Stasiun ini dibuka bersamaan dengan Drammenbanen pada 7 Oktober 1872, dan hingga tahun 1922 bernama Sandviken. Banguna stasiun pertama dirancang oleh Georg Andreas Bull dengan gaya Swiss. Stasiun mengalami perbaikan pada tahun 1917 hingga 1922, menerima perubahan lebar sepur menjadi sepur standar, dan elektrifikasi. Bangunan stasiun baru dirancang oleh Gudmund Hoel dibuka pada tahun 1919. Jalur bagian timur stasiun dibuat jalur ganda pada tahun 1922, jalur barat pada tahun 1958. Bangunan stasiun empat jalur yang baru dibuka pada tahun 1994, dirancang oleh Arne Henriksen. Pembukaan Askerbanen dilakukan dalam dua tahap, tahun 2005 dan 2011.
Sejarah
Pembangunan Drammenbanen disetujui oleh Parlemen pada 16 Juni 1869.[1] Sebagai salah satu kota yang dilewati oleh jalur tersebut, Bærum diharapkan dapat membeli sebagian saham perusahaan kereta api tersebut. Dari total biaya sebesar 1,6 Juta Speciedaler Norwegia, Kota harus membeli sebanyak 260.000. Bærum membeli saham sebesar 2000 speciedaler, tapi tidak mampu membayar seluruh biayanya. Akhirnya mereka meminjam dari dana bidan dan mengeluarkan pajak baru senilai 8 shilling per rumah untuk membiayainya.[2]
Dewan Kota Bærum diminta untuk menetukan letak stasiun yang diharapkan. Terdapat konsensus untuk meletakkan satu stasiun di Sandvika, meskipun belum ada persetujuan untuk stasiun yang lain. Dewan akhirnya setuju untuk membangun Stasiun Lysaker.[3] Untuk membangun stasoun, toko dari Pabrik Sepatu Jakobsen harus dibongkar. Pihak kereta membayar biaya pengganti sebesar 254 specidaler.[4] Sebuah bangunan stasiun dibangun, dirancang oleh Georg Andreas Bull.[5] Awalnya bernama Stasiun Sandviken, stasiun ini dan Drammenbanen dibuka pada 7 Oktober 1872,[6] sebagai jalur kereta api sepur sempit. Waktu perjalanan dari Sandvika ke Stasiun Oslo Barat (Oslo V) awalnya adalah 27 menit.
Keberadaan jalur kereta api memberi dampak besar bagi Sandvika. Awalnya ini memicu sentralisasi banyak aktivitas komersial di Sandvika, yang diikuti oleh peningkatan populasi. Yang kedua jalur ini membelah kota. Hal ini membuat pembagian sosial, dengan pekerja kasar berada di bagian utara stasiun, dan kaum borjuis di selatan stasiun sepanjang fjord. Jalur kereta juga membawa beberapa wisatawan yang melakukan perjalanan sehari dari Oslo.[7]
Jalur dari Sandvika ke Oslo ditingkatkan pada tahun 1917 hingga 1922.[8] Sebagai bagian dari ini, bagunan stasiun baru didirikan, dirancang oleh Gudmund Hoel dari NSB Arkitektkontor. Bangunan stasiun yang baru dirancang dengan arsitektur barok dan dibuka pada tahun 1919.[9] Bangunan dua lantai dilengkapi dengan sebuah ruang tunggu dengan bangku sepanjang dinding, sebuah loket, kantor kargo, kios, dan kamar mandi. Lantai atas merupakan rumah bagi kepala stasiun. Bangunan ini dihiasi dengan batuan alam.[10]
Bangunan stasiun yang lama menjadi sebuah tempat tinggal dan fasilitas penanganan kargo. Operasional sepur standar penuh dimulai pada 9 Februari 1920, menskipun sistem sepur ganda tidak dihilangkan hingga tahun 1922. Operasional traksi listrik dimulai pada 30 Agustus 1922. Sebuah sistem pengaman dipasang pada 6 Oktober 1924. Sejak tahun 1922 interval setengah jam diperkenalkan untuk kereta lokal antara Sandvika dan Oslo.[11] Stasiun menggunakan saat ini pada 1 Oktober 1922.
Bagian Drammenbanen antara Sandvika dan Asker diubah menjadi jalur ganda antara 1955 dan 1958, dengan bagian dari Stasiun Billingstad ke Sandvika selesai pada 9 November 1958.[12] Sebagai bagian dari pekerjaan ini jalur baru dibangun di Sandvika dan divisi kargo diperluas.[13] Bangunan baru untuk penjualan tiket dan sebuah ruang tunggu didirikan antara jalur 3 dan 4 pada tahun 1961. Mulai tahun 1981, dengan pembukaan Terowongan Oslo, sebagian besar kereta yang melayani Sandvika mulai melakukan perjalanan melewarti Terowongan Oslo menuju Stasiun Oslo Pusat.[14] Pada bulan Desember 1988, Kota membeli fasilitas kargo tua di Kjøbo senilai 27 Juta Krona Norwegia. Strukturnya dibongkar dan digunakan untuk membangun terminal bus baru sebagai bagian dari proyek stasiun yang baru.[15] Jalur yang melewati stasiun menerima pengaturan lalu lintas terpadu dan penghenti kereta otomatis pada 3 Desember 1992.
Pada tahun 1991 NSB memutuskan membangun stasiun baru di Sandvika dan memilih rancangan Arne Henriksen. Jalur di stasiun ini diangkat di atas Sandvika, memungkinkan kota terbebas dari perlintasan sebidang.[16] Pekerjaan digabungkan dengan pembangunan terminal bus baru dan sebuah ruang parkir. Selain untuk menambah kapasitas, tujuannya juga untuk membuat Sandvika lebih menarik untuk dilewatu. NSB berharap dengan pembangunan stasiun ni akan membuat Sandvika "lebih lembut". Hal ini membuat jalan yang melintasi stasiun ditutup, dan memperpendek jarak transfer antara kereta dan bus. Pembangunan dimulai akhir tahun 1991.[17] Kontroversi muncul terkait nasib bangunan Stasiun Hoel. Beberapa penduduk lokal ingin melestarikan, tapi akan menghalangi pembangunan stasiun baru.[18] Bangunan tersebut dan peron yang dibangun pada tahun 1961 dibongkar. Kereta Cepan Bandara mulai memberikan pelayanan pada 27 September 1998.[19]
Askerbanen dibangun untuk memungkinkan kereta regional mendahului kereta lokal yang melewati Drammenbanen, meningkatkan kapasitas, kecepatan, dan ketepatan waktu di koridor barat. Bagian pertama dari Asker ke Sandvika, dimulai pada tahun 2001 dan dibuka pada 27 Agustus 2005.[20] Pembangunan tahap kedua, dari Sandvika ke Lysaker, dimulai pada tahun 2007 dan dibuka pada 26 Agustus 2011.[21] Askerbanen memungkinkan kereta tidak melewati semua stasiun antara sepanjang Drammenbanen dari Asker dan Lysaker, tapi tetap bisa berhenti di Sandvika. Selain mengurangi waktu perjalanan, jalur ini memungkinan koridor barat menambah 11 keberangkatan tiap jam untuk setiap arah.[22]
Fasilitas
Stasiun Sandvika terletak di Drammenbanen dan Askerbanen, dengan jarak 14,14 km dari Stasiun Oslo Pusat pada ketinggian 12 m di atas permukaan laut. Jalur sisi luar stasiun terhubung dengan Askerbanen dan jalur dalam dengan Drammenbanen. Namun, terdapat pula wesel yang menghubungkan kedua jalur. di sisi barat stasiun terdapat jembatan yang berada di atas empat jalur yang paralel. Di sekitar tempat Stasiun Jong yang sudah ditutup, Askerbanen memasuki terowongan sedangkan Drammenbanen terus memalui permukaan tanah. Di sebelah timur penataan yang sama dilakukan memungkinkan Askerbanen melalui terowongan Bærum. Askerbanen memiliki batas kecepatan sebesar 160 km/jam, tapi kecepatan ini dibatasi hingga maksimum 80 km/jam saat melewati Sandvika karena tikungan di bagian barat stasiun.
Stasiun berada di atas permukaan tanah dan berada di pusat kota Sandvika. Bangunan stasiun berada di bawah jalur dan berperan sebagai ruang tunggu bagi penumpang kereta dan bus. Stasiun ini juga memiliki 300 ruang parkir untuk mobil. Stasiun memiliki dua peron pulau dan empat jalur. Masing-masing peron memiliki panjang 230 dan 240 m, dan tinggi 70 cm.[23] Peron memiliki aksesibilitas dari jalan raya,[24] tapi peron memiliki jarak 7 cm terlalu rendah dibandingkan dengan kereta.[25] Jalur 1 di sisi utara dan 4 di sisi selatan, dengan kereta ke arah timur berhenti di jalur 3 dan 4. Jalur 1 dan 4 digunakan untuk Askerbanen, sedangkan jalur 2 dan 3 untuk Drammenbanen.
Akershus Kollektivterminaler mengoperasikan sebuah terminal bus di stasiun.[26] Stasiun tidak memiliki awak, tapi dilengkapi dengan mesin penjual tiket dan ruang tunggu tertutup serta kios. Semua peron terlindungi. Stasiun dilengkapi dengan parkir sepeda terkunci, taksi, dan parkir menginap..[27]
Bangunan stasiun asli memiliki rancangan tidak umum dengan pintu di sisi kiri bangunan melalui sebuah pintu yang terletak di bawah beranda. Bangunan ini juga dilengkapi dengan atap miring dan batang penopang yang besar. Bangunan kayu tersebut dilengkapi dengan ukiran.[28] Lantai bawah terdiri dari ruang tunggu kelas satu dan dua dan kantor untuk pegawai.[29] Stasiun rancangan Bull dilestarikan dan dimasukkan sebagai cagar budaya bersama dengan rumah wesel mulai tahun 1923.[9] Bangunan terakhir dirancang oleh Bjarne F. Baastad dan unik di Norwegia karena memiliki dua menara dan bangunan utama di tengah. Bangunan beton sekararng digunakan untuk elevator.[30]
Layanan
Norges Statsbaner melayani Stasiun Sandvika dengan Kereta Komuter Oslo dan kereta regional. Layanan komuter L1 berjalan dari Stasiun Spikkestad melewati Sandvika di Drammenbanen dan melanjutkan hingga Oslo S dan Stasiun Lillestrøm, berhenti di semua stasiun. Layanan NSB yang melewati Askerbanen menuju Oslo S adalah L12, L13, L14 dan R10. Beberapa diantaranya melanjutkan hingga Gardermobanen, Hovedbanen dan Kongsvingerbanen. Perjalanan ke arah barat melalui hingga Stasiun Drammen, beberapa melanjutkan ke Vestfoldbanen dan yang lain ke Sørlandsbanen.[31] Waktu perjalanan menuju Oslo S sekitar 15 menit jika melalui Askerbanen.[32] NSB mencatat ada 7.000 penumpang harian dari dan menuju Sandvika pada tahun 2008.[33]
Kereta Ekspress Bandara berjalan setiap 20 menit menuju Bandar Udara Oslo, Gardermoen. Transportasi lokal diatur oleh Ruter, yang menempatkan Sandvika berada di zona tarif 2A. Stasiun Sandvika menjadi terminal bus utama bagi Kota Sandvika.
Masa depan
Pemerintah sedang merencanakan membangun Ringeriksbanen, jalurr sepanjang 40-kilometer (25 mi) dari Bergensbanen dari Hønefoss yang rencananya akan disambungkan dengan Askerbanen di Stasiun Sandvika. Ini akan memberikan waktu perjalanan 50 menit lebih pendek antara Hønefoss dan Sandvika.[34]Jalur Kolsås dari Oslo Metro runs berjalan melalui Bærum, berakhir di Kolsås. Ada rencana untuk memperpanjang jalur menuju Rykkinn dan kemungkinan percabangan menuju Stasiun Sandvika.[35]
^Fuglehaug, Wenche (12 December 1988). "Bærum kjøper på Kjørbo". Aftenposten (dalam bahasa Norwegian). hlm. 12.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Sjølli, Morten (25 April 1991). "Et mykere Sandvika". Aftenposten (dalam bahasa Norwegian). hlm. 26.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Enghaug, Pål (3 October 1998). "Go to gate... Her er din nye hovedflyplass". Aftenposten (dalam bahasa Norwegian). hlm. 36.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Svenningsen, Jens (3 May 2014). "Togene forblir gamle – Blommenholm, Høvik og Stabekk stasjoner bygges for nye tog". Budstikka (dalam bahasa Norwegian). hlm. 10.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Bjerke, Thor; Holom, Finn (2004). Banedata 2004 (dalam bahasa Norwegian). Hamar / Oslo: Norsk Jernbanemuseum / Norsk Jernbaneklubb. ISBN82-90286-28-7.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Hartmann, Eivind; Mangset, Øistein; Reisegg, Øyvind (1997). Neste stasjon (dalam bahasa Norwegian). Gyldendal. ISBN82-05-25294-7.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Jacobsen, Jacob (1979). Sandvika – i Bærum (dalam bahasa Norwegian). Bærum: Kulturstyret i Bærum.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Sars, Michael; Nordheim, Reidar (1974). Stabekk – En historikk (dalam bahasa Norwegian). Bærum: Vestre Stabekk Vel.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Wisting, Tor (2002). Høvik Vel 100 år (dalam bahasa Norwegian). Bærum: Høvik Vel.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Wøllo, Knut (1996). 100 år i Sandviken. Bærum: Selskabet til Sandvikens Vel.