Stasiun Kuala (KUL) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Pekan Kuala, Kuala, Langkat. Stasiun ini termasuk dalam Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh. Ketika masih aktif, stasiun ini memiliki angkutan minyak CPO dan latex PTPN II Tanjung Keliling, di ujung emplasemen stasiun Kuala.[3]
Stasiun ini dinonaktifkan bersama penutupan jalur kereta api Binjai-Kuala di 2002 karena terputusnya jembatan kereta api Sei Bingei setelah diterjang banjir bandang Sungai Sei Bingei. Bangunan stasiun ini masih terawat dan kini dijadikan sebagai rumah. Mengarah ke utara dari stasiun ini, sekitar 250m terdapat Jembatan Sungai begumit yang dahulu digunakan sebagai jalan kampung, kini Jembatan tersebut sudah ambruk dan tidak bisa dilewati lagi[4].
Sejarah
Ekspansi jalur kereta api ke barat yang disebut dengan Langkatlijn diawali pembangunan jalur kereta api dari Medan ke Timbanglangkat (Binjai) sejauh 20.8 km yang diresmikan pada 1 Mei 1887. DSM kemudian memutuskan untuk melanjutkan jalur dengan pembangunan jalur cabang ke Selesseh (Selesai) sepanjang 10.5 km yang diresmikan pada tanggal 19 Desember 1890. Dari Selesseh, jalur diperpanjang lagi hingga ke Kwala sejauh 9 km yang diresmikan pada tanggal 5 November 1902.
Jalur ini pada akhirnya terputus akibat hancurnya jembatan Sei Binge pada tahun 2002 akibat diterjang banjir bandang Sei Binge. Sejak saat itu hingga detik ini, koneksi kereta api lintasan Binjai - Kuala terputus tanpa tanda-tanda akan direhabilitasi/direaktivasi.[5]
Galeri
-
Bekas wesel stasiun Kuala
-
Bekas tuas wesel stasiun Kuala
-
Bekas papan nama stasiun Kuala
Referensi