Untuk kegunaan lain, lihat
Wei.
Wei (;[1] Hanzi: 魏; Pinyin: Wèi; Tionghoa kuno: *N-qʰuj-s) adalah sebuah negara Tiongkok kuno yang pernah berdiri pada Periode Negara Perang. Wilayahnya diapit oleh Negara Qin dan Qi. Awalnya ibu kota negara ini terletak di kota Anyi, tetapi kemudian dipindah ke Daliang (kini dikenal dengan nama Kaifeng) pada masa kekuasaan Raja Hui dari Wei untuk menghindari ancaman dari Qin. Semenjak itu, Negara Wei juga dikenal dengan sebutan Liang (Hanzi: 梁; Pinyin: Liáng).
Menurut sumber sejarah yang ada, dinasti penguasa Wei dapat ditilik kembali ke seorang anggota keluarga kerajaan pada masa Dinasti Zhou, yaitu Gao, Adipati Bi (畢公高), yang merupakan anak Raja Wen dari Zhou. Setelah Bi dihancurkan oleh kelompok Xion, Bi Wan (畢萬) melarikan diri ke Jin dan menjadi salah satu abdi di istana Adipati Xian. Berkat keberhasilan ekspedisi militernya, Bi Wan diberi kuasa atas wilayah Wei.
Menjelang akhir Zaman Musim Semi dan Gugur, pendiri Wei, Zhao, dan Han sama-sama menyerang dan kemudian membagi-bagi wilayah Jin pada tahun 453 SM. Raja Weilie dari Zhou mengakui perubahan ini pada tahun 403 SM dengan mengangkat penguasa ketiga negara tersebut menjadi "Hou". Negara Wei sendiri mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan dua penguasa pertamanya, Wei Wen Hou dan Wei Wu Hou. Penguasa ketiganya, Wei Hui Hou, menyatakan dirinya sebagai Raja Hui dari Wei dan memusatkan perhatian pada pembangunan ekonomi, termasuk proyek irigasi di Sungai Kuning. Ia merasa bahwa negara Qin di barat merupakan negara yang lemah dan lahannya tandus. Ia berupaya menaklukan wilayah timur yang lebih kaya akan sumber daya alam. Namun, kekalahan Wei dalam Pertempuran Maling pada tahun 341 SM menghambat ambisi Wei, sementara kekuatan Qin terus bertambah.
Negara Wei pada akhirnya menyerah kepada Qin pada tahun 225 SM setelah Jenderal Qin Wang Ben mengalihkan aliran Sungai Kuning ke Daliang dan menghancurkan ibu kota Wei.
Catatan kaki