Terminal Minyak Al BaşrahTerminal Minyak Al Başrah, atau yang biasa disebut dengan ABOT merupakan terminal bongkar muat minyak laut dalam lepas pantai strategis milik Irak yang terletak kurang lebih 50 km (31 mil) tenggara Tanjung Al-Faw di Teluk Persia. Bersama dengan terminal kembarnya, Terminal Minyak Khawr al ‘Amīyah (ميناء خور العمية, alt. Khor al-Amaya Oil Terminal, atau KAAOT), terminal-terminal ini merupakan titik penting ekspor minyak yang mencapai 80% dari Produk domestik bruto Irak pada 2009[1] dan seluruh minyak dari kilang minyak selatan Başrah. Prodesur minyak mentah untuk ekspor dari lapangan minyak di selatan Irak dilakukan melalui tiga pipa minyak berukuran 48 in (1,2 m)[2] menuju ujung selatan Tanjung Al-Faw kemudian menuju bawah laut ke platfiom ABOT (29°40′54″N 48°48′33″E / 29.68167°N 48.80917°E)[3][3]. Satu pipa berukuran 48 in (1,2 m)[4] dan dua pipa 32 in (0,81 m) untuk menyuplai platform KAAOT(29°47′00″N 48°48′25″E / 29.78333°N 48.80694°E)[5][6][7][3]. Fasilitas ABOT bisa mentransfer sampai dengan 3 juta barel (480.000 m3) minyak per hari ketika empat Kapal tanker minyak berlabuh dengan kapasitas maksimal dan memiliki draft maksimum 21 m (69 ft)[8]. Tiga sistem Single buoy mooring (SPM) ditambahkan pada 2012[9], setiap buoy didesain untuk menyalurkan minyak sampai dengan 800 ribu barel (130.000 m3) minyak per hari[10], dan dua SPM tambahan dipasang pada 2013 untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat menjadi 64–66 Mbbl (10.200.000–10.500.000 m3) per hari[4]. Fasilitas KAAOT memiliki dermaga yang lebih dalam dan bisa mengakomodasi dua kapal tanker Suezmax dengan kemampuan diatas 1 Mbbl (160.000 m3) atau 200,000 DWT dan kapasitas transfer mencapai 240 kbbl (38.000 m3) satu hari[11]. SejarahABOT pada awalnya bernama Terminal Minyak Mīnā' al-Bakr yang didesain dan digunakan oleh KBR (perusahaan) pada 1974, dengan desain masa pakai, dengan perawatan yang layak, terminal ini bisa digunakan sampai dengan 20 tahun[7]. Pada 2003, ABOT digunakan untuk menggantikan nama terminal yang lama. Fasilitas dibangun dengan empat dermaga yang mampu menanggani Kapal tanker minyak (supertanker/VLCC) dan mampu memindahkan 300–400 kbbl (48.000–64.000 m3) per hari untuk setiap dermaga. ABOT rusak parah selama perang Irak-Iran pada 1980-1988, walaupun begitu tetap digunakan sampai dengan 1989, ketika Brown and Root mencoba untuk memperbaikinya setelah perang berakhir. Pekerjaan terhenti ketika Irak menyereang Kuwait pada 1990 dan fasilitas mengalami kerusakan lanjutan selama Perang Teluk. Sebagai tambahan fasilitas pernah digunakan dibawah Program Minyak untuk Makanan selama beberapa tahun setelah dilakukan perawatan yang minimal. Terminal minyak Mīnā' Khawr al ‘Amīyah (KAAOT) dibangun pada 1958 dan fasilitas tersebut mengalami kerusakan parah dan membutuhkan pembangunan ulang agar bisa digunakan secara penuh kembali pada 2007. Kedalaman pelabuhan yang dangkal membuat upaya pembangunan kembali dipertanyakan keekonomisannya[11]. Perbaikan di bawah Pasukan KoalisiPada 2004, platfrom ABOT diperbaiki dan diperbaharui dibawah kontrak W9126G-04-D-0002, kontrak bertipe indefinite delivery, indefinite quantity (IDIQ), ditambahkan dengan bonus dengan estimasi biaya tidak melebihi US$800 juta. Kontrak dilakukan Korps Zeni Angkatan Darat Amerika Serikat (USACE) Fort Worth, Texas, dan Parsons Corporation (PIJV), Houstin, Texas. Kapasitas ABOT meningkat dua kali lipat mencapai 3 Mbbl (480.000 m3) minyak per hari. Kendala di kilang dan lapangan miyak menyebabkan pengiriman minyak dibawah desain maksimal[8][12]. Terlepas dari pekerjaan yang telah dilakukan, kebrobokan dan rapuhnya terminal ditampilkan dalam liputan NPR pada 20 Juni 2009 dan 4 Oktober 2010. Insinyur yang diwawancara menyatakan bahwa "mereka bahkan tidak mengetahui seburuk apa kondisi pipa, mereka tidak berani mengoperasikannya dengan tekanan penuh karena takut pipa aka meledak, dan mereka tidak berani untuk mematikan aliran pipa untuk memperbaikinya karena takut tekanan air laut akan merusaknya[13][14][15]. Rencana Induk Perminyakan Kementerian Irak 2007Rencana Induk Perminyakan Kementerian Irak 2007 memasukan Proyek Pengembangaan Ekspor Minyak Mentah (Crude Oil Export Expansion Project/ICOEEP) untuk memperbesar kapasitas ekspor South Oil Company dari 175 Mbbl (27.800.000 m3) per hari menjadi 45 Mbbl (7.200.000 m3) per hari pada 2014. Proyek Perluasan Ekspor Minyak Mentah Irak (ICOEEP), Fase 1Pada 13 Juli 2010 Foster Wheeler AG mendapatkan kontrak pekerjaan rekayasa dan manajemen penggunaan untuk fase pertama ICOEEP[16], CIMIC Group mendapatkan kontrak EPC senilai US$733 juta dimana pekerjaan dimulai pada November 2010 dan selesai pada Maret 2012[17], dengan lingkup pekerjaan yaitu:[18]
Pencapaian "minyak yang siap didistribusikan" terjadi pada 12 Februari 2012 dengan kehadiran Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki. Pencapaian ditandai dengan tambahan kapasitas ekspor minyaj sebesar 800 kbbl (130.000 m3) melalui pipa darat sepanjang 130 km (81 mi) dari stasiun pompa Al-Zubair ke fasilitas penyimpanan FAO dimana delapan tanki penyimpanan minyak mentah baru, dengan kapasitas 350 kbbl (56.000 m3) terhubung dengan delapan tangki lama yang terletak berdekatan. Enam belas tangki ini merepresentasikan 25% dari 64 tangki yang direncanakan oleh ICOEEP. Minyak mentah kemudian mengalir ke pipa lepas pantai melalui pipa kembar baru berdiameter 48 inci ke katup pipa bawah laut baru berkapasitas 600 MT untuk didistribusikan menuju dua sistem Single point mooring (SPM)[19][19]. Selesainya fase pertama akan meningkatkan ekspor secara keseluruhan menjadi 1,8 MMBOPD ketika kedua SPMs dan enam belas tanki penyimpanan beroperasi. Pada November 2012, Leighton Offshore menyerahkan operasional ICOEEP yang telah selesai dipasang[9]. Pada 7 Maret 2012, kapal tanker pertama berlabuh dan memuat minyak mencapai 900.000 bpd melalui salah satu fasilitas SPMs yang dipasang selama fase pertama ICOEEP[2]. Proyek Perluasan Ekspor Minyak Mentah Irak (ICOEEP), Fase 2Fase kedua dari ICOEEP dengan menambah platfom pusat manajemen dan pengukuran (CMMP), menghidupkan tiga unit SPMs, dan menambahkan SMPs keempat. Lingkup pekerjaan termasuk[20][21]:
Kontrak tahap kedua untuk CMMP diberikan kepada Saipem asal Italia pada Oktober 2011 dan diharapkan selesai pada kuartal keempat 2013, fasilitas lain fase dua termasuk menghubungkan platform ABOT kepada pipa baru melalui CMMP[4][22][22] Proyek Rekonstruksi Fasilitas Ekspor Minyak Mentah Irak (COEFRP), alias Proyek Laut JICAProyek Rekonstruksi Fasilitas Ekspor Minyak Mentah Irak (COEFRP) didanai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan termasuk pekerjaan untuk menambahkan pipa ketiga dengan diameter 48 inchi (1,2 meter) yang terletak dari pantai sampai dengan stasiun katup ABOT. Pipa baru ini juga menyambungkan antara stasiun katup ABOT dengan stasiun katup KAAOT untuk menyuplai SPM kelima dan fasilitas bongkar muat KAAOT. Pada Oktober 2011, South Oil Company memberikan dua kontrak bernilai US$518 juta dan US$79,85 juta kepada CIMIC Group yang harus diselesaikan pada Januari 2013 dengan ruang lingkup kerja yang paralel dengan pengembangan fase 1 yaitu[20][23][24][25]:
Peran strategisABOT dan KAAOT merupakan faktor penting dari stabilitas perekonomian Irak dan dianggap sebagai salah satu target utama teroris di dunia karena sangat penting[6]. Fasilitas memiliki keamanana yang sangat ketat dan dijaga oleh Angkatan Laut dan Marinir Irak dan Tentara Amerika Serikat termasuk personil dari Angkatan Laut Amerika Serikat Maritime Expeditionary Security Forceyang berada dibawah komando Naval Expeditionary Combat Command. Ketika Irak masih berada dalam kontrol Amerika Serikat, mereka menerapkan zona peringatan sejauh 3 km (1,9 mil; 1,6 mil laut) dan 2 km (1,2 mil; 1,1 mil laut) zona pengecualian disekitar ABOT dan KAAOT termasuk operasi larangan laut yang dilaksanakan terutama oleh Patrol Forces Southwest Asia, sebuah komponen dari Penjaga Pantai Amerika Serikat yang terdiri dari Island class cutters dan Patrol craft coastal milik Angkatan Laut Amerika Serikat. U.S. Coast Guard Port Security Unit 313 juga ditugaskan dan menjaga platfrom minyak dan memastikan keamanan di fasilitas untuk pasukan koalisi. Dibawah operasi misi ENDURING FREEDOM, beragam unit U.S. Coast Guard Port Security secara bergiliran berjaga dan menyediakan keamanan untuk fasilitas. Pada 30 April 2009, Angkatan Laut Irak mengontrol terminal minyak Khawr al ‘Amīyah[26] dan pada 26 Juli 2011 mereka diperkirakan juga mengontrol ABOT[27][28]. Lihat jugaReferensi
|