Ciprofloxacin HCI
|
|
Nama sistematis (IUPAC)
|
1-cyclopropyl-6-fluoro-4-oxo-7-(piperazin-1-yl)-quinoline-3-carboxylic acid
|
Data klinis
|
Nama dagang
|
Baquinor, Ciloxan, Cipro, Floxigra, Neofloxin, dll
|
AHFS/Drugs.com
|
monograph
|
MedlinePlus
|
a688016
|
Data lisensi
|
US FDA:link
|
Kat. kehamilan
|
B3(AU) C(US)
|
Status hukum
|
Harus dengan resep dokter (S4) (AU) POM (UK) ℞-only (US)
|
Rute
|
Oral, Terapi intravena, topical (tetes telinga, tetes mata)
|
Data farmakokinetik
|
Bioavailabilitas
|
69%[1]
|
Metabolisme
|
Hati, termasuk CYP1A2
|
Waktu paruh
|
4 jam
|
Ekskresi
|
Ginjal
|
Pengenal
|
Nomor CAS
|
85721-33-1 Y
|
Kode ATC
|
J01MA02 S01AE03 S02AA15 S03AA07
|
PubChem
|
CID 2764
|
DrugBank
|
DB00537
|
ChemSpider
|
2662 Y
|
UNII
|
5E8K9I0O4U Y
|
KEGG
|
D00186 Y
|
ChEBI
|
CHEBI:100241 Y
|
ChEMBL
|
CHEMBL8 Y
|
NIAID ChemDB
|
AIDSNO:001992
|
Data kimia
|
Rumus
|
C17H18FN3O3
|
Massa mol.
|
331.346 g/mol
|
SMILES
|
eMolecules & PubChem
|
InChI=1S/C17H18FN3O3/c18-13-7-11-14(8-15(13)20-5-3-19-4-6-20)21(10-1-2-10)9-12(16(11)22)17(23)24/h7-10,19H,1-6H2,(H,23,24) Y Key:MYSWGUAQZAJSOK-UHFFFAOYSA-N Y
|
Siproloksasin (English: Ciprofloxacin (INN)) adalah antibiotik untuk pengobatan beberapa infeksi bakteri. Antibiotik ini termasuk fluorokuinolon generasi kedua. Spektrum aktivitasnya melingkupi beberapa strain bakteri patogen yang menyerang pernapasan, sistem urin, gastrointestinal, dan infeksi abdominal, termasuk di dalamnya adalah bakteri patogen Gram negatif Escherichia coli, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Legionella pneumophila, Moraxella catarrhalis, Proteus mirabilis, dan Pseudomonas aeruginosa dan gram positif, yang sensitif namun belum menjadi resisten terhadap methicillin, seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis, dan Streptococcus pyogenes.
Siprofloksasin dan jenis-jenis fluorokuinolon lainnya bernilai tinggi karena spektrum aktivitasnya yang lebar, menembus jaringan dengan sempurna, dan tersedia dalam bentuk sediaan untuk diminum maupun suntikan.
Resistensi
Akibat penggunaan yang meluas untuk mengobati infeksi ringan yang sebenarnya bisa diobati dengan antibiotik yang lebih lama dan spektrumnya lebih sempit, kini banyak bakteri yang telah mengembangkan resistensi terhadap obat ini, sehinga ciprofloxacin menjadi lebih tidak efektif dibanding sebelumnya.[2]
Resistensi antibiotik terhadap siprofloksasin dan jenis fluorokuinolon bisa berkembang lebih cepat, bahkan dalam masa pengobatan. Sejumlah patogen seperti enterococci, Streptococcus pyogenes, dan Klebsiella pneumoniae kini telah memperlihatkan resistensi terhadap siprofloksasin.[3] Penggunaan fluorokuinolon untuk binatang peliharaan, terutama di Eropa, juga berperan dalam hal ini.[4] Sementara itu, beberapa strain Burkholderia cepacia, Clostridium innocuum, dan Enterococcus faecium mulai mengembangkan resistensi terhadap siprofloksasin dalam derajat yang berbeda-beda.[5]
Perhatian
Merusak perkembangan tulang rawan
Antibiotik pertama kuinolon yaitu asam naliksidat yang diperkenalkan pada tahun 1964 dan selama dua dekade terakhir telah disetujui untuk pengobatan infeksi saluran kemih (ISK) pada anak-anak berusia 3 bulan atau lebih.[6][7]
Namun, obat ini jarang digunakan karena muncul generasi berikutnya yang lebih populer siprofloksasin (ciprofloxacin) dan levofloxacin. Pada awalnya, kedua antibiotik tersebut digunakan pada anak-anak hanya untuk perawatan paska paparan anthraks inhalasi sebelum tahun 2004.[6][7]
Kemudian pada tahun 2004, siprofloksasin mendapat persetujuan untuk pengobatan ISK dan pielonefritis (pyelonephritis, infeksi pada pelvis ginjal) yang rumit pada anak-anak berusia 1 sampai 17 tahun.[7] Saat ini, moksifloksasin tidak disetujui untuk penggunaan anak-anak.[7] Seiring meningkatnya pemakaian fluorokuinolon pada anak-anak, akhirnya pun menuai kontroversi terkait keamanannya.[6][7]
Fluorokuinolon menunjukkan efek buruk pada perkembangan tulang rawan pada hewan muda melalui inflamasi dan penghancuran sendi besar. Mekanisme arthropati ini sering tidak dapat dipulihkan, dan potensi kejadiannya pada anak-anak membatasi penggunaan fluorokuinolon pada anak-anak.[6]
Referensi