Kaisar Tang Xuanzong (Hanzi: 唐玄宗) (8 September 685 – 3 Mei 762), juga dikenal sebagai Kaisar Tang Ming (Hanzi: 唐明皇; Pinyin: Táng Mínghuáng), nama pribadi Li Longji (李隆基), dikenal sebagai Wu Longji (武隆基) dari 690 hingga 705, adalah kaisar dinasti Tang ke-7. Ia berkuasa dari tahun 712 hingga 756. Era kekuasaannya yang berlangsung selama 43 tahun merupakan yang terpanjang di Dinasti Tang. Pada awal kekuasaannya, ia dianggap sebagai pemimpin yang rajin dan cerdas. Kaisar Xuanzong juga dianggap membawa dinasti Tang ke puncak kekuasaan.
Walaupun begitu, ia disalahkan karena terlalu mempercayai Li Linfu, Yang Guozhong, dan An Lushan pada akhir kekuasaannya, sehingga meletuslah Pemberontakan Anshi.[6] Peristiwa ini menjadi titik balik kemunduran Dinasti Tang.
Latar belakang
Li Longji lahir di Luoyang pada tahun 685, pada periode pertama masa pemerintahan ayahnya, Kaisar Ruizong. Ibunya adalah seorang selir dari marga Dou. Dikatakan bahwa Li Longji muda adalah seorang anak yang tampan dan berbakat dalam hal musik.[7] Dia memiliki dua kakak lelaki, Li Chengqi yang merupakan anak dari Permaisuri Liu dan Li Chengyi (李成義). Dia juga memiliki tiga adik laki-laki, Li Longfan (李隆範), Li Longye (李隆業), dan Li Longti (李隆悌).[8]
Awal kehidupan
Pada tahun 690, Ibu Suri Wu, ibu Ruizong, mengambil alih pemerintahan secara resmi dan naik tahta sebagai Maharani (kaisar wanita) dengan nama Wu Zetian. Wu Zetian menyatakan berdirinya Dinasti Zhou, menghentikan masa pemerintahan Dinasti Tang yang didirikan keluarga Li. Sang Maharani juga mengubah marga anak keturunannya dari Li menjadi Wu, termasuk Li Longji sendiri yang kemudian menjadi Wu Longji. Pada masa ini, Ruizong diturunkan kedudukannya menjadi putra mahkota. Pada tahun 692, Wu Longji diperkenankan untuk tinggal di luar istana.[7] Pada tahun 693, Wei Tuan'er yang merupakan dayang kepercayaan Wu Zetian mendakwa Putri Liu dan Selir Dou melakukan praktik sihir untuk melawan Wu Zetian, menjadikan mereka berdua dihukum mati. Kedua jasadnya mereka tidak pernah ditemukan.[9]
Pada tahun 705, kudeta berhasil mengakhiri kekuasaan Wu Zetian dan paman Li Longji, Zhongzong kembali duduk di tahta dan mengembalikan masa kekuasaan Dinasti Tang. Pada masa ini, Li Longji dinobatkan sebagai wakil menteri persediaan militer (衛尉少卿, Weiwei Shaoqing). Pada tahun 708, dia ditetapkan sebagai sekretaris umum di Perfektur Lu. Pada tahun 710, dia dipanggil kembali ke ibu kota Chang'an untuk mendampingi Kaisar Zhongzong dalam melakukan ritual pengorbanan kepada langit dan bumi. Ketika Li Longji kembali ke Chang'an, dia menghabiskan waktu untuk mempererat hubungan dengan kepala penjaga istana karena percaya bahwa Permaisuri Wei akan melakukan makar terhadap Dinasti Tang.[10]
Pemberontakan
Kaisar Zhongzong mangkat mendadak pada musim panas 710 dan salah satu putranya yang masih muda, Li Chongmao naik tahta. Sebagai janda istri utama Zhongzong dan ibu tiri kaisar muda, Wei, kini sebagai ibu suri, berperan sebagai wali kaisar. Sebenarnya para pejabat memberikan nasihat agar Ibu Suri Wei naik tahta sebagai Maharani seperti Wu Zetian, dan putrinya, Li Guo'er Putri Anle, dinobatkan sebagai putri mahkota. Namun salah satu pejabat, Cui Riyong, membocorkan rahasia tersebut kepada Li Longji. Bersama Putri Taiping dan anaknya, Xue Chongjian (薛崇簡), juga dengan beberapa pejabat melakukan tindakan terlebih dahulu.
Pada tanggal 21 Juli, kelompok Li Longji mengadakan pemberontakan. Kerabat Ibu Suri Wei yang tergabung dalam satuan penjaga istana dibunuh. Ibu Suri Wei sendiri panik dan pergi ke markas penjaga, tetapi dia justru dipenggal di sana. Putri Ibu Suri, Li Guo'er, dan para pendukung Ibu Suri, baik para dayang maupun pejabat, juga turut dibunuh dalam pemberontakan. Jasad Ibu Suri Wei sendiri kemudian dipertontonkan di pinggir jalan. Atas saran Putri Taiping, Li Longji, dan Li Chengqi, Li Dan (Ruizong) naik tahta untuk kedua kalinya.