Vihara Drepung (Wylie: 'bras spungs dgon [1]), yang secara harafiah berarti vihara “Lumbung Padi”,[2][3] berada dikaki Gunung Gephel, satu dari vihara universitas Gelukpa "Tiga Agung" di Tibet.
Kedua lainnya adalah Ganden dan Sera. Drepung merupakan yang terbesar dari seluruh vihara-vihara di Tibet, dan sebagai puncaknya adalah sebagai vihara terbesar dari seluruh kepercayaan di dunia. Vihara ini didirikan pada tahun 1416 oleh Jamyang Chojey,[4] murid dari Je Tsongkhapa, pendiri aliran Gelukpa. Berada di gunung Gambo Utse, 5 kilometer sebelah barat kota Lhasa.
Setelah kunjungannya pada tahun 1936-1937 ke Tibet, Freddie Spencer Chapman melaporkan bahwa Drepung pada saat itu merupakan vihara terbesar di dunia, yang menjadi tempat tinggal 7.700 bhikkhu, "tapi sering kali mencapai jumlah 10.000 bhikkhu."[5]
Sejarah
Drepung dikenal oleh taraf pengajaran akademisnya yang tinggi, dan disebut sebagai Nalanda dari Tibet, sebuah referensi kepada universitas Buddhis terbesar di India.
Pada catatan terdahulu tertulis adanya dua pusat kekuatan di Drepung: yang disebut sebagai ruang bawah (Zimkhang 'og ma)[6] berhubungan dengan Dalai-Lama -yang akan datang, ruang atas (Zimkhang gong ma) yang berhubungan dengan keturunan dari Sonam Drakpa, seorang guru terkenal yang meninggal dunia pada tahun 1554.[7] Tempat untuk para Dalai Lama di vihara Drepung disebut Ganden Phodrang, dibangun pada tahun 1518 oleh Gendun Gyatso Palzangpo (1476-1541), yang menurut silsilah dikenal dan dianggap sebagai Dalai Lama ke-2.
Gyatso Palzangpo atau dikenal juga dengan sebutan Gendün Gyatso (1476-1541) diteruskan oleh Penchen Penchen Sönam Drakpa (1478-1554) pada tahun 1535 sebagai pemimpin Drepung, keduanya merupakan figur utama dari sejarah tradisi Geluk. Pada saat penahbisan Sönam Drakpa sebagai Pimpinan di Drepung (Drepung Tri), ia sudah merupakan seorang guru Geluk yang terkenal. Ia juga telah memimpin di Ganden (Ganden Tri) dan dianggap sebagai pemikir Geluk yang penting dan sarat ilmu pada masanya. Penerusnya tidak lain adalah Sönam Gyatso (1543-1588), seorang Lama yang akan menerima jabatan resmi sebagai Dalai Lama ke-3 (Talé Lama Kutreng Sumpa).
Sebelum meninggal dunia pada tahun 1554, Sönam Drakpa mendirikan tempat administrasinya sendiri, Ruang Atas (Upper Chamber - Zimkhang Gongma), diberi nama demikian karena tempatnya di bagian atas Drepung, dibawah halaman debat Ngakpa (Ngagpa Dratshang).
Pusat Penelitian Buddhisme di Tibet memberikan ubahan reputasi berikut kepada Penchen Sönam Drakpa: "bsod nams grags pa [ namaUtama ], paN chen bsod nams grags pa [ gelar ], khri 15 bsod nams grags pa [ gelarUtama ], rtses thang paN chen bsod nams grags pa [ gelar ], gzims khang gong ma 01 bsod nams grags pa [ gelar ], yang terakhir ini merujuk kepada Tempat di Ruang Atas yang didirikan pada tahun 1554.[8] Menurut TBRC, penerusnya merujuk kepada kediaman dari Zimkang Gongma adalah Sonam Yeshe Wangpo (1556-1592),[9] Sonam Gelek Palzang (1594-1615)[10] dan Tulku Dragpa Gyaltsen (1619-1656)[11] - berhubungan erat dengan cerita terkenal akan Dorje Shugden. (Sebagian mengatakan bahwa Drakpa Gyeltsen adalah reinkarnasi kedua dari Sönam Drakpa,[12] tetapi biasanya ia dianggap sebagai inkarnasi ke-4 dari Panchen Sonam Dragpa[13]). Sudah secara umum diterima bahwa Dragpa Gyaltsen adalah pemegang garis inkarnasi gzims khang gong ma ke empat. Menurut Pusat Penelitian Buddhisme Tibet gzims khang gong ma 04 grags pa rgyal mtshan merupakan "gelarUtama"-nya.[14] Karena pencarian reinkarnasinya telah dilarang, ia merupakan yang terakhir.
Freddie Spencer Chapman melaporkan bahwa pada akhir tahun 1930-an, Drepung telah dibagi menjadi empat sekolah, bhikkhu-bhikkhu dari masing-masing sekolah berasal dari berbagai daerah: "sebagian didukung oleh Khampa, lainnya oleh Orang Mongolia, dan seterusnya." Setiap sekolah diawasi oleh seorang bhikkhu kepala yang telah ditunjuk oleh Dalai Lama ke-13.[15]
Drepung sekarang ini terbagi menjadi tujuh sekolah besar: Gomang (sGo-mang), Loseling (Blo-gsal gling), Deyang (bDe-dbyangs), Shagkor (Shag-skor), Gyelwa (rGyal-ba) atau Tosamling (Thos-bsam gling), Dulwa (‘Dul-ba), and Ngagpa (sNgags-pa). Hal ini merupakan analogi yang berguna untuk melihat Drepung sebagai sebuah universitas setara dengan Oxford atau Sorbonne pada Abad pertengahan, bermacam-macam sekolah memiliki penekanan, aturan pengajaran, atau hubungan tradisi geografis yang berbeda-beda.
Sekarang ini populasi di vihara yang berada di Tibet lebih sedikit dengan hampir beberapa ratus bhikkhu saja, yang disebabkan oleh pembatasan populasi oleh pemerintah Cinta. Akan tetapi, institusi ini terus melanjutkan tradisinya dalam pengungsian dengan kampus-kampus di India Selatan pada Karnataka yang diberikan kepada komunitas Tibet dalam pengungsian oleh Perdana Menteri Nehru. Vihara di India sekarang ini menampung lebih dari 5.000 bhikkhu selibat, dengan sekitar 3.000 pada Drepung Loseling dan sekitar 2.000 lainnya di Drepung Gomang. Ratusan bhikkhu baru mendaftar setiap tahunnya, yang sebagian besar mengungsi dari Tibet.
Vihara Drepung ditutup oleh pihak berwajibCina pada tanggal 14 Maret2008, setelah protes yang dipimpin oleh para bhikkhu terhadap peraturan Cina berubah menjadi kekerasa dan tempat usaha, toko dan kendaraan bermotor dirampok dan dibakar. Pemerintah Cina menyatakan sebanyak 22 orang terbunuh dalam keributan ini, tetapi sumber-sumber di Tibet menyatakan jumlah yang lebih besar lagi. Vihara ini telah dibuka kembali pada minggu terakhir bulan Agustus setelah ditutup selama lima bulan.[17]
^(Inggris)Tibet, Tibet: A Personal History of a Lost Land. Patrick French. (2003) Alfred A. Knopf. New York City, p.240 (in quote from 13th Dalai Lama).
^(Inggris)Dialogues Tibetan Dialogues Han. Hannue. Quoting a monk at Drepung.