Nagari Uini memiliki wilayah yang lebih luas dan populasi yang lebih padat dibandingkan Nagari Lingkuang Aua. Masyarakat di Ujung Gading sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dengan hasil utama meliputi kelapa sawit, jagung, karet, dan kakao.
Penduduk asli Ujung Gading adalah etnik Minangkabau, namun sejak era Perang Padri, etnik Batak Mandailing juga menetap di sini. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Minangkabau dengan logat mirip Luak Agam dan Luak Limo Puluah, serta Bahasa Mandailing. Dari segi adat, masyarakat memadukan adat Minang dan Mandailing—misalnya, pernikahan menggunakan adat Minang, tetapi silsilah keluarga bisa mengikuti adat Mandailing atau Minangkabau.
Dalam hal marga, masyarakat Ujung Gading yang berasal dari etnik Minangkabau menggunakan suku-suku khas Minang, sementara masyarakat dari etnik Batak Mandailing memiliki marga seperti Nasution, Lubis, Rangkuti, Siregar, Batubara, dan lain-lain.
Letak geografis wilayah kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Utara diyakini sebagai pemicu beragamnya bahasa serta adat budaya di wilayah Pasaman Barat.