Wilayah Utara

Letak Wilayah Utara di Australia

Wilayah Utara (bahasa Inggris: Northern Territory, disingkat NT) adalah wilayah federal di Australia yang berada di Australia utara bagian tengah. Wilayah ini berbatasan dengan Australia Barat di barat, Australia Selatan di selatan, dan Queensland di timur. Di sebelah utara Wilayah Utara adalah Laut Timor, Laut Arafura, dan Teluk Carpentaria. Wilayah ini memiliki luas 1.349.129 kilometer persegi (520.902 sq mi), menjadikannya ketiga terbesar di Australia, tetapi penduduknya sedikit. Populasi penduduk di Wilayah Utara hanya sebanyak 243.700 jiwa (2014), sehingga dari delapan negara bagian dan wilayah besar Australia, Wilayah Utara adalah yang paling sedikit penduduknya, kurang dari setengah penduduk Tasmania.[1]

Sejarah arkeologis Wilayah Utara dimulai lebih dari 40.000 tahun yang lalu ketika Pribumi Australia menetap di wilayah ini. Nelayan Makassar mulai berdagang teripang dengan orang-orang pribumi Wilayah Utara sejak setidaknya abad ke-18. Pantai wilayah itu pertama kali ditemukan oleh bangsa Eropa pada abad ke-17. Bangsa Inggris adalah bangsa Eropa pertama yang mencoba bermukim di wilayah pesisir pantai. Setelah gagal tiga kali (1824-1828, 1838-1849, dan 1864-1866), mereka baru berhasil mendirikan permukiman tahun 1869 di Pelabuhan Darwin. Kini ekonominya berbasis pada pariwisata, terutama Taman Nasional Kakadu di Top End dan Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta (Ayers Rock) di Australia tengah, dan pertambangan.

Ibu kota sekaligus kota terbesarnya adalah Darwin. Penduduknya tidak terkonsentrasi di daerah pesisir, melainkan di sepanjang Stuart Highway. Wilayah permukiman besar lainnya adalah (diurutkan berdasarkan jumlah penduduk) Palmerston, Alice Springs, Katherine, Nhulunbuy, dan Tennant Creek.

Sejarah

Thomas Baines bersama orang Aborigin di dekat mulut Sungai Victoria.

Pribumi Australia telah hidup di wilayah yang kini adalah Wilayah Utara diperkirakan sejak 40.000 tahun yang lalu dan telah menjalin hubungan dagang musiman ekstensif dengan orang-orang dari wilayah yang kini adalah Indonesia setidaknya selama lima abad.

Setelah bangsa Inggris datang, mereka empat kali berusaha untuk menetap di kerasnya lingkungan pantai utara, dengan tiga gagal di antaranya menemui kegagalan dan mengalami kelaparan. Wilayah Utara adalah bagian dari kolonial New South Wales sejak tahun 1825 hingga 1863, kecuali dalam satu periode singkat, dari Februari hingga Desember 1846, Wilayah Utara menjadi bagian dari Australia Utara, suatu koloni yang berdiri dalam rentang waktu yang singkat. Menjadi bagian dari Australia Selatan sejak 1863 hingga 1911. Di bawah pemerintahan kolonial Australia Selatan, di wilayah itu dibangun jaringan telegraf di atas tanah antara tahun 1870 dan 1872.

Sebuah jaringan kereta api juga dibangun antara Palmerston dan Pine Creek antara 1883 dan 1889. Pola ekonomi peternakan dan pertambangan sudah mapan. Hingga tahun 1911 sudah ada 513.000 peternakan. Victoria River Downs pernah menjadi stasiun ternak di dunia. Emas ditemukan di Grove Hill tahun 1872 dan di Sungai Pine, Sungai Brocks, Burrundi, dan tembaga ditemukan di Sungai Daly.

Surat Paten yang menganeksasi Wilayah Utara ke Australia Selatan tahun 1863

Pada 1 Januari 1911, satu dekade setelah federasi, Wilayah Utara dipisahkan dari Australia Selatan dan kendalinya dialihkan ke Persemakmuran.

Akhir tahun 1912 muncul sentimen bahwa nama "Wilayah Utara" tidak dapat diterima.[2][3] Nama "Kingsland" (berdasarkan Raja George V dan disesuaikan dengan Queensland), "Centralia", dan "Territoria" diusulkan dan Kingsland menjadi pilihan yang disukai pada tahun 1913. Tetapi, nama itu tidak pernah digunakan.[4][5]

Untuk waktu yang singkat antara 1927 dan 1931 Wilayah Utara dibagi ke Australia Utara dan Australia Tengah pada garis 20 derajat lintang selatan. Segera setelah itu, bagian Wilayah Utara dipertimbangkan dalam Rencana Kimberley sebagai kemungkinan lokasi untuk pendirian Tanah Air Yahudi, yang dapat dipahami dianggap sebagai "Tanah yang belum dijanjikan".

Selama Perang Dunia II, sebagian besar Top End berada di bawah kendali pemerintahan militer. Ini adalah satu-satunya masa sejak Federasi bagian dari negara bagian atau wilayah Australia di bawah kontrol militer. Setelah perang, kendali seluruh daerah diserahkan kembali pada Persemakmuran.

Pribumi Australia telah memperjuangkan hak mereka untuk memperoleh upah dan tanah yang adil. Sebuah peristiwa penting dalam perjuangan ini adalah mogok dan jalan yang dilakukan oleh orang-orang Gurindji di Stasiun Ternak Wave Hill tahun 1966. Pemerintah Australia di bawah pimpinan Perdana Menteri Gough Whitlam membentuk Komisi Kerajaan Woodward pada Februari 1973 untuk menyelidiki cara perolehan hak tanah di Wilayah Utara. Laporan pertama Pengadilan Woodward Juli 1973 merekomendasikan untuk membentuk Dewan Tanah Pusat dan Dewan Tanah Utara untuk memberikan pandangan orang-orang Aborigin. Sebagai tanggapan atas laporan Komisi Kerajaan, disusun Rancangan Undang-Undang Hak Tanah, tetapi Pemerintahan Whitlam diberhentikan sebelum undang-undang itu disahkan.

Undang-Undang (Wilayah Utara) Hak Tanah Aborigin 1976 akhirnya disahkan oleh Pemerintahan Fraser pada 16 Desember 1976 dan mulai berlaku pada Hari Australia berikutnya (26 Januari 1977).

Tahun 1978 Wilayah Utara diberikan pemerintahan sendiri, dengan Majelis Legislatif dipimpin oleh seorang Ketua Menteri. Administrator Wilayah Utara adalah seorang pejabat yang bertindak sebagai perwakilan tidak langsung dari Ratu di wilayah itu.

Selama 1995-1996 Wilayah Utara menjadi salah satu dari sedikit tempat di dunia yang mengizinkan eutanasia bunuh diri berbantuan, sampai Parlemen Federal meniadakan hukum itu.[6] Sebelum peniadaan undang-undang berlaku, tiga orang telah menggunakan hukum itu yang dibantu oleh Dr. Philip Nitschke.

Referensi

Kutipan

  1. ^ "3101.0 – Australian Demographic Statistics, Mar 2014" (dalam bahasa bahasa Inggris). Australian Bureau of Statistics. 27-09-2012. Diakses tanggal 27-09-2014. 
  2. ^ "The Territory: Federal Policy Criticised". The Advertiser (dalam bahasa bahasa Inggris). Adelaide, SA. 14-11-1912. hlm. 11. Diakses tanggal 27-06-2016. 
  3. ^ "House of Representatives". Sydney Morning Herald (dalam bahasa bahasa Inggris). NSW. 14-11-1912. hlm. 10. Diakses tanggal 27-06-2016. 
  4. ^ "Territoria or Kingsland!". The Register (dalam bahasa bahasa Inggris). Adelaide, SA. 16-04-1914. hlm. 6. Diakses tanggal 27-06-2016. 
  5. ^ "Kingsland: New name for the Northern Territory". The Advertiser (dalam bahasa bahasa Inggris). Adelaide, SA. 22-04-1913. hlm. 9. Diakses tanggal 27-06-2016. 
  6. ^ "Select Committee on Euthanasia" (dalam bahasa bahasa Inggris). Legislative Assembly of the Northern Territory. 13-09-2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 02-03-2011. Diakses tanggal 27-06-2016. 

Sumber

  • Hill, Ernestine. 1951. The Territory: The classic saga of Australia's far north. Angus & Robertson. Reprint: 1995. ISBN 0-207-18821-1
  • Govan, A. (2007) Broadband debate key to NT's future. N.T. Business Review, vol. N/A, no. N/A, p. 7
  • Morrison, P. (2000) a pilot implementation of internet access for remote aboriginal communities in the "Top end" Of Australia. Urban Studies, Vol. 37, No.10, pp. 1781–1792.
  • Toyne, P. (2002) Northern Territory Government's Response to the House of Representatives Communications, Information Technology & the Arts Committee inquiry into Wireless Broadband Communications. In N.T. GOVERNMENT (Ed.) (pp. 3). Darwin: Northern Territory Government.
  • Toyne, P. (2003) Remote Areas Telecommunications Strategy 2003–2008. In N. T. GOVERNMENT (Ed.) (pp. 1– 32). Darwin N.T. viewed 6 February 2008, <[1]>

Pranala luar