Sandra Sanger (1946 - 19 Februari 1989) adalah seorang penyanyi pop era 60-70an, ia merupakan adik dari seorang penyanyi seriosa indonesia era 50an, Norma Sanger, serta bibi dari seorang penyanyi indonesia era 80an, Juline Sanger.
Karier
Sandra Sanger dilahirkan tahun 1946 di Manado, Sulawesi Utara.
Kariernya dimulai pada tahun 1960an mengikuti jejak sang kakak, Norma Sanger. Ia pernah mengikuti salah satu acara malam musical show, Malam Gelora Ganefo yang berlangsung selama dua malam berturut-turut pada tanggal 22 dan 23 Oktober 1963.
Malam musical show yang diisi oleh band-band populer Eka Sapta, Arulam, Koes Bersaudara, Pamor, dan dengan coraknya tersendiri Djenaka Ria pimpinan pelawak S. Bagio. Serta dimeriahkan Reog Nasional BKAK dan trio Bing Slamet.
Seluruh acara yang telah memikat perhatian penonton selama kira-kira tiga jam pertunjukan. Penyanyi-penyanyi seperti Sandra Sanger, Diah Iskandar, Lies Ambarsari, Oslan Husein, Nurseha, dan Syaiful Nawas memberikan arti yang cukup besar dalam kemeriahan malam itu.[1]
Sandra Sanger telah merilis beberapa piringan hitam (Vinyl) dan kaset yang berisi lagunya[2], seperti :
- Sandra dan Marini (Vinyl)
- Cry Like a Baby-Sugar Sugar-Put a Little Love In Your Heart-Lodi (Vinyl)
- Sandra Sanger Iringan May & Orkesnja (Vinyl)
- Pagi Nan Tjerah (Vinyl)
- Semula Di Singapura (Vinyl)
- Non Stop Soul 1969/2 (Vinyl)
- Mari Berjoget (Cassette)
- Tanta-tanta Deng Om-om (Cassette)
Kehidupan Pribadi
Sandra menikah dengan May Sumarna dan dikaruniai 3 anak. Namun, rumah tangga mereka tidak bertahan lama dan mereka resmi berpisah. Setelah berpisah dengan May Sumarna, Sandra kemudian menikah lagi dengan S.G Hadiarso.
Kematian
Pada 19 Februari 1989, Sandra sempat pergi ke salah satu restoran di Pasuruan, Jawa Timur pada pada pagi hari. Namun, saat berada di dalam restoran, tiba-tiba Sandra mendadak terkena serangan jantung dan tak sadarkan diri di kursi restoran. Sandra dilarikan dan dibawa ambulans kerumah sakit dari Pasuruan ke Lumajang, Jawa Timur.
Sesampainya dirumah sakit di Lumajang, Sandra di berikan pertolongan medis oleh dokter, sedangkan sang suami hanya bisa menunggu sang istri di rumah sakit. Namun sayang, Lima belas menit kemudian, Nyawa Sandra tak dapat tertolong. Sandra akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Lumajang di usia 43 tahun.[3][4]
- Selamat Tinggal Pudjaanku
- Esamokan
- Malam Bimbang
- Tudjuh Sendja
- Kisah Asmara
- Mungkin
- Selamat Djalan
- Kalung Asmara
- Pengertian
- Rindu
- Jangan Mengharap
- Hayalan Penyair
- Hitam Manis
- Burung Dalam Sangkar
- Di Dunia Tiada Yang Abadi
- Sri Langkat
- Kumengerti
- Selayang Pandang
- Kisah Burung Kenari
- Dimakan Racun Dibuang Sayang
- Angan Angan
- Enjit Enjit Semut
- Pilu
- Mari Berdendang
- Serikat Persaudaraan
- Dekat DisisiMu
- Majulah, Tuhan Beserta Kita
- Mazmur 98
- Sekarang Kau Perlu Yesus
- Dia Pusat Hidupku
- Suara Yesus Kudengar
- Tiada Yang Mustahil
- Bunga Bakung
- Tuhanku Yesus
- Diatas Satu Alas
- Menanglah Dalam Yesus
- Hormat Bagi Allah Bapa
- Kita Satu Dalam RohNya
Dan lain-lain sebagainya
Referensi
- ^ "Bintang-Bintang Gemerlapan di Malam Gelora Ganefo (PANTJAWARNA_No. 52, 02 November 1963)". Warungarsip.co. Diakses tanggal 2024-6-27.
- ^ "Sandra Sanger". Irama Nusantara. Diakses tanggal 2024-06-27.
- ^ "Meninggal Dunia". Tempo (dalam bahasa Inggris). 1989-03-04. Diakses tanggal 2024-06-27.
- ^ "meninggal dunia - DATATEMPO". www.datatempo.co (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-27.
- ^ Dodi Yuliadi #musikupedia (2023-02-15), (Full Album) Sandra Sanger # Selamat Tinggal Pudjaanku, diakses tanggal 2024-06-27
- ^ andumkatresnan (2022-11-13), Sandra Sanger & Andyono Arie - Mari Berjoget (Side B), diakses tanggal 2024-06-27
- ^ andumkatresnan (2022-11-13), Sandra Sanger & Andyono Arie - Mari Berjoget (Side A), diakses tanggal 2024-06-27
- ^ Vintage Gospel VG (2023-04-14), Full Album: SERIKAT PERSAUDARAAN - Sandra Sanger & Andyono Arie (1978), diakses tanggal 2024-06-27