Situjuah Banda Dalam - Desa ini Berada di Antara bukit bukit lereng Gunung Sago, sehingga udara disini cukup sejuk, hamparan sawah di desa ini menjadi pamandangan yang indah dan terdapat sumber mata air yang banyak sehingga di desa ini tidak kekurangan air bersih. desa ini 85% pencaharian penduduknya adalah sebagai petani, sehingga di desa ini terdapat bnyak sawah dan berbagai macam perkebunan.
Nagari Situjuah Banda Dalam terdiri dari 8 jorong, yakni:
Banda Dalam
Koto Baru
Gurun
Subarang Tabek
Jilatang
Talaweh
Tangah Padang
Padang Ambacang
Sejarah
Lebih dari 500 tahun yang lalu[2] Nagari Situjuah Banda Dalam merupakan hutan belantara, kemudian turunlah 6 (enam) orang Datuk dari ParianganPadang Panjang melalui Sungai Patai dan terus ke Ladang Laweh dan akhirnya menetap untuk sementara di Baboy Koto Tinggi, karena dilihat daerah tersebut kurang menjanjikan penghidupan yang layak, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke Nagari Situjuah Banda Dalam dan disinilah para Datuk tersebut mulai mencoba menetap,keenam Datuk tersebut adalah :
Simagayur Nan Mangiang suku Pitopang Rumah Gadang
Kayo nan Kayo suku Pitopang
Rajo lelo nan Tungga suku Pitopang
Bandaro Hitam suku Jambak
Bandaro Putiah suku Pitopang
Mili suku Piliang
Inilah orang yang pertama kali menetap / manaruko di Nagari Situjuah Banda Dalam ,dikarenakan daerah Situjuah Banda Dalam merupakan daerah yang menjanjikan untuk penghidupan yang layak, maka pada akhirnya mereka membawa sanak family mereka dari negeri asal dan lama kelamaan keturunan para Datuk ini semakin banyak dan berkembang, maka disusunlah Tata Praja Pemerintahan Nagari mulai dengan pengangkatan Tuo Kampuang, Tuo Dusun, Tuo Banjar, Parik paga.Dengan susunan Banda Dalam bakarajo badatuak nan duo baleh dengan rajanya Datuak Simagayur Nan Mangiang, sedangkan Padang Ambacang baampek suku badatuak nan duo baleh kampuang dengan Datuak nya bergelar Datuak Bandaro Lantak, sedangkan ke Koto Baru Badatuak ke Datuak Mili dengan Datuak Nan Sapuluah dan ke Sungai Jilatang dengan Datuak nan Barompek dan ke Koto Loweh dengan Datuak nan Batigo.
Banda Dalam merupakan Pamuncak Adat Limo Puluah dengan Balainya dikenal dengan Balai Dihulu yang disebut dengan Pasak Jalujua, Pasak Adat Kunci Pusako Urang Badunsanak, Aluah Baturuik di Rajokan di Balai Dihulu Situjuah Banda Dalam dengan kebesarannya Dt.Simagayur Nan Mangiang, Urek Tungga dari Andiko nan Duo Baleh, begitulah sekelumit sejarah Nagari Situjuah Banda Dalam.
Nagari ini memiliki sejarah yang di dikenal dengan sejarah Peristiwa Situjuah yang di peringati setiap tanggal 15 januari, peristiwa situjuah adalah suatu peristiwa penyerangan oleh pasukan penjajah Belanda terhadap para pejuang kemerdekaan indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang menewaskan beberapa orang pimpinan pejuang dan puluhan orang anggota pasukan lainnya, termasuk Chatib Sulaiman, Arisun Sutan Alamsyah, dan Kapten Thantowi.