Tteokbokki
Pada awalnya, makanan ini berasal dari masakan istana Dinasti Joseon yang disebut gungjung tteokbokki. Pada waktu itu, masakan ini berupa huintteok yang dimasak dengan kecap asin dengan daging sapi, bagogari, kecambah, kacang hijau, peterseli, shiitake, wortel, dan bawang bombay. Rasanya jauh berbeda dari tteokbokki berbumbu cabai yang dikenal sekarang. Selain itu, tteok yang dipakai bisa terdiri dari 5 warna yang melambangkan Korea, yaitu merah, kuning, putih, hitam, dan biru.[1] SejarahBahan baku pembuatan tteokbokki yaitu tteok, diketahui telah dibuat sebelum periode Tiga Kerajaan Korea. Namun resep tteokbokki baru tercatat dalam sejarah pada buku berjudul Siui Jongseo. Buku ini ditulis pada periode akhir kekuasaan Dinasti Joseon.[2] Catatan lain pada masa Dinasti Joseon yang memuat tentang tteokbokki adalah buku berjudul Shingnyo Chanyo. Buku ini ditulis oleh Jeon Sunui pada tahun 1460 M sebagai catatan medis mengenai penyembuhan dengan makanan. Dalam buku ini, tteokbokki menjadi salah satu makanan yang digunakan dalam penyembuhan.[2] Setelah Perang Korea, tteokbokki pertama kali dijual kembali di kawasan Sindang-dong, Seoul. Penjualannya melalui kios-kios kecil yang kemudian menjadikan kawasan Sindang-dong sebagai pusat penjualan tteokbokki. Di kawasan ini, tteokbokki dijual dengan tambahan bumbu cabai.[butuh rujukan] Penjualan tteokbokki kemudian meningkat statusnya dari jajanan pinggir jalan menjadi waralaba makanan. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya permintaan tteokbokki di antara orang Korea. Tteokbokki juga menjadi terkenal karena budaya pop Korea yang makin dikenal luas di dunia. Budaya ini memperkenalkan elemen kehidupan yang menyertainya orang Korea termasuk soal makanan. Tteokbokki menjadi salah satu yang mudah diterima karena rasanya cocok dengan lidah banyak orang.[2] PenelitianSejak tahun 2009, Pemerintah Korea Selatan mendirikan Laboratorium Tteokbokki. Tujuannya untuk menjadikan tteokbokki sebagai produk internasional. Laboratorium ini mengadakan riset pasar, pengembangan saus dan kue beras, dan pengembangan metode memasak. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan agar tteokbokki sesuai dengan selera orang dari berbagai negara. Laboratorium Tteokbokki juga memasarkan tteokbokki dengan ejaan "Topokki" agar terlihat lebih ramah untuk pasar internasional. Proyek penelitian dan pengembangan ini telah mengusahakan pembuatan tteokbokki dari beras untuk menggantikan tepung. Penggantian bahan ini untuk lebih menunjukkan ciri khas makanan Korea.[2] Variasi
Kandungan GiziTteokbokki terbuat dari dua campuran utama, yakni kue beras (tteok) dan saus gochujang. Tepung beras sebagai bahan utama tteokbokki punya kalori cukup tinggi. Menurut FoodData Central, tteokbokki dari 100 gram tepung beras mengandung sekitar 359 kalori. Selain itu, ada sejumlah kandungan nutrisi lain dari kue beras ini.[3]
Tteokbokki biasanya dihidangkan bersama saus gochujang. Komposisi saus pedas khas Korea ini, meliputi air, gula, garam, cabai merah kering, bubuk bawang putih, dan minyak wijen. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 1 sendok teh (5 g) gochujang, antara lain[3]:
Tambahan kalori tteokbokki juga bisa berasal dari bahan lain, seperti odeng (fish cake), telur rebus, dan sayuran. Manfaat untuk KesehatanWalaupun kalorinya cukup tinggi, asalkan dikonsumsi dalam jumlah wajar, tteokbokki yang terbuat dari kue beras dan gochujang memiliki sejumlah manfaat kesehatan seperti berikut ini: Mencegah penyakit jantungTteokbokki menjadi salah satu jenis makanan pedas yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya melindungi dan menjaga kesehatan jantung. Gochujang yang terbuat dari bubuk cabai ini dipercaya juga dapat mencegah penyakit jantung. Sebuah penelitian dalam jurnal Nutrition & Metabolism melakukan pengujian terhadap pasien obesitas yang mendapatkan suplemen gochujang selama 12 minggu. Pasien yang mengonsumsi suplemen gochujang terbukti mengalami penurunan lemak perut dan kadar trigliserida yang menjadi faktor risiko penyakit jantung.[3] Membantu menurunkan berat badanTteokbokki dapat menjadi salah satu alternatif karbohidrat selain nasi karena memiliki kalori yang cukup tinggi. Sementara itu, sensasi pedas dari gochujang dalam tteokbokki juga bisa membakar lemak dan membantu penurunan berat badan Anda. Sebuah penelitian pada tikus dalam Journal of Food Science and Technology menunjukkan bahwa gochujang mampu menurunkan berat badan dan lemak tubuh. Senyawa kapsaisin dalam gochujang inilah yang dipercaya dapat meningkatkan pemecahan lemak di dalam tubuh.[3] Meningkatkan metabolismeSensasi panas dari kapsaisin juga dapat mempercepat metabolisme tubuh dan membantu menurunkan berat badan lebih cepat. Di samping itu, kapsaisin dipercaya memiliki efek termogenik, yang merangsang pengeluaran energi dan membakar kalori ekstra selama 20 menit setelah makan. Walaupun begitu, konsumsi tteokbokki tidak serta-merta membawa manfaat tersebut. Anda perlu mengimbanginya dengan diet sehat dan olahraga secara teratur.[3] Bahaya Tteokbokki (jika dikonsumsi berlebihan)Meski jumlah kalori tteokbokki tinggi, tidak serta-merta makanan ini berbahaya bagi kesehatan. Lagipula, tubuh membutuhkan karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi supaya bisa bekerja dengan baik dan mampu melakukan berbagai aktivitas. Akan tetapi, kalori tteokbokki yang tinggi juga berarti konsumsi makanan ini harus dibatasi. Kandungan natrium atau garam yang tinggi, terutama pada tteokbokki instan, juga wajib diwaspadai. Konsumsi natrium secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, seperti tekanan darah tinggi dan gangguan jantung.[4] Untuk memperoleh manfaat dan mengurangi risiko bahayanya, perhatikan beberapa tips dalam mengonsumsi tteokbokki berikut:[4]
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Tteokbokki.
|