SMA Negeri 1 Manonjaya
SMA Negeri 1 Manonjaya atau lebih dikenal dengan nama SMANZA merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.[1] Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 1 Manonjaya ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Sejarah SingkatSMA Negeri Manonjaya didirikan berdasarkan surat tugas dari kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten DT TK. II Tasikmalaya tanggal 24 Juni 1987 No.1305/I02.14/C/87. Dengan adanya surat itu di ijinkan untuk menerima murid baru tahun pelajaran 1987/1988. SMU Negeri 1 Manonjaya sebagai swadana bersama-sama dengan SMU Negeri Indihiang. SMA Negeri Manonjaya merupakan bagian dari SMU Negeri 3 Tasikmalaya dan segala pengelolaannya langsung di bawah pimpinan SMA Negeri 3 Tasikmalaya, SMA Negeri 3 Tasikmalaya di Manonjaya merupakan embrio untuk berdirinya SMAN Manonjaya secara penuh jika telah memiliki tanah sendiri dan bangunan sendiri. Pembukaan beridirinya SMA Negeri 3 Tasikmalaya di Manonjaya secara resmi dilakukan pada tanggal 28 Juli 1987 bertempat di SMP Negeri 1 Manonjaya yang dihadiri oleh Bapak Sekwilda, Bapak Pembantu Bupati, Muspika Kecamatan Manonjaya, Cineam, Cibeureum, para tokoh masyarakat dan siswa SMA Negeri Manonjaya. Usaha-usaha untuk mengajukan SMAN 3 Tasikmalaya di Manonjaya maka dibentuklah BP3 Tahun Pelajaran 1987/1988 dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Sakri Wakil Ketua : Eman Sulaeman Sekretaris : U s u p Wakil Sekretaris : Ajat Darajat Bendahara : Abdul Hamid Pembantu Pengurus : 1. Uun Sajidin 2. Samsa Dikatma 3. Anda Suhanda 4. H. Mustapa BP3 bersama-sama dengan pemerintah setempat dan sekolah berusaha untuk mendapatkan tanah untuk bangunan SMA Negeri Manonjaya. Berdasarkan nasihat dari Bapak Pembantu Bupati Wilayah Manonjaya Bapak Drs. Bubun Bunyamin, maka ditentukanlah tim khusus yang terdiri dari pemerintah, BP3 dan tokoh masyarakat. Tujuannya untuk menghadap ke Ketua Pusat Yayasan Sukapaura di Jakarta Bapak Jenderal Didi Kartasasmita. Dengan restu dari Bapak Kepala DT TK.II Tasikmalaya tim tersebut berangkat ke Jakarta pada bulan September 1987. Anggota tim tersebut sebagai berikut : 1. Bapak Drs. Bubun Bunyamin, Wedana Wilayah Manonjaya 2. Bapak Drs. Suntana, Camat Manonjaya 3. Bapak E. Dahlan BA, Kandep Dikbud Kecamatan Manonjaya 4. Bapak Kusnadi BA, Guru SMAN 3 Tasikmalaya 5. Bapak Itjo Y, BA Guru SMAN Manonjaya 6. Bapak Seksi Pengurus BP.3 Manonjaya 7. Bapak Rd. Sulaiman, Yayasan Sukapura Tasikmalaya 8. Bapak Rd. Hujaji, Yayasan Sukapura Manonjaya Kendaraan yang dipakai adalah Pinjaman dari Pemda DT II Tasikmalaya. Hasil dari yang ke Jakarta, Yayasan Sukapura akan memberikan tanah persil lagok Oncom di Desa Manonjaya seluas 3500 M2. Penyerahan tanah tersebut dilaksanakan di Pendopo Kab. DT. II Tasikmalaya yang dihadiri oleh : Yayasan Sukapura Pusat, Bapak Bupati DT TK. II Tasikmalaya, Ketua DPRD TK II. Tasikmalaya, Anggota tim dari Manonjaya. Karena ada Keluarga Sukapura yang tidak menyetujui pemberian tanah tersebut. Akhirnya pemberian tanah itu jadi terkatung-katung sampai sekarang. Untuk mendapatkan tanah dan bangunan, Bp. 3 membantuk Panitia Pembangunan untuk SMA Negeri Manonjaya yang diketahui oleh pembantu Bupati Wilayah Manonjaya. Panitia ini sekarang sudah mendapatkan di daerah Kulon Desa Margamulya perbatasan Desa Manonjaya bahkan sekarang SMA Negeri Manonjaya sedang membangun. Untuk kelancaran KBM tahun Pelajaran 1987/1988 di SMA Negeri Manonjaya, Bapak Kepala SMA Negeri 3 Tasikmalaya selaku Pengelola SMA Negeri 1 Manonjaya, Menunjuk : Bapak Itjo Yogaprawira, BA dan Ibu Dra. Nani Sumarni sebagai pengawas piket untuk kelancaran PBM. Selanjutnya dari awal tahun Pelajaran 1988/1989 sampai dengan akhir tahun 1989/1990 Pengelolaan dipegang oleh Ibu Emma Aan, BA sebagai wakil Kepala SMA Negeri 3 Tasikmalaya, dan awal tahun Pelajaran 1990/1991 pengelolaan di pegang oleh Bapak Drs. Aan Husnani, Sebagai Wakil Kepala Sekolah.[2] EktrakurikulerKualitas tamatan sekolah kejuruan dituntut untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran. Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMAN 1 Manonjaya diselenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Selain OSIS sebagai induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah, kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah:
Sarana & PrasaranaKeadaan tanah
Keadaan bangunan
Referensi
|