Taeh Baruah, Payakumbuh, Lima Puluh Kota
Sejarah NagariPada Tahun 1020 M[3] umumnya masyarakat Minangkabau berasal dari Kaki Gunung Marapi dan tidak terkecuali masyarakat Nagari Taeh Baruah. Konon ceritanya asal masyarakat Taeh Baruah turun dari kaki Gunung Bungsu tepatnya dari Kondunag turun ke Baruah membuka Kampung Dusun dan Korong. Sewaktu membuka kampung, dusun, koto dan korong tersebut mereka menemukan kayu besar yang nama batangnya kayu Taeh, maka dengan sepakat di namakanlah Nagari Taeh Baruah. Tahun 1100-1400 M dari otonom Niniak Anak Taeh yaitu Rajo Simalanggang Pucuak di Taeh Baruah, Mualim di Sungai Baringin, Potti di Piobang serta Guru / Imam di Gurun Lubuak Batingkok mengadakan musyawarah, maka didirikan lah Pokan di Taeh Baruah guna untuk tempat musyawarah Adat Istiadat serta pemasaran hasil Pertanian Masyarakat Nagari Taeh Baruah, selanjutnya dibangunlah Surau – surau untuk tempat Pengajian Agama Islam yang mendalam untuk menjadikan para Ulama – Ulama. Tahun 1401-1800 M Seiring dengan perkembangan penduduknya pun kian bertambah, maka para Ninik Mamak, Codiak Pandai serta alim Ulama mengadakan musyawarah untuk membentuk suatu sistem Pemerintahan yang dikepalai oleh Tuak Palo (Datuk Kapalo) maka sepakatlah Nagari Taeh Baruah menjadi 3 Jorong yaitu :
Serta dibangunlah Rumah Gonjong ( Balai adat ) yang dijadikan tempat kegiatan seluruh kepentingan masyarakat dalam hal pemerintahan dan adat.Tahun 1801-1900 M Sejak dahulu para Niniak Taeh Baruah sudah memiliki adat yang kuat serta Agama Islam yang mendalam terbukti hingga kini peninggalan Budaya Adat masih ada di Nagari Taeh Baruah antara lain :
Serta peninggalan sejarah agama islam yaitu “ Kuburan Keramat “ di Tanjung Lilin Dusun Ekor Koto Jorong Dalam Koto. Selanjutnya Taeh Baruah sejak dahulu adalah Pusat Ilmu yaitu Ilmu adat, Agama dan Masyarakat Taeh Baruah sejak dahulu memiliki Indikasi yang tinggi di Bidang Pembangunan Nagari terbukti, banyak nya jalan-jalan setapak penghubung antar Dusun di tiap-tiap Jorong juga jalan penghubung antar jorong di Kenagarian Taeh Baruah selanjutnya jalan penghubung Nagari Taeh Baruah ke Nagari-nagari tetangga. Tahun 1901-1945 dengan perlahan-perlahan Nagari Taeh Baruah berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah juga sifat dan potensi masyarakatnya. Walaupun penjajahan di Indonesia terus berlanjut dan berganti hingga ke Nagari Taeh Baruah juga terkena imbasnya bahkan penjajah jahiliah tersebut berkeinginan masuk ke Nagari Taeh Baruah, namun dengan perkasanya para tokoh-tokoh masyarakat, Alim Ulama juga para Ninik Mamak serta masyarakat menolak masuknya penjajah jahiliah ke Nagari Taeh Baruah dengan mengadakan perlawanan serta membuat parit-parit pertahanan. Pada tahun 1945 tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia di proklamasikan oleh Bung Karno – Hatta serta seluruh bangsa Indonesia bahwa Indonesia telah merdeka. GeografisBerdasarkan letak geografis[4] wilayah, nagari Taeh Baruah berada antara 4800C – 5100C diatas Permukaan Laut , dengan batas – batas sebagai berikut : Batas Wilayah
TopografiSecara Topografi, luas wilayah Nagari Taeh Baruah adalah 2370 Ha yang terbagi dalam beberapa kelompok seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian. Luas wilayah tersebut terbagi atas 3 peruntukan yang terdiri dari :
AdministratifSecara Administratif wilayah Nagari Taeh Baruah terdiri dari 6 Jorong sebagai berikut :
Referensi
|