Sate Madura (Madura: Satè Mâdhurâ) adalah sate yang memiliki bumbu khas Madura. Sate Madura biasanya terbuat dari ayam. Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan satenya. Sate madura sudah terkenal di seluruh Nusantara.
Latar belakang
Sate Madura dibawa oleh Adipati Sumenep Arya Jaran Panoleh setelah mengunjungi kakaknya Lembu Kanigoro yang telah menjadi adipati Ponorogo dan di beri hidangan sate Ponorogo. Melihat makanan yang tidak wajar karena di tusuk lidi dan di lapisi bumbu kacang, AryaJaran Panoleh dan rombongan enggan memakan hidangan tersebut selain itu juga bingung bagaimana cara memakannya. setelah di Jelaskan oleh kakaknya bahwa masyarakat Ponorogo terutama para warok sudah biasa makanan yang dihidangkan tersebut.[1][2][3]
Warok yang memiliki sifat wira'i, maka dari itu di gunakanlah tusuk lidi sebagai media memakan daging ayam, dimana saat itu belum mengenal sendok sehingga tetesan sambal tidak mengenai jari-jari. Setelah itu Jaran Panoleh meminta izin kepada kakaknya sebagai adipati Ponorogo untuk mempelajari kehidupan rakyat ponorogo yang sulit di tebak yang akan di terapkan di Madura.[3][4][5]
selain itu Arya Jaran Panoleh tertarik dengan pakaian ksatria warok yang gagah dan meminta izin untuk digunakan oleh para pengawalnya. Atas perintah Batara Katong, saat Arya Jaran Panoleh beserta rombongan Sumenep pulang di kawal oleh pasukan warok secara khusus yang kemudian warok-warok ini menjadi pengawal kadipaten Songenep.
Penyajian
Sate Madura umumnya adalah sate ayam yang diberi sambal berupa saus kacang. Namun di Madura sendiri kadang kala yang dipakai bukanlah saus kacang namun saus atau sambal kemiri. Selain itu sering kali arang pembakaran sate ini sering ditaburi dengan jeruk limau.
Tetapi selain ayam sebagai bahan utama sate juga ada yang menggunakan kambing yang ditandai dengan digantungnya bagian kaki belakang si kambing di rombong sang penjual sate. Bumbunya adalah campuran kacang yang ditumbuk halus petis dan sedikit bawang merah. Bumbu kecap juga menjadi salah satu khas dari Pamekasan yang cukup nikmat untuk disantap. Memanggangnya dengan api dari batok kelapa yang dihanguskan terlebih dahulu yang disebut dengan arang batok kelapa. Rasanya gurih tetapi dipantangkan kepada mereka yang berkolesterol tinggi dan yang pengidap asam urat akut.
Dijual di luar Pulau Madura
Penjual sate Madura dimulai pada awal abad ke-20 zaman kolonial penjajahan Belanda awalnya dilakukan oleh kaum perempuan dengan cara meletakan papan kayu yang berisi peralatan masak sate diatas kepala, kemudian setelah kemerdekaan penjualan sate turut dilakukan oleh kalangan pria Madura yang ingin mangadu nasib di kota-kota besar di Indonesia dengan menggunakan rombong berbentuk perahu, hal itu sebagai simbol sebagai identitas sate dari Madura dan agar selalu ingat tanah kelahiran ketika sukses.[6]
Sate Madura dapat ditemukan hampir di semua daerah khususnya di kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan di Madura sendiri sate susah dicari karena orang madura tidak terbiasa menjual sate Pulau Madura sendiri.
Sebagai Busana Miss Grand International
Pada tahun 2020, Indonesia melalui Aura Kharisma diajang kontes kecantikan Miss Grand Internasional di Bangkok dengan menggunakan busana nasional bertema sate Madura yang mendapatkan juara 4.[1]