Desa ini terdiri dari tujuh dusun dengan lima dusun di selatan jalur Pantura, dan dua dusun di sebelah utara Jalur Pantai Utara. Lima dusun di selatan pantura terdiri dari Dusun Sembung, Dusun Dukuh Sari 1, Dusun Dukuh Sari 2, Dusun Kamijoro, dan Dusun Pagedangan. Sedangkan dua dusun di utara pantura adalah Dusun Kemloko, dan Dusun Kendalsari.
Desa ini menjadi viral karena Untung, sang kepala desa, membangun gedung balai desa setinggi 8 lantai dengan bersumber dana swadaya masyarakat.[1]
Potensi
Desa Sembung memiliki beberapa potensi dari berbagai aspek seperti potensi hasil bumi, dan hasil alam, potensi perekonomian, potensi investasi, dan potensi wisata.
Untuk potensi dalam bidang hasil bumi dan hasil alam, terdapat padi, jagung, kayu sengon, nangka, rambutan, durian, petai, jengkol, melinjo, pisang, dan bambu. Dalam hal perekonomian, masyarakat berprofesi sebagai sopir, petani, tukang batu, tukang kayu, buruh pembuat dan pengrajin emping, buruh pabrik, pedagang, buruh tani, guru, karyawan pabrik, karyawan restoran, dan buruh bangunan.
Potensi yang paling besar di Desa Sembung terdapat pada potensi pertanian dan Usaha Kecil Menengah (UKM), seperti pembuatan kripik emping, kripik pisang dan kerupuk Bulung.
Kerupuk Bulung
Di Desa Sembung terkenal sebagai penghasil makanan kerupuk berbahan dasar sagu. Di jawa sering disebut Bulung, sedangkan umumnya disebut pohon sagu, atau Rumbia. Pembuatan kerupuk bulung ini melalui proses pengambilan tepung bulung (sagu) yang kemudian tepung itu dikukus selama waktu, setelah proses pengeringan melalui matahari, kerupuk bulung siap digoreng. Kerupuk Bulung ini telah dipasarkan hingga ke daerah Pekalongan, Kendal dan Semarang.
Namun, pembuatan kerupuk ini mengandalkan adanya penyinaran matahari, karena proses pengeringan tidak akan sempurna jika menggunakan oven, sehingga pada musim penghujan para pengusaha kerupuk ini beralih ke makanan kecil yang lain yang lebih sederhana pembuatannya. Misalnya kripik pisang, emping, dan sebagainya.
Pembuatan kerupuk Bulung ini juga sangat mengandalkan bahan baku. Karena bahan baku dari kerupuk ini adalah pohon Bulung (Sagu) yang sulit untuk dikembangbiakkan, maka para pengusaha juga kesulitan mendapatkan bahan baku jika ketersediaan pohon Bulung mulai berkurang di derah Desa Sembung.