Risky Summerbee & The Honeythief
Risky Summerbee & The Honeythief adalah sebuah grup musik yang berbasis di Yogyakarta, Indonesia. Bentang musikalitas mereka meliputi genre Indie Rock, Art Rock, Avant Pop, dan Experimental music. Risky Summerbee & The Honeythief dikenal melalui eksperimen-eksperimennya dalam pertunjukan swasembada yang mereka lakukan. Sejarah2007-2010Kelompok ini dibentuk oleh vokalis/penulis lagu Rizky Sasono dan gitaris Erwin Zubiyan (1985 - 2015) pada tahun 2007. Formasi awal band ini juga melibatkan bassis Doni Kurniawan, dan pemain drum Sevri Hadi. Pada akhir 2007, pianis Nadya Hatta melengkapi formasi pondasi 2007-2010. Pada bulan Mei 2007, Risky Summerbee And The Honeythief membuat pertunjukan hibrid berjudul She Flies Tomorrow bersama seniman Yoko Ishiguro di Kedai Kebun Forum. Pertunjukan itu merusak batas dan definisi antara konser musik, performance art, dan tari. Pada akhir tahun itu juga mereka membuat pertunjukan baru The Rise And Fall of a Scoundrel Queen (2007)[1], Setelah itu mereka melanjutkan eksplorasi musikal bersama Ki Slamet Gundono dan Komunitas Wayang Suket dalam Memoirs Of Gandari (2008)[2]. Pada pertengahan 2008, formasi ini menjejaki kolaborasi bersama Teater Garasi dalam Je.ja.lan. Awal tahun 2009, Risky Summerbee And The Honeythief merilis debut album The Place I Wanna Go. Beberapa lagu di album ini antara lain Slap N’ Kiss, The Place I Wanna Go, Fireflies, Flight To Amsterdam –yang merupakan metafora kisah pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia, Munir. Album ini mendapat tanggapan positif termasuk ulasan dari kritikus musik, Denny Sakrie, yang memunculkan tema "Londoner Dari Yogya", merujuk ke gaya bicara Rizky Sasono dan referensi musik mereka yang melintasi wilayah gaya yang luas "dari Traffic, King Crimson, sampai Paul Weller"[3]. Setelah album dirilis, mereka tampil di Java Rockingland (2009), Rrrecfest, Rocking the Region di Singapura. Mereka berperan utama dalam sebuah pergerakan kultural yang dijuluki "Yogyakarta Invasion"[4], sebuah gelombang eksperimentasi dari musisi-musisi Yogyakarta. Penulis musik Keke Tumbuan, menjuluki mereka sebagai band yang "seharusnya tidak hanya didengar, tapi juga harus dialami"[5]. Wajah Rizky, Erwin, Doni dan Nadya dilukis dalam sebuah mural di dinding Kedai Kebun Forum bersama musisi dan seniman rupa pada era itu. Aktivitas musik dan seni mereka di tahun 2007-2010 dirilis dalam film dokumenter “Inside Your Shoes”. Pada tahun 2010, Risky Summerbee & the Honeythief dan Teater Garasi tampil di Shizuoka dan Osaka, setelah sebelumnya pentas di Esplanade, Singapura dalam acara Rocking the Region 2010[6]. Di tahun itu juga, bersama Mira Asriningtyas dan Dito Yuwono dari LIR, mereka menginisiasi sebuah konser siang hari di kawasan lereng gunung Merapi yang dikenal dengan nama “In the Woods”. 2011 - 2017Pada tahun 2011, netlabel Yesnowave merilis album mereka berjudul Preamble dirilis pada 17 Agustus 2011 dan bisa diunduh secara gratis di websitenya. Album ini bermaterikan genre Spoken Words, Keroncong, Dangdut, serta dua rekaman live dari konser di Jogja National Museum dan Salihara 2010. Pada bulan Agustus 2011, Yes No Wave dan Kunci Cultural Studies menggelar open house dengan menampilkan musik dari Risky Summerbee & the Honeythief, Frau, dan Senyawa dengan tajuk Malam Tarekat Pisang. Pertunjukan ini mendapat protes dari kelompok tak dikenal yang memaksa konser dibubarkan. Pada tahun yang sama, perbedaan pendapat antara Rizky dan Nadya mulai mengeras dan berujung pada Nadya meninggalkan band. Posisi kibor dimainkan Widhiasmoro Risang, pemain drum Warman Sanjaya digantikan Yuda Hasfari Sagala. Pada tahun 2013, Risky Summerbee & the Honeythief berkolaborasi bersama Kriya Sastra dalam pertunjukan konseptual “Digging Our Scene” dalam Biennale Jogja dan membawakan “happening art” secara musikal dan visual. Di tahun itu juga mereka mengisi skor film “Optatissimus” yang disutradarai Dirmawan Hatta. Lagu “Fireflies” menjadi tema lagu film ini, sementara Rizky mendapat peran kameo sebagai teman bermusik tokoh utama, Andreas, yang diperankan Rio Dewanto[7][8]. Pada tahun 2014 kelompok ini merilis album studio “Pillow Talk” serta single-nya “Days Elapsed” duet bersama Frau[9]. Pada tanggal 17 Mei 2015, band ini merilis kaset live berjudul “Paeans for Onlookers” dengan sebuah konser di Kedai Kebun Forum. Di tahun yang sama, tepatnya bulan September, Risky Summerbee & the Honeythief bersama Teater Garasi tampil di OzAsia Festival di Adelaide, Australia[10][11]. Beberapa minggu setelah kembalinya dari Adelaide, di bulan November, gitaris Erwin Zubiyan mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat dirawat di rumah sakit Jogja International Hospital. Ia meninggal dunia pada tanggal 5 November. Konser mengenang hidup Erwin Zubiyan berjudul “Seluruh Lampu sudah Dinyalakan” digelar di Lembaga Indonesia Prancis pada 15 Desember 2015 melibatkan beberapa seniman seperti Gunawan Maryanto, Sarita Fraya, Frau, Jay Afrisando, Luise Najib, Answer Sheet, dan Farid Stevy. Setelah meninggalnya Erwin, posisi gitar dimainkan oleh Yohanes Sapta Nugraha. Meskipun tampil pada Ngayogjazz[12], tahun 2016 merupakan awal periode hiatus mereka. Sejak 2017 Rizky menjalani studi doktoral dan berdomisili di Pittsburgh, Amerika Serikat. Pasca Hiatus 2024-sekarang Pada akhir tahun 2023, Rizky dan Nadya menjalin kembali komunikasi. Bersama anggota band lainnya mereka merilis single “Perennial”[13] dan “Carnivalesque.” Mereka tampil perdana setelah hiatus sebagai agenda pertunjukan utama Artjog 2024[14]. Pada tanggal 11 Agustus 2024 mereka tampil di Cherrypop festival dalam rangka merayakan 15 tahun album The Place I Wanna Go[15][16]. AnggotaAnggota Sekarang
Mantan Anggota
Diskografi
Referensi
|