Sulang adalah desa di kecamatan Sulang, Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.
Secara geografis, Sulang berada 12 km di selatan Rembang dan 25 km di utara Blora. Dengan luas sekitar 8.525 kilometer persegi, sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, sehingga tanahnya mengandung padas. Tetapi secara umum Sulang berkontur landai.
Sebelah barat berbatasan dengan desa Tanjung, selatan dengan Kemadu, utara dengan Kaliombo dan Jatimudo, dan di timur berbatasan dengan Pomahan.
Sulang merupakan pusat pemerintahan kecamatan Sulang, sehingga terdapat keuntungan akses ke pusat pemerintahan, dan sarana prasarana yang mendukung jalannya roda kehidupan maupun perekonomian.
Sarana prasarana yang ada antara lain: Puskesmas, pasar, masjid besar, bank (BRI, BMT), KUD, Sekolah (TK, SD, SMP, MTs, SMA, pondok pesantren, madrasah), studio musik, rental/pengetikan komputer, warnet, mushola yang tersebar hampir di seluruh wilayah desa, dan lapangan olahraga (sepak bola, bola voli, bulu tangkis).
Jenis olahraga yang menjadi kegemaran mayoritas warga adalah sepak bola dan bola voli. Tak heran jika oleh perkumpulan pemuda (Forum Generasi Muda Sulang) diadakan turnamen rutin tahunan sepak bola yang bernama “Syawalan cup”.
Selain itu juga didukung oleh lokasi yang menjadi jalur utama transportasi Rembang-Blora, sehingga sarana transportasi cukup mudah dan beragam, antara lain adalah angkota, mini bus, bus AKDP, ojek, becak dan colt pick up.
Jumlah penduduk pria 18.211 dan perempuan 18.722, mayoritas penduduk bermata pencaharian petani (pertanian tanaman pangan/perkebunan), wiraswasta, pegawai negeri, TNI/Polri. Tanaman yang banyak diusahakan adalah padi, palawija dan kelapa, sedangkan ternaknya adalah sapi, kambing dan jenis unggas (ayam/bebek).
Sulang terdiri dari 8 rukun warga (RW): RW 1 Sulang Utara (Blanglor), RW 2 Sulang Tengah, RW 3 Sulang Barat (Brangkulon), RW 4 Gaplokan, RW 5 Tegalsari (Galsari), RW 6 Tegalgede (Galgede), RW 7 Karanganyar (lapangan), RW 8 Banyurowo.
Selain itu, ditempat-tempat tertentu ada juga yang memiliki sebutan tersendiri, entah karena sejarahnya atau letaknya, misalnya: Kauman (Brangkulon), Tapa’an (Brangkulon), Pojok (Sulang Tengah), Lapangan (Karanganyar), Sinderan yang oleh anak muda diplesetkan menjadi ’Sinderland’ (Gaplokan), dan Santren (Galsari).