Tengger adalah sebuah desa di Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Dulu Desa Tengger ini sekitar tahun ± tahun 1990-an masih tergabung di Kecamatan Ngawen. Dan karena banyaknya desa-desa yang ada di Kecamatan Ngawen maka Kecamatan Ngawen kuwalahan untuk memperhatikan desa-desa yang ada di kecamatannya, untuk itu diadakan suatu pemekaran wilayah kecamatan. Dan tatkala terjadinya pemekaran suatu wilayah maka penduduk masyarakat di sana tidak ada yang komplain dan apalagi terjadi suatu keributan-keributan. Untuk itu masyarakat di sana khususnya di desa-desa yang wilayahnya terkena pemekaran, mereka sangat senang kalau daerahnya ini akan di pecah menjadi dua kecamatan. Untuk itu mereka tidak ada soal mengenai pemekaran tersebut malahan masyarakat si sana senang kalau daerah mereka ini akan di bangun setelah terjadi pemekaran wilayahnya.
Geografi
Desa Tengger ini terletak di selatan kecamatan Japah dan terletak di bagian barat kecamatan Ngawen. Dan inilah sisi letak Desa Tengger: disebelah selatan adalah Desa Bradag, disebelah Timur adalah Desa Gotputhuk dan Sambung rejo, disebelah Utara adalah Desa Harjowinangun, dan disebelah Barat adalah Desa Krocok. Desa ini di bagi menjadi dua Dusun yaitu Dusun: Tegal Gedhe dan Dusun Tengger kidulan.
Budhaya
Adat istiadat
Dan mengenai desa tengger itu sendiri mereka mempuyai kebiasaan-kebiasaan yang sangat unik sekali misalnya sebagai contoh mereka masih percaya adanya tradisi-tradisi leluhur yang harus di junjung tinggi misalnya contoh Sedekah Bumi atau di sebut Tekah Deso kata masyarakat Tengger itu sendiri. Dan mereka umumnya kalau tekah bumi mereka ini berbondong-bondong pergi ke Sendang untuk merayakannya Upacara-upacara adat mereka. Upacara-upacara adat ini di bagi menjadi dua kelompok Dukuh yang ada di desa tengger itu sendiri yaitu di Dukuh Tegal Gedhe dan Dukuh Tengger Kidulan.
Tidak hanya Sedekah bumi saja masyarakat desa tengger ini merayakannya ada satu tradisi lagi yang masyarakat tengger ini lakukan misalnya satu syuronan, Kemamangan yang menjadi andalan masyarakat tengger itu sendiri.
Adat kemamangan itu sendiri biasanya di lakukan satu tahun sekali, dan adat kemamangan ini bisanya di laksanakan bagi warga yang mempunyai peliaraan ternak misalnya saja sapi, kerbau, kambing. Dan bagi masyarakat yang mempunyai ternak di wajibkan untuk ikut acara yang namanya Kemamangan.
Sebelum Acara kemamangan di mulai biasanya masyarakat Tengger ini harus menjalankan ritual-ritual semacam Lamporan dulu selama satu minggu keliling desa.
Setelah itu menjelang hari kemamangan tiba masyarakat tengger seluruhnya membuat sesajen di bawa ke simpang jalan untuk di bacakan doa-doa oleh sesepuh yang ada di sana, guna untuk meminnta perlindungan yang maha kuasa supaya di jauhkan dari bencana dan marabahaya (kata tradisi mereka ini).
Kesenian
Kesenian favorit masyarakat tengger ini adalah: Barongan, Ketoprak, Tayub, wayang kulit, Dangdut. Desa ini mempunyai Group musik,dan Group musik tersebut namanya barongan. Seni barongan ini di pimpin oleh Bp.Ngaripan dan kawan-kawan. Dan seni Barongan ini sangat di gemari oleh masyarakat tengger itu sendiri. Dan setiap pertunjukan seni barangan ini biasanya di ikutu dengan mistik-mistik misalnya dengan membaca mantra-mantra dan ini di lakukan oleh pawangnya atau sesepuh yang ada di seni tersebut. Dan seni barongan ini biasanya di mainkan di saat masyarakat punya hajatan misalnya: Khitanan dan Mantenan. setiap ada acara khitanan atau mantenan si yang sunat atau yang mantenan mereka ini di arak keliling kampung.
Pertanian
Masyarakat Desa Tengger ini pada umumnya mereka memelihara ternak sapi. Setiap rumah di desa ini pada umumnya hampir sebagian mempunyai sapi, dan sapi di sini biasanya kalau musim hujan di pakai untuk membajak sawah. Sebagian besar kalau musim kering para penduduk desa Tengger ini pada umumnya menjual sapi sebagai andalan mereka untuk menyambung hidup.
Kenapa mereka pada menjual ternak meraka? Karena sebagian besar tempat bercocok tanam mereka (sawah mereka adalah tadah hujan),paling-paling mereka hanya panen sekali saja dalam setahun. Dan setelah itu sawah-sawah mereka pada di tanami jagung.
Setelah melewati penanaman jagung sawah mereka ini pada umumnya adalah BERO Alias tidak bisa di kerjakan karena pada NELO (BERLUBANG-LUBANG)
Masyarakat desa Tengger ini sangat rukun sekali, mereka saling tolong menolong misal dalam membangun rumah, membajak sawah, hajatan, sunatan dan mantenan misalnya, penduduk di sini biasanya mereka BERGOTONG-ROYONG saling membantu.
Dan di desa ini masyarakatnya kalau di musim kemarau para pemudanya memanfaatkan waktu kosong mereka merantau ke kota untuk mencari tambahan nafkah.
Pada umumnya masyarakat desa tengger ini mereka merantau mencari kerja sebagai tenaga kasar yaitu sebagai Kuli Bangunan.
Dan pada saat musim hujan tiba mereka semua pulang kampung untuk mengolah sawahnya.Di desa Tengger ini listrik sudah masuk sekitar ± tahun 1997, hanya jalan-jalannya agak gelap maklum namanya juga desa yang lebih ada kemajuan adalah jalan sudah di aspal walaupun masih belum halus di bandingkan sekitar tahun 90an kalau hujan sangat becek sekali tetapi sekarang mulai ada peningkatan. Dan jalan menuju kecamatan Japah sudah di aspal, hanya jalan yang menuju kecamatan Ngawen masih kasar dan jelek,kenapa? karena jalan menuju kecamatan Ngawen disini khususnya tepat di posisi timur desa jalannya naik turun melewati pekuburan, dan jalan di tempat ini bisa rusak di akibatkan tergerus air hujan dan kanan kirinya adalah sawah-sawah milik warga.Dan andalan para penduduk desa ini adalah tanaman padi,cabe,dan kacang ijo.
Pendidikan
Sekolah di desa ini ada satu yaitu Sekolah Dasar Negeri Inpres. Nama sekolahannya SD Negeri Tengger. Masyarakat Tengger ini umumnya mereka mempunyai rumah terbuat dari kayu dan bambu. Dan sangat jarang bila anda berkunjung atau melewati desa Tengger ini anda menjumpai rumah tembok, seandainya ada itupun satu dua yang punya. Masyarakat tengger ini pada umumnya mereka berpendidikan setingkat SLTP dan SLTA. Mereka sangat jarang sekali meneruskan pendidikan yang lebih tinggi,dan ini di karenakan mata pencaharian mereka adalah sebagai petani dan ada juga sebagai petani pas-passan.
Delengen uga
Pranala jaba