Saren adalah desa di kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Secara bahasa saren bisa diartikan sebagai makanan khas pedesaan yang terbuat dari darah. Menurut cerita dari tetua-tetua desa, kata saren sendiri dipilih sebagai nama desa disebabkan banyaknya darah yang tertumpah akibat perang melawan pendudukan kolonial Belanda.
Tentara Belanda yang mendirikan kamp di Kalioso saat itu sering melakukan penyerangan dengan menembakkan mortir ke arah desa Saren yang menyebabkan banyaknya rumah yang terbakar dan eksodus pengungsi secara besar-besaran keluar dari desa. Akibat agresi militer Belanda tersebut, Saren menjadi basis para pejuang kemerdekaan dalam menjalankan strategi perang. Di Lapangan Tuan, merupakan tempat dimana para tentara kolonial dikubur bersama kavalerinya. Bukti sejarah yang masih terlihat salah satunya adalah di kebun eks rumah Mbah Songeb Muhtarom. Di kebun tersebut ditemukan seonggok pipa besi dengan diameter kurang lebih 5 cm dan kedalaman pipa diperkirakan lebih dari satu meter. Berdasarkan penuturan salah satu anak dari alm Mbah Songeb, pipa besi yang terkoneksi dengan kabel kawat tersebut sudah menancap di halaman rumahnya saat dia masih kecil, jauh sebelum jaringan listrik PLN masuk desa.
Pembagian wilayah
Desa Saren terdiri dari 3 dusun, 9 dukuh, dan 19 RT.[1]
Berikut adalah dukuh-dukuh di Desa Saren:
- Blumbang
- Cumpleng
- Jayan
- Ngelo
- Nglancor
- Plawar
- Salam
- Saren
- Karangsono
Referensi