Sejarah komunikasi

Sejarah komunikasi pada mulanya hanya merupakan upaya atau cara manusia menyampaikan ide, gagasan, kemauan, hasrat dan lain sebagainya, upaya tersebut hanya supaya manusia bisa saling berhubungan. Pada waktu itu, Komunikasi tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diberi perhatian, dikaji atau distrukturkan. Namun, pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia yang diberi nama retorika yang berarti seni berpidato dan beragumentasi yang bersifat menggugah atau seni yang menggunakan bahasa secara lancar untuk memengaruhi dan mengajak. Retorika mendapat pembahasan khusus bahkan beberapa pemikir itu menempatkan retorika sebagai hal penting dalam masyarakat dan pemerintahan. Kata “rhetoric” (bahasa Inggris) dalam pengertian di atas bersumber dari bahasa Yunani; rhētorikós, “oratorical” (bahasa Inggris) atau rhḗtōr (bahasa Yunani), “public speaker” (bahasa Inggris) yang terkait dengan kata rhêma (bahasa Yunani), dan dari kata kerja ”to speak, say” (bahasa Inggris) atau erô (bahasa Yunani). Dalam pengertian yang lebih luas, retorika terkait dengan percakapan manusia (Young, R. E., Becker, A. L., dan Pike, K. L., 1970; 1).[1]

Pada perkembangan awal, batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antar manusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi, dengan tujuan mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang lain. Komunikasi terus berkembang, tidak hanya menyampaikan gagasan melalui lisan. Pada zaman kekaisaran romawi, Julius Caesar membuat papan pengumuman yang dinamakan Acta Diurna. Penyampaian gagasan mengenai apa yang penting bagi masyarakat telah bertambah, dari sekadar lisan menjadi bentuk tulisan. Hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak, dan terbitnya surat kabar pertama.[2] Setelah surat kabar peradaban manusia juga berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain.

Latar Belakang Komunikasi sebagai Ilmu

Asal Usul ilmu komunikasi itu sendiri sebenarnya tampil pada zaman Yunani kuno (SM) yang digagas oleh Aristoteles. Dalam gagasan tersebut ia menyebutkan bahwa di dalam komunikasi itu terdapat komunikator, pesan dan penerima.[3]kKesimpulan dari gagasan itu ialah jika komunikator menentukan gagasan atau pesan, kemudian diarahkan pada khalayak pilihannya, melalui saluran atau media yang dimilikinya atau dikuasainya maka akan keluar hasil yang diinginkan.

Dalam perkembangan selanjutnya, gagasan itu terus dikembangkan kemudian melahirkan dua bentuk komunikasi yang masing-masing berkembang di benua yang berbeda. Pertama ilmu publisistik di Jerman. Kedua ilmu komunikasi massa di Amerika. Perpaduan dari kedua bentuk inilah yang meneteskan ilmu komunikasi yang kita kenal sekarang ini. Perpaduan ini tidak lepas dari upaya-upaya Stappers melalui karya Gabner.[4] Artinya, itu merupakan titik awal tampaknya Ilmu Komunikasi.

Munculnya Teknologi Sebagai alat Komunikasi

Sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga tak lepas dari sejarah peradaban manusia di Bumi ini. Pada zaman dulu penyampaian informasi juga dilakukan mulai dari gambar-gambar yang terletak pada dinding gua, peletakan tonggak sejarah berupa prasasti. Berikut ini adalah sejarah perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) mulai dari zaman pra-sejarah sampai ke zaman modern sekarang ini.

  1. Masa Prasejarah

Pada zaman ini, teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh manusia berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang manusia kenal. Untuk menggambarkan informasi yang diperoleh, mereka menggambarkannya pada dinding-dinding gua tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini, manusia mulai mengidentifikasi benda-benda yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka, kemudian melukiskannya pada dinding gua tempat tinggalnya. Awal komunikasi mereka pada zaman ini hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan menggunakan isyarat tangan.

Pada zaman prasejarah mulai diciptakan dan digunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, dan isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

    • 3000 SM

Untuk yang pertama kali, tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari piktografi sebagai huruf. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi (penyebutan) yang berbeda sehingga mampu menjadi kata, kalimat, dan bahasa.

    • 2900 SM

Pada 2900 SM, bangsa Mesir Kuno menggunakan huruf hieroglif. Hieroglif merupakan bahasa simbol, di mana setiap ungkapan diwakili oleh simbol yang berbeda. Jika simbol-simbol tersebut digabungkan menjadi satu rangkaian, maka akan menghasilkan sebuah arti yang berbeda. Bentuk tulisan dan bahasa hieroglif ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.

    • 500 SM

Manusia sudah mengenal cara membuat serat dari pohon papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Nil. Serat papyrus dapat digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus menjadi media untuk menulis atau media untuk menyampaikan informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya juga digunakan sebagai media informasi.

    • 105 M

Pada masa ini, bangsa Cina berhasil menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang. Kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci, kemudian diratakan dan dikeringkan. Penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem cap.

2. Masa Modern (1400 M s.d. Sekarang)

    • Tahun 1455

Pada 1455, untuk pertama kalinya Johann Gutenberg mengembangkan mesin cetak dengan menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi dan dapat diganti-ganti dalam bingkai yang terbuat dari kayu.

    • Tahun 1830

Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia. Ia bekerja sama dengan Charles Babbage menggunakan mesin analytical yang didesain sehingga mampu memasukkan data, mengolah data, dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama, walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital.

    • Tahun 1837

Telegraf dan Penemunya (Samuel Morse) Samuel Morse mengembangkan telegraf dan bahasa kode morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone. Morse menggunakan kode-kode sederhana untuk mewakili pesan-pesan yang ingin dikirimkan dengan menggunakan pulsa listrik melalui kabel tunggal. Namun sinyal-sinyal yang dapat dikirim dengan baik hanya berada dalam jarak 32 km. Untuk jarak yang lebih jauh, sinyal-sinyal yang diterima menjadi terlalu lemah untuk direkam. Kemudian, Morse membangun peralatan relai yang ditempatkan di setiap 32 km dari stasiun sinyal. Relai tersebut berfungsi untuk mengulangi sinyal yang diterima dan mengirimnya kembali ke 32 km berikutnya. Relai terdiri dari sakelar yang dioperasikan secara elektromagnetik. Sistem telegraf kemudian segera digunakan untuk bisnis yang membutuhkan pengiriman pesan secara cepat untuk jarak yang jauh, seperti surat kabar dan pesan untuk perjalanan kereta api.

    • Tahun 1877

Pada 1877, Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum. Pada 1879, sistem pemanggilan telepon mulai menggunakan nomor yang menggantikan sistem pemanggilan nama. Hal ini untuk mencegah operator yang tidak mengenal semua pelanggan. Sistem penomoran telepon menggunakan huruf dan angka, di mana nomor telepon menggunakan sistem dua huruf dan lima digit angka.

    • Tahun 1889

Pada 1889, Herman Hollerith menerapkan prinsip kartu perforasi untuk melakukan penghitungan. Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang lebih cepat untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika Serikat. Sensus yang dilakukan pada 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan perhitungan. Dengan berkembangnya populasi, Biro Sensus tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan perhitungan sensus.

Hollerith menggunakan kartu perforasi untuk memasukkan data sensus yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara mekanik. Sebuah kartu dapat menyimpan hingga 80 variabel. Dengan menggunakan alat tersebut, hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu enam minggu. Selain memiliki keuntungan dalam bidang kecepatan, kartu tersebut berfungsi sebagai media penyimpan data. Tingkat kesalahan perhitungan juga dapat ditekan secara drastis.

    • Tahun 1931

Pada 1931, Vannevar Bush membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial. Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan.

    • Tahun 1939

Pada 1939, Dr. John V. Atanasoff dan dibantu oleh Clifford Berry berhasil menciptakan komputer elektronik digital pertama. Sejak saat ini, komputer terus mengalami perkembangan sehingga menjadi semakin canggih. Mengenai sejarah perkembangan komputer ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

    • Tahun 1973 – 1990

Pada masa ini, istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper tentang TCP/IP. Secara harfiah, internet (interconnected networking) diartikan sebagai rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Rangkaian pusat yang membentuk internet diawali pada 1969 sebagai ARPANET yang dibangun oleh ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET di antaranya adalah kaidah rangkaian tanpa pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaidah pertukaran paket (packet switching).

Pada 1981, National Science Foundation mengembangkan backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan.

Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal sekarang. Kemudian pada 1986, IETF mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat koordinasi di antara DARPA, ARPANET, DDN, dan Internet Gateway. Pada 1990-an, internet telah berkembang dan menyambungkan banyak pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.

    • Tahun 1991 – Sekarang

Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN memungut bayaran dari para anggotanya untuk menanggulangi biaya operasionalnya. Pada 1992, mulai terbentuk komunitas internet dan diperkenalkannya istilah World Wide Web (www) oleh CERN. Pada 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), jasa registrasi (oleh Network Solution Inc), dan jasa informasi (oleh General Atomics/CERFnet). Pada 1994, pertumbuhan internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah ke dalam berbagai segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Pada 1995, perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di backbone. Langkah ini memulai pengembangan teknologi informasi, khususnya internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

Ideografi

Ideografi (ideogram) adalah simbol grafis yang mewakili ide daripada sekelompok huruf. Para ahli berpendapat bahwa ideografi ini telah dipakai sejak zaman purbakala di dataran Eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia lebih dari 3000 tahun. Ideogram adalah jenis tulisan/simbol yang dimaknai menurut kenampakan visual yang kemudian diterjemahkan sebagai sebuah ide, atau sebuah kalimat. Gambar 'sebuah mata' misalnya, dengan memfungsikannya sebagai ideogram, maka Anda bisa mengartikannya sebagai 'seseorang sedang mengintip'.[5] Lambang tidak sekadar mewakili benda, tetapi dapat pula mewakili gagasan tertentu. Lambang demikian dinamakan ideogram. Tulisan hieroglip di Mesir, tulisan bangsa Aztek di Meksiko, dan tulisan paku di Asiriaa-Babilonia, merupakan contoh penggunaan yang berubah menjadi ideogram.

Ideogram adalah suatu versi lanjutan dari pictogram. Ini adalah simbol visual atau grafis yang mewakili ide. Beberapa komunitas di seluruh dunia datang dengan ideogram yang bervariasi untuk mewakili ide-ide sebanyak mungkin, namun, ide-ide seperti ekspresi emosi bersifat universal di alam, sehingga ideogram banyak mengungkap ciri manusia dengan ekspresinya di masa itu. Ideografi adalah sumber awal untuk sebagian besar sistem penulisan logographic seperti naskah di Cina. Karena bahasa dibentuk dari penggambaran ide-ide, tentang bagaimana sifat garis, tentang bagaimana keterwakilan manusia dalam tulisan.

Petrografi

Mikroskop adalah suatu instrumen ilmiah yang terkenal abad ke - 19 dan telah diterapkan secara luas di dalam banyak ilmu pengetahuan. Akan tetapi, seorang geologist sudah dapat melihat material-material yang terdapat dalam tanah yang biasanya tidak bisa dilihat langsung di pegunungan tetapi dengan mikroskop. Pada tahun 1829, Edinburgh New Philosophical Journal dipublikasikan dalam artikel sebanyak dua halaman yang diberi judul "The Nicol Prism" oleh William Nicol (1768-1851) dosen filsafat di Edinburgh. Prisma ini dibuat dari dua bagian, yaitu kalsit dan balsam Kanada, sebagai penghasil cahaya bidang polarisasi. Dua tahun yang lalu Nicol mempublikasikan artikel kedua dengan pokok bahasan tahapan preparasi mineral dan fosil kayu melalui pemeriksaan mikroskop. Dengan dua artikel William Nicol, menghadirkan sebuah alat geologi yang sekarang diterapkan pada Pmikroskop untuk mempelajari batuan. Sorby menulis buku yang dipublikasikan pada tahun 1850 dan 1860, tetapi sedikit diterima di negerinya, namun banyak diminati oleh peneliti di beberapa benua, khususnya: Zirkel, Vogelsang, dan Rosenburgh di Jerman dan Fouque danMichel Levi di Prancis yang telah mengangkat ilmu petrografi pada statusyang dapat diterima oleh para ilmuan dan menjadi cabang ilmu yang mempelajari batuan secara mikroskopis.

Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara deskripsi batuan berdasarkan tekstur, struktur, dan mineralogi secara mikrokopis.

Petrografi sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain. Seperti dengan ilmu Petrolgi. Petrografi dengan Petrologi sangat berhubungan erat di mana petrologi mempelajari batuan, baik proses, asal usul batuan, petrogenesa (mempelajari batuan secara luas) sedangkan petrografi merupakan cara untuk mempelajari batuan atau cara deskripsi batuan. Petrografi juga sangat berhubungan dengan Kristalografi dan mineralogi ataupun Mineral optik. Di mana dalam mineral optik dipelajari mineral-mineral berdasarkan sifat optiknya. Sedangkan petrografi dalam penamaan batuan harus dikenali mineral apakah yang menyusun batuan tersebut.

Dalam pendiskripsian batuan secara petrografi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan secara megaskopis. Keuntungan pengamatan secara petrografi adalah: dalam pengamatan batuan dapat dilihat tekstur khusus yang ada pada batuan, sedangkan secara megaskopis sulit untuk melihat tekstur khusus batuan. Secara mikroskopis dapat ditentukan mineral yang menyusun batuan sampai kejenis daripada mineralnya. Misalkan plagioklas, dari kembarannya dapat ditentukan jenis plagioklasnya apakah anaorthit, bitownit, labradorit, andesin atau oligoklas. Pengamatan secara petrografi ini dapat ditentukan variasi daripada batuannya.

Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Seseorang yang mempelajari petrografi disebut petrografer. Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh selama analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan lapangan di singkapan dan mencakup deskripsi makroskopik spesimen tangan. Namun, alat yang paling penting bagi petrografer adalah mikroskop petrografi. Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan struktur sangat penting untuk memahami asal-usul batuan. Analisis mikroskrop elektron dari butir individu serta analisis kimia batuan keseluruhan oleh resapan atom atau fluoresensi sinar x digunakan di laboratorium petrografi modern. Butiran mineral individu dari sampel batuan juga dapat dianalisis dengan difraksi sinar-X ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis inklusi fluida mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada mikroskop petrografi memberikan petunjuk mengenai kondisi suhu dan tekanan selama pembentukan mineral.

Pictographs adalah grafik yang menggunakan simbol untuk mewakili set data dan informasi numerik. Banyak orang berpikir bahwa pictographs membuat informasi lebih mudah untuk membaca. Kerugian pictographs adalah bahwa ia hanya dapat berkomunikasi sejumlah kecil informasi spesifik

Pictograph dari tahun 1510 yang menceritakan kisah kedatangan misionaris ke Hispaniola

Piktogram adalah suatu ideogram yang menyampaikan suatu makna melalui penampakan gambar yang menyerupai/meniru keadaan fisik objek yang sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktogram disebut piktograf. Contoh suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan lukisan prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan dalam menulis dan sistem grafis.

Manusia pertama yang mengenal tulisan tidak menggunakan huruf, kata-kata, dan tanda baca dalam tulisan mereka. Ribuan tahun yang lalu, mereka "menulis" dengan membuat gambar yang saat ini disebut piktograf. Para pakar mengatakan piktograf tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain.

Kata "piktograf" diturunkan dari kata dalam bahasa Inggris "pictograph". Akar kata "pictograph" adalah "pict" dan "graph". "Pict" merupakan kata dalam bahasa Latin untuk picture (gambar). Sementara "graph" merupakan kata dalam bahasa Yunani yang artinya tulisan. Piktograf merupakan simbol. Kadang-kadang piktograf mewakili keseluruhan kata, tetapi kadang-kadang hanya mewakili suku-suku kata, atau bagian-bagian kata. Ribuan tahun lalu, bangsa Sumeria kuno menemukan salah satu bentuk piktograf. Dalam bahasa Sumeria kuno, ti berarti "panah". Ti (atau til) juga berarti "kehidupan". Karena itu, orang Sumeria menggunakan simbol panah untuk kedua kata tersebut.

Piktogram pertama kali digunakan secara resmi pada Olimpiade di Inggris pada tahun 1948, dan mulai rutin digunakan sejak Olimpiade di Jepang pada tahun 1964. Karena Olimpiade dihadiri oleh berbagai peserta dari berbagai suku bangsa dan bahasa, maka penggunaan piktogram dipandang bisa memudahkan komunikasi.

Piktogram lalu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, menggambarkan cabang-cabang olahraga yang dilombakan. Piktogram ini digunakan pada tiket, sign system, dan lainnya, demikian sehingga peserta dengan mudah dapat mencari tempat kegiatan berlangsung.

Sejarah Piktogram sebenarnya diawali oleh lukisan-lukisan pra sejarah. Kebudayaan Mesir, China, dan Sumeria sudah menggunakannya sejak hampir 5000 tahun silam. Tulisan China yang sampai sekarang bertahan, pada dasarnya juga penerapan piktogram.

Piktogram mudah dipahami, karena bentuknya berupaya menyederhanakan, dan tidak sekadar menyimbolkan. Kalau pada rambu lalu lintas, tanda P berarti parkir, ini bukan bahasa visual karena tidak menggambarkan kegiatan yang ingin disampaikan seperti pada piktogram. Bandingkan dengan gambar rambu orang yang sedang membawa sekop, dan di depannya terdapat siluet kumpulan pasir/tanah. Ini baru piktogram.

Sebagian ahli menyebutkan, tulisan bermula dari piktogram dan ideogram. Piktogram (tulisan-gambar) adalah gambar yang menunjukkan arti khusus secara taat asas. Piktogram juga dapat dikatakan sebagai aksara berupa gambar yang mengungkapkan pesan tertentu.

Salah satu contoh piktogram adalah tulisan hieroglif Mesir. Tulisan hieroglif Mesir didasarkan pada perwujudan gambar. Untuk mengacu ke pria, wanita, matahari, dan sejenisnya, bangsa Mesir hanya membuat gambar objek-objek itu.

Adapun ideogram adalah tanda grafis yang dipakai untuk menggambarkan bagian ujaran. Pada ideogram, gambar atau lambang digunakan untuk merepresentasikan ujaran yang abstrak yang sebenarnya tak dapat digambarkan, misalnya panas, dingin.

Perbedaan piktogram dan ideogram terletak pada hubungan antara lambang dan objek yang diwakili. Piktogram lebih konkret, sedangkan ideogram lebih abstrak.

Ciri utama piktogram dan ideogram adalah keduanya tidak mewakili kata-kata atau bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu (tidak universal).

Di antara gambar-gambar pada batu-batu peninggalan terdapat gambar-gambar yang dapat ditafsirkan hanya dengan istilah saja, misalnya gambar seekor anak beruang dapat dikatakan sebagai anak beruang, bayi beruang, atau beruang kecil bila tidak ada gambar lain di sekelilingnya.

Belum dapat dipastikan apakah tanda itu harus ditafsirkan ide demi ide, secara bebas, ataukah menurut kata per kata. Ini karena sebuah lambang dapat mewakili berbagai konsep. Oleh karena itu, tidak ada bukti untuk menyimpulkan apakah yang dimaksudkan oleh pembuat lambang itu sebuah kata ataukah sebuah makna.

Diduga, sejumlah lambang yang kemudian menjadi sistem tulisan berasal dari piktogram atau ideogram. Misalnya, aksara hieroglif Mesir.

Pada dasarnya sistem tulisan berbeda dalam dua hal: sistem tulisan berbeda dalam pilihan lambang-lambangnya. Alfabet bahasa Inggris, Yunani, dan Rusia mempunyai lambang-lambang yang berbeda meskipun ada yang bertindih dalam sistem tulisan yang menyangkut jenis satuan yang dinyatakan lambang-lambang itu.

Alfabet

Alfabet adalah seperangkat kecil simbol, masing-masing secara kasar mewakili atau secara historis mewakili sebuah fonem dalam bahasa. Alfabet yang fonologis sempurna, fonem dan huruf berkoresponsi sempurna dalam dua arah: seorang penulis dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan ejaannya dan seorang pendengar dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan ejaannya.[6]

Bahasa sering berevolusi independen dari sistem menulisnya dan sistem menulis dapat dipinjam untuk bahasa-bahasa yang tidak memilikinya, derajat apakah suatu huruf dari alfabet berkorespondensi dengan fonem sebuah bahasa bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain dan bahkan dalam satu bahasa sekalipun.

Sebagian besar sistem menulis di Timur Tengah biasanya hanya konsonan sebuah kata yang ditulis, walaupun vokal dapat diindikasikan dengan menambahkan berbagai tanda diakritis. Sistem penulisan berdasarkan penandaan fonem konsonan berasal dari hieroglif Mesir kuno. Sistem ini disebut abjad.[7]

Sebagian besar abjad di India dan Asia Tenggara, huruf vokal diindikasikan lewat diakritis atau modifikasi bentuk konsonan. Hal ini disebut abugida. Beberapa abugida seperti Etiopik dan Cree, dipelajari anak sebagai silabari dan sering disebut silabik. Walau begitu berbeda dengan silabari sejati, ini bukanlah glif yang independen untuk setiap silabi.

Kadang kala istilah alfabet dibatasi pada sistem di mana huruf dipisahkan antara konsonan dan vocal. Seperti alfabet Latin, walaupun abjad dan abugida dapat diterima sebagai alfabet juga. Alfabet Yunani dipandang sebagai alfabet pertama di dunia.

huruf-huruf alfabet sekarang, Huruf-huruf alfabet ini berjumlah 26. Terdiri dari vokal dan konsonan. Untuk lebih jelas lagi, simak pembagiannya dalam tabel berikut:[8]

A B C D E F G H
eI bi: si: di: i: ef ʤi: eItʃ
I J K L M N O P
aI ʤeI keI el em en əƱ/oʊ pi:
Q R S T U V W X
kju: a:(r) es ti: ju: vi: ‘dʌblju: eks
Y Z
waI zed/zi:

DAERAH YANG MULA-MULA MENGGUNAKAN SISTEM ALPHABET:

Bangsa Semit sebagai yang pertama menggunakan sistem alphabet atau abjad, agaknya sudah disepakati oleh para sarjana. Namun, daerah mana dari daerah-daerah yang didiami oleh suku bangsa Semit yang lebih dahulu menggunakannya, masih saja terdapat perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka. Perbedaan pendapat ini makin terlihat setelah ditemukan beberapa bukti tertulis di kawasan Sarabit al-Khadim, yaitu suatu daerah yang terletak antara Fustat dan Adhruh, (bahagian timur Qulzum sekarang).

Inskripsi Sarabit al-Khadim ini oleh kalangan ahli, disimpulkan sebagai inskripsi tertua yang menggunakan sistem alphabeth (abjad). Diperkirakan bahwa inskripsi ini telah ditulis sekitar tahun 1850 sM.(Shiddiqi,1983) oleh orang-orang Sinai yang bekerja di tambang-tambang batu permata pyrus.

Penemuan inskripsi ini tentunya adalah acuan akhir yang menolak asumsi yang selama ini telah dikemukakan oleh para ahli bahwa orang-orang Phoenicialah yang pertama kali mentransfer Hierogliph menjadi tulisan alphebetis. Inskripsi Sarabit al-Khadim ternyata lebih tua beberapa abad dibanding dengan inskripsi Ahiram Yubail yang ditemukan oleh Monte di daerah Gebal purba (Byblos) yang merupakan bukti tertulis pemakaian pertama sistem alphabet oleh orang-orang Phoenicia. Dengan penemuan baru ini para ahli akhirnya dapat meyakini dengan tepat "jembatan" yang menghubungkan antara Hierogliph Mesir dengan alphabet Phoenicia. Karena selama ini mereka diragukan oleh perbedaan yang terlalu besar antara bentuk tulisan Mesir itu dengan bentuk tulisan yang digunakan oleh orang-orang Phoenicia, sehingga sangat sulit memastikan bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama kali menggubah huruf-huruf Mesir ke dalam sistem alphabet.

Kenyataan bahwa Sinai yang pertama kali menggunakan alphabet dalam sistem penulisan mereka diperkuat pula oleh letak geografis daerah ini, yang ternyata lebih dekat dengan Mesir serta bentuk tulisan yang tidak terlalu menyolok perbedaannya.

WILAYAH PERKEMBANGAN SISTEM ALPHABET

Sistem alphabet Sinai pada waktu kemudian berkembang ke beberapa wilayah, diantaranya ke Phoenicia. Oleh orang-orang Phoenicia, sistem penulisan Sinai ini dikembangkan sedemikian rupa. Beberapa karakter huruf disempurnakan serta disusun atas dasar dasar bunyi yang dilambangkan. Karena itu asumsi bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama menggunakan sistem alphabet dianggap beralasan sebelum ditemukannya bukti tertulis di wilayah Sinai (inskripsi Sarabit al-Khadim seperti telah dikemukakan terdahulu. Namun, peranan orang-orang Phoenicia dalam menjembatani pengembangan alphabet ke beberapa kawasan Eropa memang sukar untuk dibantah.

a. Jazirah Arab Utara, Asia Kecil dan Eropa

Dalam perkembangannya ke utara, alphabet Sinai memperoleh kemajuan yang sangat pesat. Alphabet ini akhirnya, selian melahirkan alphabet Phoenicia, juga telah menurunkan tulisan Ibrani dan Aramia. Dari ketiga rumpun tulisan yang biasa disebut dengan Tulisan Semit Utara ini berkembang secara lebih luas lagi dan melahirkan tulisan-tulisan besar yang digunakan hingga saat ini.

Tulisan Phoenicia dibawa ke Yunani oleh Cadmus, dan dari sini berkembang menjadi tulisan Etroska yang merupakan cikal bakal pertumbuhan tulisan Romawi Barat yang dipakai di bahagian terbesar Eropa pada saat itu. Pengembangan lain dari tulisan Yunani telah pula dilakukan oleh salah seorang uskup Konstantinopel, Cyrillius dan Methodus. Tulisan ini mendapatkan perkembangan seiring dengan perkembangan agama Kristen di Slavia, Rusia, Ukeraina, Serbia, dan Bulgaria. Diketahui bahwa tulisan yang berkembang di Slavia ini tidak semata-mata berasal dari Yunani, akan tetapi juga memasukkan unsur-unsur tulisan Ibrani. Hal ini disebabkan oleh adanya bunyi-bunyi Slavia yang tidak terdapat dalam bahasa Yunani (Mario Pei,1971:81).

Dari rumpun Aramia (Aramaic) telah melahirkan tulisan Syryani, Nabthi, Tadmury (Palmyra) dan tulisan Pahlavi yang merupakan tulisan asli bangsa Persia. Di bahagian lain alphabet Sinai telah pula menurunkan tulisan Devanagari kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan Siryani dan Nabthy dalam perjalanannya ke bahagian selatan jazirah Arab telah bergabung dengan karakter tulisan yang berasal dari jazirah selatan ini, terutama pada masa perluasan kerajaan Anbath ke hampir seluruh jazirah Arab pada abad pertama Masehi. Penggabungan inilah yang pada akhirnya menurunkan tulisan Arab kuno hingga menjadi tulisan Arab seperti yang berkembang saat ini.

b. Jazirah Arab Selatan

Perjalanan alphabet Sinai ke bahagian selatan jazirah Arab telah mengembangkan tulisan yang terdapat di kerajaan-kerajaan Arab Selatan, seperti kerajaan Saba`, Minaiyah dan lain-lain. Hanya saja tidak diperoleh keterangan yang pasti tentang tulisan yang digunakan oleh masyarakat di kerajaan Arab selatan ini pada waktu sebelumnya. Beberapa asumsi mengatakan bahwa tulisan yang digunakan masyarakat Arab pada waktu itu berasal dari tulisan Demotic (tulisan rakyat Mesir kuno). Setelah masuknya alphabet Sinai ke wilayah ini, barulah dikenal satu jenis tulisan yang telah menggunakan sistem alphabet, dan banyak persamaan bentuk dan karakter hurufnya dengan alphabet Sinai, sebagaimana dapat diperhatikan pada tabel terdahulu. Tulisan Arab selatan ini kemudian dikenal dengan Musnad.

Bila diperhatikan lebih jauh bentuk dan karakter lambang huruf Musnad, maka makin kuat dugaan bahwa karakter Sinai lebih banyak mewarnai pembentukan lambang huruf-hurufnya, dibanding dengan tulisan asli masyarakat Arab selatan yang dianggap sudah ada itu. Kenyataan itu agaknya juga memperkuat dugaan bahwa setidaknya Arab selatan mendapat pengaruh dari alphabet Sinai dalam waktu yang bersamaan dengan Phoenicia. Namun sementara ahli telah berkesimpulan lain, yaitu bahwa alphabet Arab selatan merupakan perkembangan dari alphabet Phoenicia yang dibawa ke wilayah ini melalui jalur perdagangan.

Perkembangan tulisan Musnad ke utara pada akhirnya bergabung dengan tulisan-tulisan Semit utara dan melahirkan tulisan Arab kuno (Hyry). Tulisan-tulisan Arab itu, setelah agama Islam lahir, ternyata memperoleh perhatian khusus bagi penganutnya. Karena itu, tulisan ini akhirnya makin berkembang dan meluas dengan pesat bahkan melampaui batas-batas wilayah yang menggunakan bahasa Arab. Bersama Al-Qur`an, tulisan Arab telah meluas ke berbagai bangsa dan bahasa, seperti Fula, Hausa dan Swahili di Afrika, Melayu, Sunda dan Jawa di Indonesia, bangsa Moro di Phillipina, Urdu dan Punjabi di India, Persia di Iran dan pelbagai bahasa Turki di Uni Sovyet (Mario Pei,1971:81).

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari akar alphabet Sinai telah melahirkan dua bentuk tulisan besar yang digunakan secara luas hingga saat ini, yaitu tulisan Romawi yang pada akhirnya dikenal dengan tulisan Latin, dan tulisan Arab. Kedua bentuk tulisan ini, kendatipun sama-sama berasal dari rumpun yang sama, yaitu Sinai, tapi dalam perkembangannya terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil pada karakter huruf dan cara penulisan. Dalam tulisan Romawi, lambang-lambang konsonan dan vokal memperoleh tempat yang sama pada penulisan, sementara pada tulisan Arab seperti juga tulisan Ibrany dan Siryani (Semit utara), lebih menonjolkan huruf (lambang) konsonan saja, sedangkan lambang vokalnya diserahkan sepenuhnya pada pengertian pembaca. Barulah pada perkembangan akhir (setelah Islam), lambang vokal dicantumkan pada penulisan, akan tetapi berupa tanda-tanda khusus yang ditempatkan di atas atau di bawah lambang konsonan. Perbedaan lainnya ialah bahwa tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri, sedangkan tulisan Romawi ditulis sebaliknya.[9]

Tahap Perkembangan Tulisan:

Ada tiga tahap perkembangan tulisan, yaitu

a. Logogram atau tulisan kata, merupakan tulisan di mana setiap lambing mewakili sebuah kata. Sistem tulisan yang didasarkan pada penggunaan logogram adalah sistem tulisan bahasa China.

b. Tulisan silabis atau persukuan, misalnya bahasa Jepang modern yang memiliki sejumlah besar lambing, menunjukan suku kata bahasa lisan. Silabogram atau kelompok bunyi bahasa Jepang pada hakikatnya merupakan sistem bahasa Cina (Gleasom dalam Bambang, 1995: 29). Perkembangan bahasa Jepang, aksara-aksara bahasa Cina diambil untuk menuliskan kata-kata ambilan dari bahasa Cina, namun proses penyesuaian itu tidak sederhana karena struktur gramatika bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Cina. Bahasa Jepang memiliki banyak kata yang mengalami infleksi dan afiksasi yang kompleks. Sebaliknya, kebanyakan morfem bahasa Cina ialah kata dasar dengan tidak banyak afiksasi, kebanyakan morfem yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Cina.

Penyesuaian dalam menuliskan akasara Cina ke dalam bahasa Jepang. Pertama, diciptakan lambing-lambang morfemik untuk afiks yang tidak ada padanannya dalam sistem tulisan bahasa Cina. Kedua, ditambahkan tanda-tanda yang beracuan fonemik. Ternyata alternative yang kedualah yang dilakukan dan hasilnya ialah silabogram bahasa Jepang yang memiliki pola yang berbeda dengan sistem tulisan bahasa Cina. Silabogram bahasa Jepang pada dasarnya merupakan perkembangan aksara bahasa Cina dalam struktur bahasa Jepang. Dalam struktur bahasa Jepang, kata dasar pada umumnya ditulis dalam aksara Cina yang disebut kanji.

c. Tulisan bunyi melingkupi tulisan alfabetis dan tulisan fonemik. Alphabet adalah seperangkat lambing tertulis yang tiap lambang mewakili bunyi tertentu. Tulisan fonemik merupakan kesesuaian sempurna antara abjad dan bunyi fonemik yang mewujudkan satu lambang huruf mewakili satu dan hanya satu bunyi fonemik.

Lini Masa/ Garis Waktu/ Alur Waktu

Garis waktu, linimasa atau alur waktu adalah suatu representasi kronologis urutan peristiwa atau jadwal aktivitas. Garis waktu dapat dibuat menurut era, abad, tahun, bulan, minggu, hari, dan bahkan jam yang panjangnya dapat bervariasi. Dalam garis waktu, terdapat titik-titik yang mewakili peristiwa-peristiwa penting.[10]


Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli

Definisi komunikasi adalah penjabaran tentang arti istilah komunikasi berdasarkan pencetusnya. Artikel ini berisi daftar definisi komunikasi.

Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)

Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 - 6:54pm — Rejals Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).

Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):

1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka),maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).

4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dan lain-lain.

Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.

Kesimpulan: Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, dan with what effect.

Raymond Ross

Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu penerima pesan membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.

Gerald R. Miller

Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.

Everett M. Rogers

Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Carl I. Hovland

sebuah proses yang mungkin saja dilakukan oleh para pembawa informasi dengan niat atau tujuan bisa memberikan respons kepada orang lain selaku penerima informasi agar dapat mengubah perilaku dan tingkahnya

New Comb

Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.

Bernard Barelson & Garry A. Steiner

Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.

Colin Cherry

Komunikasi adalah proses di mana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.

Definisi komunikasi: Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi: Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses di mana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.

Analisis: Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Di mana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespons pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source" (komunikator).

William J. Seller

William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.

Referensi

  1. ^ Syamsuddin, M Mukhtasar (2016-10-31). "Retorika" (PDF). Penerbit Universitas Terbuka. Diakses tanggal 2023-12-12. 
  2. ^ Avisa Relation Oder Zeituny di Jerman dan Weekly News diInggris pada sekitar tahun 1622
  3. ^ H. Rochajat Harun, Ir, M.Ed, Ph.D, dkk, Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial, (Jakarta; Rajgrafindo Persada, cet.i, 2011),hlm. 39
  4. ^ Prof. Dr. H. Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengan Tar Ringkas, (Jakarta; Rajawali Pers, 2006), hlm. 3
  5. ^ Eko Sujatmiko, Kamus IPS, Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 111
  6. ^ Muin Abdul, Analisis Kontraktif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, (Jakarta;Pustaka ahl-Husna baru, 2004). hal 1
  7. ^ http://sejarah-perkembangan-tulisan.html/[pranala nonaktif permanen]
  8. ^ Mintareja, Belajar Menulis Abjad Huruf Besar, (Bandung;{ionir Jaya, 1991). hal 5
  9. ^ http://revolusi-komunikasi-zaman-tulisan.html/[pranala nonaktif permanen]
  10. ^ Garis waktu

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41