Sei Priok adalah desa di kecamatan Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Indonesia.
Pranala luar
Sebelumnya Desa Sei priok ada dalam kabupaten Deli Serdang yg beribu kota di Lubuk Pakam, namun ketika Serdang Bedagai memisahkan diri dan memberntuk Kabupaten sendiri, maka otomatis Desa Sei Priok berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai yang beribu kota di Sei Rampah.
Desa Sei Priok terdiri dari beberapa dusun-dusun kecil yg belokasi di sekitar areal perkebunan karet dan kelapa sawit milik Perusahaan Perkebunan Negara. Dusun-dusun kecil tersebut bernama Pasar Empat, Pasar dua, Panglong, pondok (tempat perumahan buruh perkebunan dll.
Penduduk desa Sei Priok berpenghasilan sebagai Petani, buruh perkebunan dan pegawai negri sipil. Pertanian sejak dulunya mengandalkan padi sebagai tanaman utama, tetapi belakangan ini penduduk desa sei priok dan sekitar ada yang beralih menanam kelapa sawit di lokasi lokasi yang dulunya ditanami padi. Desa ini dan mungkin desa sekitarnya juga menjadi sentra pembuatan batu bata. Tidak mengherankan karena jenis tanah lempung yang ada di beberapa bagian desa ini sangat bagus untuk industri batu bata dan ketersediaan air yang cukup untuk pembuatannya. Namun industri batubata di daerah ini mempunya efek negatif terhadap kondisi jalan desa yang kebanyakan rusak karena tonase angkutan batubata yang melebihi ketahanan jalan desa yang kebanyakan masik jalan kelas C (tanah).
Sampai tahun 1986, Desa ini belum dialiri listrik Negara. Kalaupun ada penerangan listrik seperti di desa pasar empat paya lombang, itu berasal dari generator listrik.
Ada sedikitnya 2 (dua) sekolah dasar Negeri di desa ini, sementara untuk SMP dan SMA anak-anak dari desa in harus bersekolah ke desa tetangga atau ke Kotamadya Tebing Tinggi.
Dulunya desa Sei priok berbatasan langsung dengan desa Paya Lombang di dusun Pasar empat yang disebut Pasar Empat Paya Lombang. Sehingga kebanyak penduduk desa Sei priok juga beraktivitas di bagian desa Paya Lombang ini seperti berbelanja dan besosialisasi. Sei priok dikeliling oleh berbagai desa lain seperti Paya Mabar, Avros, Paya Lombang, Krompol, dll.
Penduduk desa sei priok terdiri dari beberapa etnis atau suku bangsa yaitu Jawa, Batak dan sebagian Banjar dan Banten. Khusus suku Jawa, mereka adalah keturunan dari beberapa generasi yang telah lama tinggal di daerah perkebunan di desa tersebut. Pada Tahun 1980-an, masih banyak terdapat orang tua - orang tua dari suku Jawa yang masih fasih berbahasa Jawa halus (Kromo Inggil atau Boso) dan mereka masih berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Namun belakangan menurut pengamatan pada tahun 2000-an, bisa dikatakan generasi orang tua tersebut tidak ditemukan. Sekarang boleh dikatakan bahasa jawa yang dipakai bukanlah bahasa jawa yang halus tetapi bahasa jawa kasar (nguku) dan bahkan sudah berasimilasi dengan dialek campuran dari bahas daerah lain seperti bahas batak. Misalnya untuk mengatakan: "Saya tidak kenal" orang kita Jawa di desa ini akan mengatakan: "Aku ora tondo". "Tondo" dalam hal ini berasal dari kata "tanda' yang sangat lazim dipakai dalam bahas Batak untuk menyatakan kenal. Orang Batak akan mengatakan "Ndang hu tanda".
Sekarang ini pertanian di desa Sei Priok semakin manu karena ketersediaan sistim irigasi yg mengairi persawahan. Jalan utam asudah diaspal sampai ke depan Sekolah Dasar di kampung ini. Kepala Desa setempat Bapak Dompak Situmorang tetap melanjutkan kegiatan dan pembangunan desa yg telah dimulai kepala desa sebelumnya.