Situs Candi Negeri Baru
Situs Candi Negeri Baru adalah situs arkeologi yang terletak di Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.[1] Situs ini merupakan satu-satunya struktur bangunan dari masa perkembangan budaya Hindu-Buddha yang ditemukan di wilayah tersebut.[2] SejarahTidak ditemukan sumber yang jelas yang menggambarkan kapan Situs Candi Negeri Baru dibangun. Namun, situs ini diduga berkaitan dengan sejarah Kerajaan Tanjungpura atau Tanjompura, salah satu kerajaan besar di wilayah Kalimantan Barat yang sudah ada sejak abad ke-8.[2] Sumber lain menyebutkan situs ini juga berkaitan dengan Kerajaan Majapahit.[3] ArsitekturStruktur candi terdiri dari tumpukan bata merah yang mengindikasikan sebuah pondasi. Hasil penggalian mengungkap adanya tiga bangunan, namun denah pasti bangunan kedua dan ketiga belum dapat diketahui karena belum ditampakkan secara keseluruhan. Bangunan pertama memiliki ukuran 5,4×5,4 meter dengan bata merah berukuran panjang antara 32-36 cm, ketebalan antara 4-6 cm, dan lebar antara 13-17 cm. Struktur kaki yang tersisa ditemukan dengan ketinggian antara 85 cm hingga 135 cm dari pondasi batu.[1][4] Temuan penting lainnya di situs ini adalah fragmen gerabah dan keramik. Bentuk-bentuk gerabah yang ditemukan umumnya merupakan bagian dari wadah seperti periuk, kendi, bejana, mangkuk, dan piring. Sementara itu, fragmen keramik yang ditemukan memiliki kesamaan ciri dengan keramik yang diproduksi pada masa Dinasti Yuan akhir, sekitar abad ke-13 hingga ke-14 Masehi.[1][4] PenelitianPenelitian arkeologi di Situs Candi Negeri Baru telah dilakukan dalam beberapa tahap. Penelitian pertama dilakukan pada tahun 1994 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, yang menemukan keragaman data di daerah Benua Lama, termasuk makam Islam dengan tahun çaka, sebaran fragmen keramik, dan bata. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Balai Arkeologi Banjarmasin pada tahun 2007, yang menunjukkan kemungkinan berkembangnya karakter budaya Hindu-Buddha di wilayah tersebut. Ekskavasi lebih intensif dilakukan pada tahun 2010-2011, yang mengindikasikan adanya bangunan keagamaan.[2][4] Keberadaan candi ini memberikan petunjuk tentang sejarah Kerajaan Tanjungpura, yang diyakini bermula di Kuala Kandang Kerbau, kemudian pindah ke Sukadana, dan akhirnya di daerah Sungai Matan. Pada era Pangeran Agung, Kerajaan Tanjungpura dipecah menjadi kerajaan yang lebih kecil, sebagai imbas dari tuntutan anak-anak sultan, menjadi Kerajaan Simpang. Pada masa pemerintahan Busrah, pusat kerajaan dipindahkan dari Tanjungpura ke Kerta Mulia.[1][4] Rujukan
|