Nama sebuah dusun yang kini telah lahir menjadi Desa Sahbandar, adalah awal mulanya hasil perjuangan Tubagus Manuk atau Kibagus Rangin yang semula adalah hamparan hutan yang luas dengan sebutan ALAS GEGETAN. Sejarah ini kami temukan dari sebuah buku yang di tulis oleh Bapak Daspan bin Casjem Jatiwangi.
Sahbandar mempunyai arti sebagai berikut:
SAH berarti sudah sah masuk wilayah Majalengka
BAN berarti hasil perjuangan (perang tanding) antara Kibagus Rangin dengan Tubagus Sindung Suryat Mojo, Senopati Inggalaga Sumedang.
DAR berarti berperang bukan dengan bangsa lain melainkan dengan saudara seibu.
Nama Sahbandar dicetuskan sejak tanggal 15 Januari 1508 M, tapal batas sebelah barat perjuangan Kibagus Rangin yang diserahkan dari Tubagus Sindung Suryat Mojo. Senopati Inggalaga Sumedang, yang berupa hutan alam.
Sejak tahun 1930 Aom Dali, Bupati Majalengka berunding dengan Residen Cirebon (pajenggot), menghasilkan keputusan sebagai berikut, barang siapa yang merasa belum punya tanah di persilahkan mendaptarkan diri ke pemerintahan setempat.
Pada tahun 1931 gelombang pertama terdapat pendaftar sebanyak 37 kepala keluarga, gelombang ke Dua sebanyak 13 kepala keluarga dari desa :
Gelombang pertama
Karang Asem 3 Kepala Keluarga
Garawangi Lojikobong 2 Kepala Keluarga
Buniwangi 21 Kepala Keluarga
Gelombang Kedua
Palasah 4 Kepala Keluarga
Singa Wada 2 Kepala Keluarga
Ciparay 4 Kepala Keluarga
Leuwi Kujang 1 Kepala Keluarga
Cangcalayang 1 Kepala Keluarga
Mengingat mereka merasa kerasan di daerah tersebut pemerintah desa hampir tipis Kecamatan Jatitujuh memerintahkan secepatnya membentuk pemerintahan.
Nama kampung atau dusun
Rurah I Pak Antinah memimpin sejak tahun 1931-1940
Rurah II Pak Warya memimpin sejak tahun 1940-1945
Rurah III Pak Sayib/Ki Enting memimpin sejak tahun 1945-1948
Rurah IV Pak Rakman memimpin sejak tahun 1948-1950
Pada tahun 1950 Kampung Sahbandar di kosongkan karena di jadikan tempat pertempuran antara Gerombolan dengan Tentara. Rumah-rumah penduduk banyak yang di bakar warga Sahbandar pergi menyelamatkan diri ke daerah asal masing-masing (makoasi).
Sejak tahun 1992 warga Sahbandar datang kembali setelah situasi merasa aman. Kuwu Nuri membagi-bagikan uang kepada warganya 1 rupiah 3 sen, instruksi Bapak Presiden Ir. Soekarno uang tersebut untuk membeli jiwa 3 sen untuk membeli rumah (uang republik).
Pada tahun 1962 kampung Sahbandar di titipkan atau di serahkan ke desa Palasah (antranaya) oleh pemerintah desa Pasiripis, mengingat letaknya lebih dekat ke Palasah daripada ke Pasiripis, kemudian membentuk pemerintahan kembali.
Rurah ke V Pak Wasita memimpin sejak tahun 1962-1970
Rurah ke VI Pak Ilyas Jumi memimpin sejak tahun 1970-1972
Rurah ke VII Pak Yasnadi memimpin sejak tahun 1972-1989
Sejak tahun 1982 wilayah palasah di mekarkan, maka dusun kertajaya menjadi sebuah desa Mekarjaya dipimpin oleh Pak Warto Sosanto, Sahbandar termasuk salah satu cantilanya.
Rurah VIII Pak Wahyudin memimpin sejak tahun 1989-1993
Rurah IX Pak Suwirya memimpin sejak tahun 1993-1996 Pak Suwirya berhenti di jabat oleh Pak Saleh sampai dengan tahun 1996-1998
Rurah X Pak Atma memimpin sejak tahun 1998-2003
Rurah XI Pak Udin Sudinta memimpin sejak tahun 2003-2006
Rurah XII Pak Samsudin memimpin sejak tahun 2006-2008
Rurah XIII Pak Tete memimpin sejak tahun 2008-2011
Pada tanggal 21 Februari 2011 Rurah Tete berhenti menjabat sebagai kadus Sahbandar dan esok harinya pada tanggal 22 Februari Pak Tete dilantik oleh Bupati Majalengka sebagai pejabat kepala daerah Sahbandar (PJS)
Kondisi geografis
Desa Sahbandar terletak di wilayah yang dekat perbatasan kabupaten lain , dan Desa Sahbandar dilintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan selain itu Desa Sahbandar Dekat dengan kawasan industri baru yg ada di Ujung Kaya, yang menjadi kan desa ini Sangat strategis wilayah nya
Luas wilayah
Luas keseluruhan desa Sahbandar kecamatan kertajati kabupaten majalengka adalah ; 1049,9 H
Pemanfaatan Wilayah
Luas Lahan Pertanian/sawah penduduk adalah 34.24 Ha
Desa Sahbandar memiliki jumlah penduduk sebanyak ±1.433 jiwa yang terdiri dari ±727 laki-laki± 706 perempuan dengan jumlah kepala keluarga ±500 KK. Sedangkan jumlah keluarga miskin (gakin) 121 KK dengan persentasi 20% dari jumlah keluarga yang ada di desa Sahbandar.
Mayoritas Masyarakat desa Sahbandar Memiliki pekerjaan sebagai petani dan Wirausaha, Tapi sayang nya sistem pertanian yang kurang layak dan kurang diperhatikan kurangnya irigasi di sawah sawah masyarakat, harusnya pemerintah lebih memperhatikan Hal itu karena Pertanian masih menjadi sumber penghasilan masyarakat.