Saraf olfaktori

Saraf olfaktori
Saraf Olfaktori
Pemandangan luar otak manusia dengan saraf-saraf kranialnya.
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa Latinnervus olfactorius
MeSHD009832
NeuroNames32
TA98A14.2.01.004
A14.2.01.005
TA26181
FMA46787
Daftar istilah neuroanatomi
Saraf Kranial
CN I – Olfaktorius
CN II – Optikus
CN III – Okulomotor
CN IV – Troklearis
CN V – Trigeminus
CN VI – Abdusen
CN VII – Fasialis
CN VIII – Vestibulokoklearis
CN IX – Glosofaringeal
CN X – Vagus
CN XI – Aksesorius
CN XII – Hipoglossus

Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf ini penting dalam penciuman. Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama untuk indra penciuman. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari makanan dan minuman. Selain fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui bauan, Saraf Olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu saraf olfaktorius juga berperan sebagai elemen yang menengahi komunikasi dasar (misalnya, interaksi ibu-bayi).[1]

Ada beberapa jenis kelainan yang bisa timbul dalam proses pembauan seperti hyposmia, cacosmia, Parosmia,dan anosmia

  • 1. Hyposmia adalah penurunan sebagian dari nilai rasa bau. Umunya tidak disebabkan kelainan neurologis, tetapi berasal dari kelainan dalam hidung itu sendiri.
  • 2. Parosmia adalah pengenalan yang salah dari bau
  • 3. Cacosmia persepsi yang abnormal dari bau yang tidak menyenangkan (dengan atau tanpa substrat yang sebenarnya menjadi berbau).
  • 4. Anosmia, ketidak mampuan total dari indra penciuman.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Inggris) Christopher G. Goetz MD., Eric J. Pappert MD. (2007). Textbook of Clinical Neurology. Thieme. -. 
  2. ^ (Inggris) Mark Mumenthaler,MD.,Heinrich Mattle,MD. (2004). NEUROLOGY 4th Edition. Thieme. ISBN 3-13-523904-7. 

Pranala luar