Istilah Zaman Kegelapan Kamboja, juga Periode Pertengahan[1] atau Isolasionisme Kamboja merujuk kepada era dalam sejarah dari awal abad ke-15 sampai 1863, tahun yang menandai permulaan Protektorat Kamboja Prancis.
Perjuangan Kamboja untuk bangkit, 1432–1863
Kontak Pertama dengan Dunia Barat
Rujukan mengenai Kamboja pertama dalam dokumen-dokumen Eropa adalah pada 1511 oleh Portugis. Raja Ang Chan (1516–1566), salah satu dari beberapa penguasa Khmer terbesar pada periode pasca-Angkorian, memindahkan ibu kota dari Phnom Penh ke Lovek. Para Penjelajah Portugis dan Spanyol yang berkunjung ke kota tersebut, yang terletak di tepi Tonle Sab, sebuah sungai di utara Phnom Penh, menyatakan bahwa tempat tersebut sejahtera. Pada akhir abad keenam belas dan awal abad ketujuh belas, Lovek dibanjiri komunitas perdagangan asing Tionghoa, Nusantara, Melayu, Jepang, Arab, Spanyol, dan Portugis. Pada abad tersebut, mereka menjalin hubungan dengan Inggris dan Belanda.
Pada masa tersebut (1555-1556), bruder Portugis Gaspar da Cruz melakukan upaya pertama untuk memperkenalkan Kekristenan di negara tersebut. Menurut catatannya sendiri, upayanya sangat gagal karena kepercayaan "Bramene" yang kuat dari raja dan kelas pemerintahan.[2]
Perang Kamboja-Belanda
Di Sungai Mekong, bangsa Kamboja mengalahkan Perusahaan Hindia Belanda dalam sebuah perang laut dari tahun 1643-44 dengan 1,000 korban tewas dari pihak pasukan Kamboja, dan 156 korban tewas dari 432 prajurit pihak Belanda dan beberapa kapal perang Belanda jatuh ke tangan Kamboja.[3][4][5][6][7] Duta Besar Perusahaan Hindia Belanda terbunuh bersama dengan Pierre de Rogemortes.[8]