Afiliasi merupakan salah satu cara mengembangkan bisnis dengan cara memanfaatkan sosialisasi yang secara terarah dilakukan oleh individu, badan usaha atau organisasi dan kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan seperti yang sudah disepakati bersama.[1] Pembentukan kontak sosial ini menghasilkan sebuah pertalian.[2] Istilah ini disebut juga dengan istilah motif yang artinya adalah tenaga pendorong atau penggerak kebutuhan yang ada pada manusia dan bersifat universal.[1]
Dalam perkembangannya, manusia membentuk afiliasi didasari oleh alasan formal dan rasional.[1] Manusia memiliki alasan logis kenapa dia ingin membentuk afiliasi.[1] Akan tetapi, tanpa ada dorongan ini pun mesti diakui bahwa manusia membutuhkan orang lain dan secara alami membangun kontak sosial.[1] Alasannya adalah manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya tanpa ada campur tangan dari orang lain.[1] Bidang ilmu yang banyak meneliti mengenai dorongan seseorang untuk selalu membangun kontak sosial adalah psikologi.[1]
Penelitian menunjukkan bahwa afiiliasi seseorang erat hubungannya dengan kebutuhan akan ketergantungan dengan orang lain.[1] Psikologi juga meneliti kaitan antara afiliasi dengan kebutuhan seseorang untuk diakui dan diterima oleh lingkungannya.[1] Penelitian psikologis dalam bidang kepribadian menunjukkan bahwa tingkat afiliasi setiap orang berbeda-beda derajatnya.[1]
Trend perkembangan bisnis afiliasi menjadi salah satu bidang bisnis di internet yang berkembang dengan pesat seiring bermunculannya toko online yang mengandalkan afiliator sebagai patner berpromosi.[3]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i j Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. hlm. 96.
- ^ "Kamus Besar Bahasa Indonesia". Diakses tanggal 3 Juni 2014.
- ^ UKM, UPT Pelatihan Koperasi dan (2022-04-19). "SUKSES BISNIS AFILIASI 4.0". UPT PELATIHAN DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI JAWA TIMUR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-30.