Tajin mera
Tajin mera khas Madura ini terbuat dari tepung beras, tepung ketan, gula merah, santan, beserta garam yang memberikan rasa gurih, manis, dan sedikit asin. [2] Tradisi ini berawal dari sejarah kisah Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib yaitu cucu Muhammad yang terbunuh oleh Yazid bin Muawiyah. Kejadian pembantaian ini terjadi di padang Karbala ketika dalam perjalanan ke Irak. Untuk mengenang sejarah tersebut, masyarakat Madura mewujudkannya dengan tradisi tajin mera pada bulan Saffar, dengan cara membagi-bagikannya ke tetangga -tetangga. Sedangkan makna dari tajhin(bubur)merah adalah bermakna sebagai pembanding dari sesuatu yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan misalnya ada tinggi ada rendah, ada besar ada kecil. Adapun makna dari tajhin yang berwarna putih adalah sebagai simbol rasa syukur atas panjangnya umur,kesehatan, dan semoga makmur hidupnya. [3] Catatan kaki
|