Widodaren adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Desa ini terdapat makam petilasan Jaka Tarub yang berada dipinggir jalan desa Widodaren. Nama Widodaren sendiri diambil dari kata widodari yang bermakna bidadari seperti yang diceritakan dalam legenda Jaka Tarub dan 7 bidadari.
Desa Widodaren juga mempunyai peninggalan objek purbakala berupa Arca Banteng yang terletak di Dusun Siwalan serta Arca Tangis yang terletak di Hutan KPH Widodaren.
Fasilitas sarana dan prasarasa yang ada di Desa Widodaren meliputi Puskesmas Induk Widodaren, Pasar Induk Widodaren, SMP Katolik Wijaya Widodaren, Masjid Besar Al-Kirom, Gereja Katolik Santo Antonius Widodaren, Gua Maria. SMPK Wijaya yang terletak di desa ini telah melahirkan 5 Imam Katolik (2 CM dan 3 Projo) dan banyak alumni sukses yang merantau di kota-kota besar di Indonesia.
Di Desa Widodaren juga terdapat banyak warung makan baik angkringan maupun warung makan lesehan. Dari semua warung yang ada di Desa Widodaren, warung makan "Sumber Karahayon" yang terletak di pinggir hulu Sungai Ketonggo dan dikelola oleh Stephanus Deden Egik Setiawan sangat terkenal dan banyak disinggahi oleh masyarakat baik untuk melepas penat maupun sebagai tempat kumpul kawula muda Widodaren serta ramai dikunjungi oleh pemuda dari Desa Widodaren san sekitarnya untuk bermain billyard karena letaknya yang strategis serta tempatnya yang teduh di pinggir jalan raya Genenbillyard dan di warung ini juga terkenal dengan rica-rica biawak,luak.
Pada malam hari di Warung Sumber Karahayon sering digunakan untuk musik corner koplo yang mana mengcover lagu-lagu dangdut dan dinyanyikan bersama alunan kendang kempul.
Batas-batas wilayah Desa Widodaren: