Teuku Umar Ali
Drs. Teuku Umar Ali, SE (16 Oktober 1930 – 24 Maret 1992 adalah mantan Sekretaris Jendral Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Sebelumnya, ia merupakan Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1972 hingga tahun 1980 yang kemudian diberhentikan dengan hormat karena diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Brasil, merangkap Bolivia, Peru, dan Kolombia pada 1 September 1980 oleh Presiden Suharto.[1] Masa mudaLatar belakangT. Umar Ali, SE lahir di Peukan Bada (Aceh Besar) pada 16 Oktober 1930. Ia merupakan putra dari Almarhum Teuku Ali Basyah, seorang hakim pada Pengadilan Negeri Banda Aceh. Ibunya bernama Tjut Nyak Zainab yang meninggal ketika ia masih muda. Setelah kematian ibunya, ia menjadi dekat dengan neneknya dan ayahnya menikah kembali. Ia mempunyai lima orang saudara seorang wanita dan empat orang laki-laki, yakni: Almh. Cut Nyak Djariah yang merupakan istri dari Alm. Letnan Kolonel TNI (Purn.) Teuku Abdul Hamid Azwar, Alm. Teuku Abdurrachman SH yang bekerja di Kejaksaan Negeri Sumatera Selatan, Alm. Teuku Sofyan yang bekerja di Kejaksaan Negeri Tanjung Priok, Alm. Teuku Asnawi SH yang bekerja di Kejaksaan Negeri Bandung, dan Alm. Teuku Asmi yang bekerja di Pertamina Jakarta. Pendidikan dan pergaulanSebagai seorang keturunanan bangsawan Aceh, Umar Ali dikenal sangat merakyat. Perilakunya bersahabat, kata-katanya akrab, senyumnya mempesona, jati dirinya mengagumkan, humornya senantiasa mewarnai suasana sehingga menimbulkan nilai plus dalam pergualannya. Sesudah menyelesaikan pelajaran di HIS Banda Aceh pada tahun 1942, lalu meneruskan ke Sekolah Menegah Negeri Kutaraja, di kota yang sama. Di dalam kelas, ia telah memiliki jatidiri bahkan bakatnya telah menjadi konfigurasi dan spektrum kehidupan yang menawan. Ia bukan hanya disukai teman-teman, tetapi juga siswa yang disenangi guru-gurunya. Bagaimana akrab di dalam kelas, demikian pula ditengah-tengah masyarakatnya. Pada tahun 1946, ia melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat atas di Pematang Siantar. Belum sampai satu tahun menuntut ilmu di sekolah ini sudah terhenti karena berada di daerah pendudukan Belanda. Sambil menunggu didirikannya sekolah menengah tingkat atas, Umar Ali menjadi penghubung antara kaum republiken yang sedang berjuang saat itu, di Kota Medan. Kemudian pada tahun 1947 didirikanlah sekolah menegah tingkat atas walau sifatnya masih darurat, dan ia masuk ke sekolah ini sampai tahun 1950, bertepatan dengan resminya sekolah darurat tersebut menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri. Selanjutnya ia pergi ke Jakarta melanjutkan studi pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia. Baru di tingkat II, ia pindah ke Fakultas Ekonomi, dan lulus pada 24 Mei 1956. Sesuai dengan program dari The Ford Foundation dalam rangka Afiliasi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan University of California, Berkeley, Amerika Serikat, Umar Ali mendapat tugas belajar pada Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat dengan mengambil Spesialisasi Pembangunan dan Pengkreditan Pedesaan, pada tahun 1957 sampai 1959.[2] Selain pendidikan formal, ia pun mengikuti beberapa pendidikan informal, di antaranya adalah di Lembaga Pertahanan Nasional angkatan pertama pada tahun 1965. Di samping mengambil kursus bahasa Itali pada Kementerian Luar Negeri RI, ia juga turut serta dalam orientasi yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri RI guna persiapan Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1968. KeluargaTeuku Umar Ali, SE menikah pada tanggal 9 Februari 1957. Istrinya adalah seorang putri dari pahlawan nasional, Teuku Nyak Arif.[3] Putri yang dilahirkan pada tanggal 28 November 1934 di Banda Aceh ini bernama Tjut Arifah Nasri. Dari hasil pernikahannya, mereka dianugerahi dua orang putera dan empat orang puteri yang bernama Alm. Teuku Renaldi, Tjut Rifameutia yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia dan menikah dengan Hadar Nafis Gumay, Tjut Rifiandra yang merupakan menantu dari ekonom Sarbini Sumawinata, Alm. Teuku Refialdi yang merupakan mantan menantu dari Letjen TNI (Purn.) Ir. Azwar Anas Datuak Rajo Sulaiman, Tjut Rifiana, dan Cut Riskafemia. KarierAwal mulaPada tahun 1951 sampai 1952, Umar Ali bekerja pada Kementrian Agama RI bagian Perpustakaan, kemudian Asisten Birang Pemburuan Biro Perancangan Negara sampai tahun 1954. Di bidang pendidikan, tenaganya banyak disumbangkan pada Universitas Indonesia, tempat almamaternya. Sebagai Asisten/Tenaga Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1954/1957, tahun 1959/1968 dan tahun 1972/1973. Departemen PendidikanPada tahun 1964 hingga 1966 ia bertugas sebagai Pembantu Menteri II Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, serta merangkap sebagai Asisten Deputi Menteri Perguruan Tinggi sampai tahun 1968. Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan RI,[4] ia ditugaskan sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar RI di Tokyo, hingga tahun 1972. Sehubungan dengan jabatan sebagai sekretaris jendral, Umar Ali menjadi anggota Dewan Pembina KORPRI Pusat dan Dharma Wanita Pusat. Duta Besar LBBPRI untuk BrasilKemudian pada bulan Mei 1980, ia diperbantukan pada Departemen Luar Negeri hingga ditugaskan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBPRI) untuk Brasil, merangkap untuk Peru, dan Bolivia.[5] Penyerahan surat-surat kepercayaan sebagai Duta Besar LBBPRI diserahkan pada tanggal 18 November 1980 di Brasilia, untuk Peru pada tanggal 24 Maret 1981 di Lima, dan untuk Bolivia pada tanggal 26 Mei 1981 di La Paz. Selain sebagai Duta Besar LBBPRI untuk tiga negara tersebut, pada tanggal 19 Januari 1983 ia menerima tambahan tugas merangkap sebagai Duta Besar LBBPRI untuk Kolombia. Departemen PerdaganganSetelah Umar Ali mengakhiri jabatannya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBPRI) untuk Brasil, merangkap untuk Peru, Bolivia, dan Kolombia pada tahun 1983, ia kemudian diangkat sebagai Sekretaris Jendral Departemen Perdagangan.[6] Masa Tua dan PenghargaanSetelah pensiun dari jabatan pemerintahan, ia menjadi komisaris di perusahaan tekstil Great River. Untuk menghargai jasa dan pengabdiannya, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya tingkat 1 pada tanggal 2 Mei 1980. Demikian pula Pemerintah Brasil yang memberi tanda kehormatan Medalha Ana Neri diberikan oleh Socie dade Brasileira de Educaqao e Integraqao pada tanggal 11 Januari 1981 di São Paulo. WafatTeuku Umar Ali wafat pada tanggal 24 Maret 1992 di Rumah Sakit MMC, setelah sempat dirawat karena kondisi kesehatannya yang lemah ketika sedang menulis kartu lebaran di meja kerja rumahnya. Referensi
|