Taipan pesisir (Oxyuranus scutellatus) atau dalam bahasa Inggris disebut coastal taipan atau common taipan,[2] adalah spesies taipan yang tersebar luas di pesisir utara dan timur Australia, dan Pulau Papua. Ular ini merupakan ular darat berbisa yang paling mematikan ketiga di dunia setelah taipan pedalaman dan ular-cokelat timur berdasarkan pengujian LD50 terhadap tikus.[3][4] Nama spesifik ular ini, scutellatus, maknanya "berperisai".[5]
Deskripsi fisik
Taipan pesisir adalah ular berbisa terpanjang di Australia.[6] Akan tetapi, spesimen yang umum dijumpai ukuran panjangnya hanya sekitar 1.2 meter (termasuk ekor). Beberapa spesimen lainnya berukuran panjang antara 1.5 sampai 2 meter. Jenis taipan lainnya, termasuk taipan pedalaman, dapat mencapai ukuran serupa meskipun lebih kecil dalam ukuran rata-rata. Spesimen taipan pesisir dengan panjang rata-rata 2 meter bobotnya sekitar 3 kg.[7] Menurut Musium Queensland, ukuran panjang taipan pesisir yang tercatat adalah spesimen berukuran panjang 2,9 meter dan bobotnya mencapai 6.5 kg.[6] Akan tetapi, walaupun jarang, spesimen-spesimen yang lebih besar banyak diyakini keberadaannya, termasuk spesimen-spesimen yang panjangnya mencapai 3.3 meter.[8]
Kepala taipan pesisir berukuran panjang dan sempit seperti pada mamba hitam Afrika (Dendroaspis polylepis), tetapi tidak berbentuk peti-mati. Kedua ular paling mematikan di dunia ini konvergen satu sama lain dalam beberapa aspek morfologi, ekologi, dan perilaku.[9] Taipan pesisir memiliki kening bersudut dan wajah yang berwarna pudar. Tubuhnya ramping dengan warna yang bervariasi,[10] seringnya berwarna zaitun terang atau cokelat kemerahan, tetapi beberapa spesimen bisa berwarna kelabu gelap hingga kehitaman. Warna pada sisi tubuh lebih terang, sedangkan bagian bawah tubuh (ventral) biasanya berwarna putih-krem hingga kuning muda pucat, dan seringkali terdapat noda atau flek berwarna oranye atau pink. Setiap spesimen mengalami perubahan musiman pada pewarnaan, menjadi gelap saat musim dingin dan memudar pada musim panas.[11] Mata ular ini berukuran besar dan bulat, dengan warna cokelat muda atau seringkali cokelat tua dengan pupil besar.[10][12]
Susunan sisik pada tubuh taipan pesisir terdiri dari sisik temporal sebanyak 2+3 (3+4), sisik dorsal (tubuh atas) sebanyak 21–23 baris di bagian tengah badan, sisik ventral 220–250, sisik anal tunggal (tidak terbagi), sisik subkaudal sebanyak 45–80 dan terbagi.[13]
O. s. cani – Taipan papua, Papuan taipan, atau New Guinean taipan. Tersebar di Pulau papua bagian selatan, yang meliputi Provinsi Papua, Indonesia dan papua Nugini.[15]
O. s. scutellatus – Taipan pesisir. Tersebar di pesisir Australia bagian utara hingga timur, yang meliputi bagian timur-laut Australia Barat, pesisir Wilayah Utara, hingga pesisir timur Queensland.[9]
Taipan pesisir dapat ditemukan di berbagai habitat. Ular ini dapat dijumpai di daerah yang hangat dan basah hingga wilayah pesisir tropis, hutan monsoon, hutan sklerofil, hutan terbuka (woodlands), serta padang rumput baik alami maupun buatan, dan tumpukan barang yang tidak terpakai.[15][16] Taipan pesisir menyukai liang hewan yang tidak terawat, batang kayu berongga, dan tumpukan vegetasi atau dedaunan sebagai tempat berlindung.[16]
Perilaku dan reproduksi
Taipan pesisir berkelana pada siang hari (diurnal), seringnya beraktivitas menjelang siang hari, walaupun mungkin aktif pada malam hari ketika kondisi cuaca panas. Makanan utamanya adalah tikus, bandekut, dan beberapa jenis burung.
Taipan pesisir berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan sekitar 11 butir.[5]
^Thomas, Séan; Griessel, Eugene (Dec. 1999). "LD50". Diarsipkan dari versi asli tanggal February 1, 2012.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^ ab"FAQ: Snakes". Australian Venom Research Unit. University of Melbourne. Diakses tanggal 7 December 2011.
^"Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-16. Diakses tanggal 2012-12-19.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abShine R, Covacevich J (1983). "Ecology of highly venomous snakes: the Australian genus Oxyuranus (Elapidae)". Journal of Herpetology. 17: 60–69. doi:10.2307/1563782.
^Hoser RT (May 2002). "An overview of the taipans, genus Oxyuranus (Serpentes: Elapidae) including the description of a new subspecies". Crocodilian - Journal of the Victorian Association of Amateur Herpetologists. 3 (1): 43–50.
^ abO'Shea, Mark (1996). A Guide to the Snakes of Papua New Guinea. Port Moresby, Papua New Guinea: Independent Publishing Group. 251 pp. ISBN981-00-7836-6.
Boulenger GA (1896). Catalogue of the Snakes in the British Museum (Natural History). Volume III., Containing the Colubridæ (Opisthoglyphæ and Proteroglyphæ) ... London: Trustees of the British Museum (Natural History). (Taylor and Francis, printers.) xiv + 727 pp. + Plates I-XXV. (Pseudechis scutellatus, pp. 331–332).
Murray, Brendan James (2017). Venom: The heroic search for Australia's deadliest snake. Australia: Echo Publishing. 442 pp.
Williams, David (January 2004). "The Death of Kevin Budden". David Williams' Australian Herpetology Online.