Dalam sesi tertutup Kongres Partai Ke-20 PKUS pada 25 Februari 1956, Khrushchev mengejutkan para pendengarnya dengan mencela kepemimpinan diktator Stalin dan kultus individu dalam pidato yang berjudul Perihal Kultus Individu dan Konsekuensi-konsekuensinya. Ia juga menyerang dengan mengutarkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang terdekat Stalin. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa pandangan kukuh bahwa perang antara dunia kapitalis dan komunis tidak dapat dihindari seudah tidak benar. Ia menganjurkan persaingan dengan Barat daripada permusuhan terang-terangan dengan menyatakan bahwa kapitalisme akan menghilang dari dalam dan dunia sosialisme akan berjaya dengan damai. Namun, ia menambahkan, jika kapitalis menginginkan perang, Uni Soviet akan merespon dengan hal yang sama.
Dampak pidato ini terhadap politik Soviet sangat besar. Pidato ini melucuti kelayakan saingan-saingan Stalinisnya; sekejap mendorong kekuasaannya dalam negeri. Setelahnya, Krushchev mengurangi larangan dan membebaskan lebih dari sejuta narapidana dari gulag sehingga menyisakan kira-kira 1,5 juta narapidana yang tinggal dalam sistem perpenjaraan semitereformasi (meskipun gelomang reformasi perlawanan mengikuti pada 1960-an).[1][2] Para komunis di seluruh dunia terkejut dan terheran dengan penyalahannya terhadap Stalin dan pidato ini "...menyebabkan revolusi benar (kata tidak terlalu kuat) dalam perilaku rakyat di seluruh Uni Soviet dan Eropa Timur. Hal ini menjadi faktor tunggal dalam merobohkan campuran dari rasa takur, fanatisme, kenaifan, dan 'berpikir ganda' yang merupakan reaksi terhadap pemerintahan Komunis."[3]