Rute Federal Malaysia 1 adalah rute jalan raya federal pertama dan tertua di negara Malaysia.[1] Sebelum beroperasinya Jalan Tol Utara Selatan, Rute federal 1 merupakan jalan terpenting dalam sistem jalan raya di sepanjang wilayah pantai barat semenanjung Malaysia.
Sejarah
Latar belakang
Rute federal 1 merupakan salah satu dari tiga rute federal yang menjadi tulang punggung jalan utama antara utara hingga selatan di Semenanjung Malaysia, dua rute federal lagi adalah Rute federal 3 dan Rute federal 5.[4] Kilometer nol rute federal 1 ini terletak di Perbatasan Malaysia–Singapura yang berada di Tambak Johor. Di kilometer pertamanya yang terletak di kota Johor Bahru, jalan ini bersambung dengan Rute federal 3 yang merupakan jalan raya utama ke pantai timur Semenanjung Malaysia. Seterusnya di Kilometer 19 yang berada di Skudai, rute ini kembali bersambung Rute federal 5 yang juga merupakan jalan raya utama di sebelah pantai barat Semenanjung Malaysia.[5]
Terdapat 92 buah ruas jalan yang terkait dengan Rute federal 1 di sepanjang lintasanya.[6] Dan diprediksi lebih dari satu juta warga Malaysia menggantungkan ekonomi kepada jalan raya ini.[3]
sejarah
Jalan federal 1 dibangun pertama kali pada tahun 1880 atas perintah dari Sultan Kedah pada waktu itu, Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah.[1] Ruas jalan yang pertama kali dibangun adalah ruas jalan yang menghubungkan antara kota Alor Setar, Kedah dengan kota Songkhla, Thailand dan pembangunan itu dipercaya sebagai pembangunan jalan raya umum pertama di Malaysia. Dimasa kini, jalan federal 1 yang menuju ke Songkhla menjadi bagian dari jalan raya Rute Nasional Thailand 4, 407, dan 414.[3]
Kehadiran jalan federal 1 ini semakin penting apalagi rute yang dilaluinya sebagian besar menghubungkan ibu kota negara-negara bagian di Malaysia tepatnya dibagian pantai barat kecuali negeri Perlis dan negeri Melaka sehingga banyak desa-desa dan pasar-pasar yang dibuka dan dibangun disepanjang wilayah yang dilalui jalan ini. Setelah selesai pembangunan yang pertama tahun 1880, pihak kolonial Inggris kemudian membangun rute selanjutnya yang menghubungkan kota Ipoh, Perak dengan wilayah Seberang Perai di negeri Pulau Pinang bagian timur yang selesai pada tahun 1897, hal ini dilakukan oleh Inggris karena akan kepentinganya mengeksploitasi hasil sumber daya alam di Tanah Melayu.[3]