The Pelican Brief (novel)


The Pelican Brief
Berkas:Sampul pelican brief.jpg
Sampul cetakan pertama
PengarangJohn Grisham
PenerjemahHidayat Saleh
Negara Amerika Serikat
BahasaIndonesia
GenreNovel
PenerbitPT. Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit
1994
Jenis mediaCetakan
Halaman620 halaman
ISBNISBN 9795119729

The Pelican Brief (bahasa Indonesia: Ringkasan kasus Pelikan) adalah sebuah novel thriller penuh ketegangan yang berkaitan dengan konspirasi, pengadilan, burung pelikan, pengacara dan seputar masalah hukum. Ditulis oleh penulis berkebangsaan Amerika, John Grisham pada tahun 1992.[1] Ini adalah novel ke-tiganya setelah A Time To Kill (1989) dan The Firm (1991). Edisi hardcover novel tersebut diterbitkan pertama kali oleh penerbit Amerika, Doubleday pada tahun yang sama. Sementara dua edisi yang lain yang di cetak dengan kertas paperback diterbitkan oleh penerbit Dell Publishing pada tahun 1993. Di Indonesia novel tersebut diterbitkan oleh perusahaan penerbitan PT Gramedia Pustaka Utama[2] dengan cetakan pertama dirilis pada bulan Maret 1994.[3] Sebuah film adaptasi dari novel ini dirilis oleh perusahan film Amerika, Warner Bros. pada tahun 1993[4] dengan disutradarai oleh Alan J. Pakula dan dibintangi oleh aktris Pretty Woman, Julia Roberts yang berperan sebagai seorang mahasiswi hukum bernama Darby Shaw dan aktor peraih piala Oscar, Denzel Washington yang memerankan tokoh reporter koran Washington Herald bernama Gray Grantham.[5] Film tersebut menjadi film box office dan meraih total pendapatan sebesar lebih dari $ 195 juta di seluruh dunia.[6]

Adapun tema thriller hukum yang diangkat dalam novel ini menceritakan tentang, dua orang hakim agung Amerika yang dibunuh secara sadis di ibu kota Amerika Serikat, Washington DC. Pembunuhnya lolos tanpa jejak. Tidak ada petunjuk sedikitpun mengenai pembunuhan tersebut, siapa dalang di balik peristiwa itu dan apa latar belakangnya.

Sementara itu, di kota New Orleans, seorang mahasiswi hukum bernama Darby Shaw membuat analisis mengenai kasus tersebut. Semuanya hanya berdasarkan dugaan brilian dan perkiraan saja, tetapi bagi pihak-pihak tertentu di Washington, analisis Darby Shaw yang kemudian dikenal sebagai "Ringkasan kasus Pelikan" (bahasa Inggris: The Pelican Brief) merupakan kejutan besar yang membahayakan. Dan tiba-tiba Darby mendapati dirinya dan termasuk orang-orang yang dekat dengan dirinya diburu oleh seseorang yang telah melakukan kejahatan besar dan tak ingin rahasianya terbongkar.

Alur

Cerita ini dimulai dengan pembunuhan sadis atas dua orang hakim agung Amerika Serikat. Hakim Rosenberg, seorang yang berpandangan Liberal dibunuh di kediamannya saat seorang Demokrat, hakim Jensen dibunuh di dalam sebuah bioskop yang biasa memutar film bagi kaum gay di Washington. Situasi diseputar kematian tersebut, termasuk berita kematiannya itu sendiri, membuat terkejut dan bingung seluruh masyarakat Amerika secara politis.

Darby Shaw, seorang mahasiswi hukum dari Universitas Tulane di New Orleans, melakukan penelitian atas berkas-berkas dari hakim Rosenberg dan hakim Jensen, sebagaimana kasus-kasus yang belum selesai di Mahkamah Agung. Dia menduga bahwa sebenarnya latar belakang pembunuhan tersebut bukanlah menyangkut masalah politik, tetapi hanyalah soal keserakahan. Ia menulis sebuah Ringkasan kasus hukum (bahasa Inggris: a brief) yang berspekulasi bahwa pembunuhan kedua hakim agung tersebut dilakukan atas nama seorang konglomerat perminyakan Amerika bernama Victor Mattiece. Dimana sang konglomerat berupaya melakukan pengeboran minyak di wilayah Lousiana, Amerika yang terdapat rawa-rawa. Sementara kawasan rawa-rawa tersebut adalah merupakan kawasan habitat utama bagi spesies burung Pelikan yang terancam punah. Dalam penelitiannya, Derby Shaw menemukan sebuah berkas pengajuan banding di pengadilan untuk memperoleh hak guna kawasan, yang diajukan atas nama Victor Mattiece. Pengajuan banding tersebut bertujuan membuka jalan ke Mahkamah Agung.

Dua hakim agung yang terbunuh tersebut termasuk pemerhati lingkungan - walaupun hanya sebatas pandangan umum - karena itulah Derby menduga bahwa Victor Mattiece, yang memiliki hubungan bisnis dengan Presiden Amerika, berharap bisa mengubah kasus hukum mengenai kawasan rawa-rawa habitat burung Pelikan tersebut menjadi menguntungkan dirinya dengan cara melakukan pembunuhan terhadap kedua hakim tersebut. Terbunuhnya hakim agung akan memaksa presiden untuk menunjuk hakim agung baru, yang tentu saja lebih mungkin dapat diatur agar menguntungkan bagi Victor Mattiece. Derby menunjukkan Ringkasan kasus hukumnya tersebut, yang kemudian dikenal sebagai "Ringkasan kasus Pelikan" (bahasa Inggris: The Pelican Brief), kepada kekasih sekaligus dosen hukumnya, Profesor Thomas Callahan. Sang profesor lalu membawa ringkasan kasus tersebut ke seorang pengacara FBI (bahasa Inggris: Federal Bureau of Investigation) (Biro Penyelidikan Federal) bernama Gavin Verheek. Kedua orang tersebut tiba-tiba saja terbunuh secara mengenaskan.

Karena takut ia akan menjadi target selanjutnya, Darby Shaw melarikan diri dan bersembunyi ke tempat yang dia rasakan aman. Dalam pelariannya, ia beberapa kali melakukan penyamaran, tetapi tetap saja ia hampir terbunuh. Akhirnya ia menghubungi seorang reporter dari koran The Washington Post bernama Gray Grantham. Reporter itu percaya pada cerita Darby dan kemudian berkomitmen untuk membantu dalam pembuktian kebenaran dari Ringkasan kasus pelikan tersebut. Sementara itu, presiden melalui kepala staf gedung putih berupaya menutupi adanya hubungan khusus antara Gedung Putih dengan Victor Mattiece. Pihak FBI melakukan pencarian terhadap Darby untuk dimasukan dalam program perlindungan saksi demi memverifikasi ceritanya tersebut.

Akhirnya, Grantham memperoleh kesaksian dari dalam rekaman video yang didapat dari seorang pengacara anonim yang menyebut dirinya "Garcia" dimana dalam video tersebut Victor Mattiece tengah memerintahkan seseorang untuk melakukan pembunuhan terhadap kedua hakim agung, berikut dokumen yang merunjuk pada keterlibatan firma hukum Garcia, dimana firma hukum tersebut bekerja untuk Mattiece. Dengan bukti ini, Grantham dan Darby mendatangi pemimpin redaksi koran The Washington Post. Tak berapa lama cerita Darby Shaw yang ditulis reporter Gray Grantham dengan bukti-bukti terkait muncul dihalaman depan edisi koran tersebut. Kepala FBI, Denton Voyles sangat gembira membaca berita tersebut dan muncul di kediaman Victor Mattiece pagi harinya untuk menangkap sang konglomerat. Darby lalu tinggal di sebuah pulau terpencil di kepulauan Karibia dan bergabung dengan Grantham, yang setuju untuk tinggal disana selama setidaknya satu bulan.

Referensi

Pranala luar