Ubaidillah bin Ali bin Abi Thalib al-Hasyimi al-Qurasyi (bahasa Arab: عبيد الله بن علي بن أبي طالب الهاشمي القرشي; meninggal 686) adalah putra dari Ali bin Abi Thalib yang termasuk pejuang pemberani.[1]
Silsilah
Silsilahnya adalah Ubaidillah bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay.[2] Ibunya adalah Laila binti Mas'ud berasal dari Bani Tamim dan silsilahnya adalah Laila binti Mas'ud bin Khalid bin Malik bin Rib'i bin Sulma bin Jandal bin Nahsyal bin Darim bin Malik bin Hanzhalah bin Malik bin Sa'ad bin Zaid Manah bin Tamim.[2][3] Ia adalah saudara kandung dari Abu Bakar bin Ali,[4] yang terbunuh bersama Al-Husain bin Ali, saudaranya yang lain di Karbala.[5]
Biografi
Ketika Abdullah bin az-Zubair menjadi khalifah, Ubaidillah bin Ali termasuk di antara orang-orang pertama yang berbaiat kepadanya.[6] Ia kemudian pergi dari Hijaz ke Kufah. Al-Mukhtar ats-Tsaqafi, penguasa Kufah saat itu, bertanya kepadanya apakah ia membawa surat dari Mahdi, yakni Muhammad bin Ali al-Hanafiyah saudara seayah Ubaidillah bin Ali.[2][a] Ubaidillah menjawab tidak dan Al-Mukhtar kemudian memenjarakannya selama beberapa hari lalu ia membebaskannya dan memerintahkan Ubaidillah bin Ali agar pergi darinya.[2] Ia kemudian melarikan diri ke Bashrah lalu pergi mendatangi adik Ibnu az-Zubair dan gubernurnya di sana, Mush'ab bin az-Zubair, dan paman dari pihak ibunya, Nu'aim bin Mas'ud.[2] Beberapa orang dari Bani Tamim kemudian mendatanginya dan menawarkan Ubaidillah untuk dibaiat sebagai khalifah sementara dia sendiri tidak menginginkannya. Ubaidillah kemudian meminta kepada mereka untuk tidak terburu-buru.[2] Ketika Mush'ab mendengar sikap sebagian orang dari Bani Tamim tersebut, ia memanggil Ubaidillah untuk menanyakan maksud mereka. Ubaidillah lalu bersumpah bahwa ia tidak menginginkannya dan Mush'ab menerima pengakuannya.[2][8]
Kematian
Mush'ab kemudian mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abbad al-Habathi untuk memerangi Al-Mukhtar dan pasukannya di daerah yang bernama Al-Madzar.[9] Ubaidillah termasuk di antara prajurit dalam pasukan tersebut dan terbunuh dalam Pertempuran Al-Madzar.[9][8] Al-Madzar sendiri adalah kota yang terletak di antara Wasith dan Bashrah.[10]
Catatan
^Al-Mukhtar menjuluki Muhammad sebagai Mahdi (terj. har.'orang yang diberi petunjuk'), yaitu pemimpin yang akan membebaskan umat Islam dari kezaliman dan menegakkan keadilan.[7]
^Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi. Biografi Ali bin Abi Thalib. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 2022-03-03.
^ ab(Arab) Dr. Abdel Salam al-Termanini, "Peristiwa sejarah Islam dalam urutan tahun: Bagian Pertama dari tahun 1 H sampai tahun 250 H", jilid pertama (dari tahun 1 H sampai tahun 131 H), Dar Thalas, Damaskus.