Sitanggang merupakan marga yang diturunkan oleh Raja Sitanggang Ompu Raja Pangururan. Marga ini berasal dari Pangururan (yang dahulu bernama Tano Sumba).[5]
Si Raja Batak hingga Raja Sitanggang
Si Raja Batak memperanakkan Raja Isumbaon. Raja Isumbaon memperanakkan Tuan Sorimangaraja. Tuan Sorimangaraja memperanakkan Tuan Sorba Di Julu (yang bergelar Raja Nai Ambaton). Tuan Sorba Di Julu memperanakkan Raja Natanggang (dijuluki sebagai Raja Sitempang karena kakinya yang pincang). Raja Sitempang memperanakkan Raja Sitanggang bergelar Ompu Raja Pangururan. Raja Sitanggang memiliki tiga keturunan, yakni Tanja Bau bergelar Raja Panungkunan, Raja Pangadatan, dan Raja Pangulu Oloan.[6][7][8][9][10][11][12]
Mulai Raja Sitanggang
Tanja Bau bergelar Raja Panungkunan menurunkan marga Sitanggang Bau dan Sitanggang Gusar. Raja Pangadatan menurunkan marga Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar, dan Sitanggang Silo.[13] Sedangkan, Raja Pangulu Oloan menurunkan marga Sigalingging.[3]
Wilayah ulayat
Secara turun temurun, Raja Isumbaon hingga Raja Sitempang IV (marga Sitanggang garis keturunan Tanja Bau) adalah penguasa di Pangururan. Pada zaman kolonial Belanda, Pangururan dibagi ke dalam tiga bius, yakni bius Sitanggang, biusSimbolon, dan biusNaibaho. Keputusan ini untuk memecah dominasi marga Sitanggang, terutama atas Onan Tiga Urat (pusat perdagangan awal di Pangururan) atau yang disebut sebagai Bius Patane Bale Onan Pangururan.[2][14]
Kemudian, Pangururan kembali dibagi oleh Belanda ke dalam bius-bius baru, seperti Tanjung Bunga (bius Nadeak), Buhit (bius Sitanggang), Rianiate (bius Sitanggang dan Simbolon), Sabungan Nihuta (bius Sitanggang, Simbolon, dan Simalango), Ronggur Nihuta (bius Sitanggang, Simbolon dan Naibaho).[1]
^ abHutagalung, W.M. (1991). Pustaha Batak. Tulus Jaya.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abSitanggang, Marcius Albert (1997). Mengenal Leluhur Raja Sitanggang Serta Keturunannya. Jakarta: Lembaga Pusat Pengkajian Batakologi Yayasan LPB3.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abSitanggang, Juinson (Maret 2020). Tarombo Raja Sitempang. Tangerang.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sitanggang, Kosmen (28 April 2007). Catatan Seminar Sehari Keturunan Raja Sitempang Seluruh Indonesia di Wisma Benteng Medan. Medan.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Saragih, Lin Sugianto (2017). Tarombo Dohot Turiturian Ni Bangso Batak Silsilah Dan Asal-Usul Marga-Marga Batak Dari Siraja Batak. Medan: Dinas Perpustakaan Dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. ISBN9786028946728.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sidabutar, Nahum (1976). Tarombo Batak. Tomok.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sejabodetabek, Purasitabor (2001). Tarombo Raja Sitanggang. Jakarta.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sigalingging, Mirwan (2002). Tarombo Raja Sigalingging. Jakarta: Panitia Tarombo Raja Sigalingging.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kota Medan, Purasitabor (2007). "Tarombo Raja Sitanggang".
^Pomparan Raja Sitempang, Seminar Sehari (2011). Tarombo Raja Sitempang. Hotel Grand Antaris Medan.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sidauruk, Maruhum (26 Juni 2011). Tarombo Sidauruk Dari Generasi Ke Generasi. Jakarta.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Tampubolon, Raja Patik (1964). Pustaha Tumbaga Holin. Jakarta: Dian Utama.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)