8°28′48″S 115°23′03″E / 8.479969°S 115.384179°E / -8.479969; 115.384179
Timuhun adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Indonesia.[3]
Sejarah
Secara etimologi Timuhun berasal dari kata "Patemuan" (Bahasa Indonesia: pertemuan). Pertemuan ini disebut sebagai aufklarung, sebuah pertemuan agung dari keempat pihak kelompok penduduk yang berasal dari Kerajaan Gelgel, Gianyar, Bangli, serta dari Dalem Tarukan yang sebelumnya datang ke daerah ini untuk saling menyerang. Aufklarung memberikan penerangan terhadap keempat pihak atas kesalahpahaman diri masing-masing yang mengakibatkan pertempuran tersebut serta banyak korban yang berjatuhan. Pertemuan agung tersebut mengajak rakyat untuk mengintropeksi diri masing-masing serta menghayati kembali akibat peperangan yang telah berlangsung. Atas kesepakatan bersama pertemuan agung tersebut, rakyat berikrar untuk menghentikan peperangan untuk tidak mengadakan permusuhan lagi.
Menurut sumber data Babad Pasek dan Babad Pulasari, daerah ini sekarang disebut Desa Timuhun. Pada masa Kerajaan Gelgel merupakan medan pertempuran antara Kerajaan Gelgel dengan Kerajaan Dalem Tarukan. Raja yang berkuasa pada masa Kerajaan Gelgel masa itu adalah Raja Ketut Ngelesir. Kerajaan Tarukan yang dianggap musuh pada masa itu berlokasi di daerah Bangli, sekarang berada disebelah utara Desa Bangbang.
Dalam usahanya menjalin hubungan persahabatan dengan daerah-daerah tetangga, Raja mengutus dua orang bawahannya masing-masing, Kyayi Made Pasek Gelgel dan Sire Pande Kamasan untuk menghadap Dalem Tarukan. Dengan kedua utusan tersebut, Raja Gelgel bermaksud untuk mengutus dua Putra Dalem Tarukan menghadap ke Kerajaan Gelgel dengan maksud menjalin hubungan baik. Namun kedua Putra Dalem Tarukan salah sangka atas kedatangan kedua utusan tersebut, disangka kedatangan mereka sebagai musuh yang ingin menundukkan serta menguasai Dalem Tarukan.[4]
Demografi
Penduduk desa Timuhun sampai dengan tahun 2015 terdiri dari 2.057 laki-laki dan 1.880 perempuan dengan rasio jenis kelamin manusia senilai 109.[1]
Referensi
Pranala luar