Daerah ini telah dihuni sejak abad ke-5 SM oleh orang-orang Iberia, terutama di wilayah Lembah Ebro, yang mempunyai hubungan perdagangan dengan orang-orang Yunani dan Fenisia yang menetap di sekitaran pantai.
Tarraco pertama kali disebutkan setelah datangnyaGnaeus Cornelius Scipio Calvus di Empúries pada tahun 218 SM. Kedatangan Gnaeus Cornelius Scipio Calvus di Tarraco diperkirakan pada awal Perang Punisia Kedua dengan memulai penaklukan Romawi atas Hispania. Bangsa Romawi menaklukkan ladang pasokan Punisia untuk pasukan Hannibal di dekat Cissis dan kemudian juga merebut kota Cissis tersebut. Tidak lama kemudian, pasukan Romawi juga diserang "tidak jauh dari Tarraco".[1] Cissis dan Tarraco kemungkinan merupakan kota yang sama. Cissis kemungkinan dapat disamakan dengan Kesse, yang merupakan nama pada uang logam asal Iberia dari abad ke-1 dan ke-2 SM yang ditandai menurut standar berat Romawi.
Pada tahun 217 SM pasukan Romawi tiba di tarraco di bawah komando Publius Scipio. Kemudian, Publius Scipio beserta saudaranya, Gnaeus Cornelius, seringkali dikaitkan dengan pembangunan benteng-benteng di Tarraco dan pendirian sebuah pelabuhan militer.[2] Tembok kota Romawi kemungkinan dibangun di atas tembok yang lebih kuna dengan bercirikan gaya Iberia.
Setelah kematian Scipio bersaudara, Tarraco menjadi markas musim dingin dari Scipio Africanus (anak Publius) pada sekitar tahun 210 M dan 211 M. [3] Lebih lanjut, Tarraco merupakan tempat pertemuan Scipio Africanus dengan suku Hispania di conventus. [4] Penduduk Tarraco sebagian besar sangat setia kepada Pemerintah Romawi selama peperangan. Para nelayan Tarraco (piscatores Tarraconenses) juga bertugas dalam pengepungan Carthago Nova bersama dengan perahu-perahu mereka.[5]
Masa Republik Romawi
Penaklukan Semenanjung Iberia oleh bangsa Romawi setidaknya berlangsung dalam waktu lebih dari 200 tahun.
Selama dua abad berikutnya Tarraco tetap menjadi markas perbekalan dan markas musim dingin selama perang melawan bangsa Celtiberia. Hal ini dapat terlihat seperti yang terjadi dalam Perang Punisia Kedua. Adanya hal ini, menjadikan Tarraco harus dijaga oleh pasukan militer yang kuat selama periode ini. Pasukan militer tersebut kemungkinan berada di wilayah tertinggi dari kawasan bersejarah kota tarraco, yang disebut dengan Part Alta. Pada tahun 197 SM, seluruh wilayah yang ditaklukkan, termasuk jalur sempit di sepanjang pantai Mediterania, dibagi menjadi beberapa provinsi baru, yaitu Hispania Ulterior dan Hispania Citerior. Ibu kota Hispania Citerior pada dasarnya adalah Carthago Nova, tetapi Strabo mengatakan bahwa kediaman gubernurnya juga berada di Tarraco. [6]
Status wilayah Tarraco selama masa Republik kemungkinan adalah conventus civium Romanorum (conventus = pertemuan warga provinsi Romawi). tarraco dipimpin dua orang magistri atau sebagai pimpinan masyarakat sipil. Gaius Porcius Cato, konsul pada tahun 114 SM, memilih Tarraco sebagai tempat pengasingannya pada tahun 108 SM, menunjukkan bahwa Tarraco adalah kota bebas atau setidaknya sekutu pada saat itu.
Ketika Caesar menaklukkan pendukung Pompeius pada tahun 49 SM di Ilerda (Lerida), Tarraco memberikan dukungan berupa makanan kepada pasukannya.[7] Kemungkinan besar Tarraco menerima status kolonia oleh Julius Caesar setelah kemenangannya di Munda pada sekitar tahun 45 SM. tarraco mendapat julukan Iulia dalam nama resminya sebagai Colonia Iulia Urbs Triumphalis Tarraco, yang akan tetap ada selama dalam masa Kekaisaran. [8]
Semasa Kekaisaran Augustus
Pada tahun 27 SM, Augustus mengatur ulang provinsi-provinsi Romawi. Hispania Citerior digantikan oleh provinsi yang lebih besar, yaitu Hispania Tarraconensis. Jenama tersebut diambil dari nama ibu kotanya dengan luas wilayah mencakup daerah-daerah yang ditaklukkan di Hispania tengah, utara, dan barat laut.
Pada tahun yang sama, Augustus pergi ke Spanyol untuk memantau kampanye di Cantabria dan karena kondisi kesehatannya yang semakin memburuk, ia memilih untuk tinggal di Tarraco. [9] Rupanya, Augustus telah membangun sebuah altar di Tarraco. Berdasarkan sebuah cerita dari Quintilian, seorang ahli retorika, menyebutkan bahwa penduduk Tarraco membual kepada Augustus dengan mengatakan jika sebuah pohon palem secara ajaib telah tumbuh di altar tersebut. Augustus kemudian menjawab hal itu dengan datar bahwa berarti altar tersebut tidak sering digunakan. [10]
Segera setelah Augustus tiba, via Herculea yang lama telah berubah nama menjadi Via Augusta . Sebuah situs yang ditemukan pada Plaça de Braus di Tarragona, menyebutkan adanya penemuan sebuah jalan peninggalan masa antara 6 SM hingga 12 SM, dengan rute menuju ke Barcino di timur laut dan Dertosa, Saguntum, dan Valencia di selatan.
Tarraco menjadi kian berkembang di bawah pemerintahan Augustus. Penulis Pomponius Mela menggambarkan perkembangan pesat Tarraco pada pada abad ke-1 M sebagai berikut: "Tarraco adalah pelabuhan terkaya di sepanjang pantai ini" (Tarraco urbs est en his oris maritimarum opulentissima).[11] Tarraco di bawah kekaisaran Augustus dan Tiberius mencetak mata uang koinnya sendiri dengan gambar kultus kekaisaran dan tulisan CVT dan CVTT o CVTTAR. [12]
Setelah kematian Augustus pada tahun 14 M, kekaisaran kemudian secara resmi memberikan penghormatan tertinggi, hingga pada tahun 15 M sebuah kuil didirikan sebagai bentuk penghormatannya. Kuil tersebut kemungkinan terletak di lingkungan paling timur kota atau dekat Forum Kolonial, seperti yang disebutkan oleh Tacitus dalam annales-nya.[13]
Kekaisaran Agung
Pada tahun 68 M, Galba, yang tinggal di Tarraco selama delapan tahun, diproklamasikan sebagai kaisar di Clunia Sulpicia . Vespasianus kemudian memulai reorganisasi keuangan negara yang sedang genting pada saat itu. Menurut Pliny, hal ini memungkinkan kewarganegaraan Latin diberikan kepada penduduk Hispania.[14] Semenanjung Iberia, yang sejak zaman kuno terdiri dari wilayah perkotaan dan tanah yang dibagi berdasarkan struktur kesukuan, diubah menjadi wilayah yang terorganisasi di sekitar pusat kota, baik di wilayah koloni, maupun di wilayah kotamadya. Oleh karena itu, dengan adanya pembagian kewilayahan ini sangat memudahkan dalam pengumpulan pajak. Peningkatan pesat dalam pembangunan kota terus terjadi akibat adanya reorganisasi provinsi tersebut. Amfiteater Tarragona, area kuil, dan forum Provinsi yang berada di puncak kota kemungkinan dibangun pada periode ini. Sebagian besar patung di lokasi ini juga kemungkinan ditempatkan di berbagai tempat tersebut pada masa antara tahun 70 M dan 180 M.
Pelindung kota, Senator Lucius Licinius Sura diangkat di bawah Kaisar Trajan. Sura berasal dari Tarraconensis dan mencapai jabatan tertinggi negara pada saat itu. Pada musim dingin sekitar tahun 122-123 M, Hadrian diperkirakan mengunjungi Tarraco untuk mengadakan conventus demi Hispania. Ia juga membangun kembali kuil Augustus yang telah menghilang.
Tarraco mulai mengalami krisis ekonomi yang parah pada akhir abad ke-2 M. Hanya sedikit patung yang dibangun untuk menghormati kota ini, kemungkinan dikarenakan kurangnya pendanaan.[15] Pada periode ini juga terjadi kekalahan dalam perjuangan melawan Kaisar Clodius Albinus dengan didukung oleh gubernur Tarraconensis Novio, Lucius Rufo. Pada masa ini, prasasti yang didedikasikan untuk Provinciae Concilium mulai menghilang dan semakin digantikan oleh prasasti-prasasti yang hanya didedikasikan untuk para anggota militer. Jumlah pedagang berpengaruh di ordo decurionum (administrasi sipil) juga semakin berkurang, malahan semakin banyak jumlah patroni (pemilik tanah besar dan pejabat senior publik). Severus kemudian membangun kembali amfiteater dan bangunan terkait, sebagaimana dibuktikan dengan adanya prasasti yang disebutkan pada bagian bawah artikel ini. [16]
Zaman kuno akhir
Setelah reformasi administrasi pada saat kekaisaran Diocletian, semenanjung Iberia menjadi keuskupan yang terbagi dalam enam provinsi dengan luas yang jauh lebih kecil dari sebelumnya. Tarraco tetap menjadi ibu kota, tetapi luasnya menjadi jauh lebih kecil.
Invasi pada sekitar tahun 260 M[17] yang dilakukan oleh kelompok Franka dan Alemanni menciptakan kesulitan selama satu dekade. Akan tetapi, hasil dari ekskavasi situs Tarraco belum menunjukkan dampak adanya Invasi Franka dan Alemanni di dalam kota. Kehancuran hanya terlihat di area pelabuhan dan di kawasan luar tembok.[18]
Sebuah serambi Yupiter dibangun pada masa di antara kekaisaran Diokletianus dan Maximianus (sekitar tahun 286 M hingga 293 M) yang kemungkinan merupakan bagian dari sebuah basilika. [19]
Pada tahun 476 M, setelah runtuhnya pertahanan Romawi di sepanjang Sungai Rhine, Tarraco kemudian diduduki oleh Visigoth dan Raja Euric. Tidak ada bukti kehancuran dan tampaknya perebutan kota terjadi dengan relatif tenang. Bangsa Visigoth kemungkinan mengambil alih bangunan yang ada melalui pembentukan suatu kelompok kecil bangsawan. Hal ini terkonfirmasi dengan adanya makam Kristen sezaman pada periode ini. Akhir dari sejarah kuno kota ini terjadi saat adanya kedatangan Islam pada tahun 713 M atau 714 M.
Kawasan arkeologi
Kawasan arkeologi Tarraco adalah salah satu situs arkeologi Hispania Romawi terbesar yang dilestarikan di Spanyol saat ini. Prasasti pada pondasi rumah yang ditulis dalam bahasa Latin atau bahkan dalam bahasa Fenisia dapat ditemukan di seluruh kota. Bagian dari pondasi Tembok Besar Cyclopean di dekat kantor Pilatus diyakini masih asli berasal dari zaman pra-Romawi. Bangunan yang merupakan penjara pada abad ke-19 ini konon merupakan istana pada saat kekaisaran Augustus. Ditemukan pula sebuah Amfiteater yang terletak di dekat pantai dengan sebagian besar strukturnya masih bertahan dan terbentang sekitar 46 m.
Akuaduk atau Saluran Air Romawi de les Ferreres, juga disebut Pont del Diable (dapat diterjemahkan sebagai: Jembatan Setan) merupakan saluran air yang sebuah melintasi lembah dengan berjarak 4 km (2,5 mi) dari pusat kota. Panjang dari Akuaduk ini adalah 21 m (69 ft) dengan tinggi kolom penopang lengkungan di bawahnya hampir 3 m (9,8 ft). Makam Romawi atau disebut sebagai Torre dels Escipions (Menara Scipios), berada 15 km (9,3 mi) di barat laut kota.[20]
UNESCO memasukkan reruntuhan kota Romawi kuno Tarraco ke dalam daftar Situs Warisan Dunia. Hal ini dikarenakan reruntuhan kota Romawi kuno Tarraco telah memenuhi dua kriteria, yaitu: [21]
Kriteria II. Peninggalan Romawi di Tarraco sangat penting dalam pengembangan perencanaan dan desain kota Romawi, serta menjadi model bagi ibu kota provinsi di tempat lain di kawasan Romawi.
Kriteria III. Tarraco memberikan kesaksian yang fasih dan tak tertandingi dalam sejarah kawasan Mediterania pada zaman dahulu.
^Macías, J.M. 2000. Tarraco en la Antigüedad Tardía: un proceso simultáneo de trans-formación urbana e ideológica, in: Ribera, A. (ed.), Los orígenes del cristianismo en Valencia y su entorno. Valencia: Ajuntament de València, 260-26
^G. Alföldy in RE Suppl XV Sp. 599 see AE, 1929, 00233, RIT 91 for the inscription.
^Cf. Ford, Handbook, p. 219, seq.; Florez, España Sagrada xxix. p. 68, seq.; Miñano, Diccion. viii. p. 398