Ventilasi alami atau penghawaan alami merupakan proses pertukaran udara di dalam ruangan dengan udara di luar ruangan yang terjadi secara alami. Tujuan dari adanya ventilasi alami adalah untuk menyediakan udara menuju ruangan tertentu secara alami melalui perpindahan dan pertukaran udara. Fungsi ventilasi alami yang paling utama adalah untuk menjaga kesehatan manusia melalui penyediaan udara bersih, adanya kenyamanan melalui pengurangan panas dan pendinginan yang terstruktur melalui penyejukan lingkungan. Proses pertukaran udara melalui ventilasi alami menghasilkan perpindahan panas dengan cara konveksi. Pertukaran udara dan perpindahan panas menggunakan ventilasi alami bersifat berubah-ubah dan tidak menentu.[1]
Mekanisme
Proses penyejukan ruangan melalui ventilasi alami dilakukan dengan pembuangan panas secara terus-menerus sehingga panas di udara tidak menumpuk di dalam ruangan. Pembuangan panas dilakukan dengan menambah kecepatan aliran angin. Ventilasi alami akan menghasilkan sensasi sejuk ketika pertukaran udara berada pada kecepatan lebih dari 25 sentimeter tiap detik. Kondisi ini umumnya dibentuk melalui beberapa cara yang disesuaikan dengan kondisi dan letak bangunan. Ventilasi alami melalui pembuatan jendela dan lubang angin di bagian dinding dengan bukaan yang luas hanya berlaku pada bangunan yang memiliki pekarangan yang luas. Pembuatan jendela dan lubang angin sulit diterapkan di kawasan perkotaan dengan bangunan yang saling berdempetan. Kecepatan angin yang dihasilkan tetap rendah meski posisi jendela dan lubang angin sudah sangat tinggi.[2]
Referensi
- ^ Gunawan, B., dkk. (2012). Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia Jilid 2: Pedoman Teknis Desain (PDF). Jakarta: Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia. hlm. 28–29. ISBN 978-602-17264-2-6.
- ^ Nugroho, Agung Murti (2019). Rekayasa Ventilasi Alami untuk Penyejukan Bangunan sebagai Wujud Kecerdasan Dasar Arsitektur Nusantara. Malang: UB Press. hlm. 8–9. ISBN 978-602-432-932-7.