihat berwujud sebagai banteng dengan tanduk yang besar, berwujud awan hitam, kabut gelap serta berbentuk monster seperti ular dengan enam sayap yang memiliki dua belas ekor. Makhluk Ala tersebut diperkirakan menghuni daerah pegunungan terpencil atau gua, di mana ia mendatangkan cuaca buruk. Dalam tradisi Bulgaria, badai petir dan awan hujan es ditafsirkan sebagai pertempuran antara naga atau elang yang baik dengan ala yang jahat.[5][6][7] Orang-orang Serbia di Kosovo percaya bahwa ala tersebut menurunkan ekornya ke tanah dan menyembunyikan kepalanya di awan. Siapa pun yang melihat kepalanya langsung menjadi gila. Dalam relief tinggi yang diukir di atas jendela gereja biara Visoki Decani, seekor elang menggenggam seekor ular seperti ular naga, sementara seekor elang memandang kearah ular tersebut. Menurut deskripsi dari Serbia timur, ala adalah makhluk yang sangat besar dengan tubuh ular dan kepala kuda. Pendapat yang sangat umum adalah bahwa ala adalah saudara perempuan naga, dan kurang lebih mirip dengannya. Dalam mantra dari Serbia timur, ala tersebut digambarkan sebagai ular berkepala tiga.[8][9] Referensi
|