Dinding atau tembok adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Etimologi
Kata "dinding" berasal dari rumpun bahasa Austronesia yang awalnya merujuk pada sekat atau pembatas yang membagi suatu lingkup atau daerah, berbeda dengan "wall" dalam bahasa Inggris yang secara konseptualnya berarti penopang atau struktur penyangga atap.[1] Kesamaan kata dinding juga terlihat dalam bahasa Austronesia lain, seperti kata dinding, dínding, dingding, atau dindíing dalam bahasa Isneg, Kankanaey, Ifugaw, Bontok, Casiguran Dumagat, Pengasinan, Kampampangan, Tagalog, Aklanon, Hiligaynon, Cebuano, Binukid, Masakan, Ngaku Dayak, Iban, Simalur, Batak , Bali, Sasak, Mongondow, dan Dampelas yang semuanya berarti penyekat atau pemisah, tembok, tirai atau partisi.
Variasi dari kata dinding lainnya juga terlihat pada kata rinydiny dalam bahasa Itbayaten, zinzing dalam bahasa Itawis, lingling dalam bahasa Ayta Abellan , rinding dalam bahasa Tomboruwo, Murut, Ida'an. Begak, dan Supan. Kata dicing dalam bahasa Berawan, kata rindrin dalam bahasa Malagasi, dan liding dalam bahasa Kayan.
Untuk pengecualian, variasi kata dinding lainnya seperti diding dalam bahasa Ilokano berarti dinding suatu kendaraan, dedeng dalam bahasa Ifugaw terbatas pada dinding yang terbuat dari anyaman serat tumbuhan, rending dalam bahasa Manobo berarti menggantung tirai atau kain untuk menutupi cahaya atau menolak angin serta dinding dalam bahasa Kayan yang berarti menghalangi atau menutupi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kata dinding dalam bahasa Austronesia hampir semuanya memiliki rumpun atau akar kata yang sama yang berarti "menutupi" , "menghalangi" aau "menyekat"
Bahan penunjang dinding
Dempul (Putty)
Dempul adalah bahan dengan plastisitas tinggi , teksturnya mirip dengan tanah liat atau adonan , biasanya digunakan dalam konstruksi dan perbaikan rumah tangga sebagai penutup atau pengisi. Meskipun beberapa jenis dempul (biasanya yang menggunakan minyak biji rami ) berpolimerisasi perlahan dan menjadi kaku, banyak dempul yang dapat dikerjakan ulang tanpa batas waktu, berbeda dengan jenis pengisi lainnya yang biasanya mengeras dengan relatif cepat.
Pelamir (Spackling paste)
Dempul yang digunakan untuk mengisi lubang, retakan kecil, dan cacat permukaan kecil lainnya pada kayu, dinding kering, dan plester. Biasanya, pelamir terdiri dari plester gipsum dari kalsium sulfat terhidrasi dan lem.
Nat (Grout)
Cairan padat yang mengeras yang digunakan untuk mengisi celah atau sebagai penguat pada struktur yang ada. Nat umumnya merupakan campuran air, semen, dan pasir, dan digunakan dalam pengenatan bertekanan, memasang besi beton pada dinding pasangan bata, menyambung bagian beton pracetak, mengisi rongga, dan menyegel sambungan seperti antar ubin .
Cat (Paint)
Produk yang digunakan untuk melindungi dan memperindah (protective & decorative) suatu objek atau permukaan dengan melapisinya menggunakan suatu lapisan berpigmen maupun tidak berwarna (pernis).
Sampang (Varnish)
Sampang, pelitur atau pernis adalah lapisan atau film pelindung keras transparan bening . Biasanya warnanya kekuningan karena proses pembuatan dan bahan yang digunakan, tapi bisa juga berpigmen sesuai keinginan.
Lepa (Mortar)
Suatu campuran untuk merekatkan batu bata dsj. pada suatu pembangunan. Lepa dapat berupa campuran semen, pasir, kapur dll. yang mengisi celah antara batu-batu yang disusun menjadi sebuah bangunan. Warna dari lepa juga dapat berfungsi untuk memperindah bangunan.
Turap (Plaster)
Bahan bangunan yang digunakan sebagai pelapis perlindungan atau dekoratif untuk dinding dan plafon serta untuk mencetak elemen-elemen dekoratif.
Konstruksi pelengkap dinding
Pemalutan (Cladding) : penerapan satu bahan di atas bahan lain untuk menghasilkan kulit atau lapisan. Dalam konstruksi, pemalutan digunakan untuk memberikan tingkat isolasi termal dan ketahanan cuaca, dan untuk meningkatkan penampilan bangunan.
Insulasi (Insulation) : proses penyekatan atau penghambatan untuk mencegah perpindahan arus listrik, panas, bunyi, dan sebagainya dalam dinding.
Pelambar (Furring) : potongan kayu atau bahan lain yang diaplikasikan pada suatu struktur untuk meratakan atau meninggikan permukaan, untuk mencegah kelembapan, untuk memberikan ruang untuk insulasi, untuk meratakan dan melapisi kembali langit-langit atau dinding.
Konstruksi dinding
Jejaring kawat (Wiremesh) : Rangkaian baja tulangan ulir yang dibentuk seperti jejaring dengan baris dan kolom yang saling berpotongan.
Batu bata (Brickstone) : Bahan konstruksi yang digunakan untuk membangun dinding, trotoar, dan elemen lain dalam konstruksi pasangan bata yang terbuat dari tanah liat dan biasanya berwarna coklat kemerahan.
Bata ringan (Concrete block) : Jenis bahan bangunan ringan yang terbuat dari campuran beton, pasir dan gypsum yang dicetak dan dibentuk menyerupai balok batu bata, dan lebih ringan dari batu bata.
Beton (Concrete) : Bahan komposit yang terdiri dari agregat yang diikat dengan semen cair yang mengeras seiring waktu. Beton merupakan bahan kedua yang paling banyak digunakan di dunia setelah air ,dan merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan.
Semen (Cement) : Bahan pengikat , zat kimia yang digunakan untuk konstruksi yang mengeras , memadatkan , dan melekat pada bahan lain untuk mengikatnya. Semen jarang digunakan sendiri-sendiri, melainkan untuk mengikat pasir dan kerikil ( agregat ) menjadi satu.
Bekisting (Formwork) : Bahan yang digunakan sebagai cetakan pada struktur bangunan. Bahan baku pembuatan bekisting utamanya kayu, aluminium, dan baja.
Baja tulangan (Rebar) : batang baja yang berbentuk menyerupai jala baja yang digunakan sebagai alat penekan pada beton bertulang dan struktur batu bertulang untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan.
Angkur (Anchor bolt) : potongan besi bercagak atau paku besar untuk mengukuhkan berdirinya tiang rumah.
Ikatan cengam (Snap tie) : jenis pengikat logam atau plastik yang digunakan untuk menghubungkan dua panel bekisting yang berlawanan menjadi satu. Setelah beton mengeras, pengikat cengam dapat dilepas dari bekisting, meninggalkan lubang kecil atau "lubang pengikat" pada permukaan beton. Lubang-lubang ini kemudian diisi dengan bahan penambal untuk mendapatkan hasil akhir yang halus.
Titik cengam (Snap point) : Lokasi yang telah ditentukan pada bekisting tempat pengikat cengam dimasukkan dan diamankan. Biasanya ditempatkan secara berkala di sepanjang panel bekisting, tergantung pada ukuran dan konfigurasi dinding atau struktur yang sedang dibangun.
Kekakian (Footing) : Dasar dinding dan memberikan dukungan dan stabilitas dengan mendistribusikan berat dinding secara merata ke tanah.
Korok (Weep) : Lubang kecil yang memungkinkan air mengalir dari dalam rakitan suatu dinding.
Pelimpitan (Sheating) : Bahan penutup dinding luar suatu bangunan. Ini bertindak sebagai penghalang pelindung, menjaga terhadap kelembaban, angin, dan elemen lingkungan.
Pengedapan (Flashing) : Selembar bahan tipis dan kedap air yang digunakan untuk mencegah penetrasi atau rembesan air ke dalam bangunan dan untuk mengarahkan aliran kelembapan di dinding.
Belebas (Lath) : Potongan kayu berserat lurus yang tipis dan sempit yang digunakan di bawah sirap atau ubin atap, dinding atau langit-langit.
Beremban (Nogging) : Potongan penahan horizontal yang digunakan di antara tiang dinding atau balok lantai untuk memberikan kekakuan pada dinding atau lantai bingkai sebuah bangunan.
Kambi (Stud) : Baian rangka berulang vertikal pada dinding bangunan dengan penampang lebih kecil daripada tiang . Ini adalah elemen fundamental dalam pembuatan kerangka.
Anak kambi (Cripple) : Dinding tiang kayu pendek yang menutupi ruang rangkak di bawah lantai pertama.
Eksterior dinding
Lis lantai (Skirting) : Lis yang biasanya berupa papan kayu, MDF atau vinil yang menutupi bagian terendah dari dinding interior.