Risa Hontiveros
Ana Theresia "Risa" Hontiveros-Baraquel (lahir 24 Februari 1966[butuh rujukan]) adalah seorang aktivis sosialis dan wartawan Filipina, yang pernah menjadi perwakilan dari Akbayan dalam Dewan Perwakilan Rakyat Filipina dari tahun 2004 hingga 2010. Saat ini ia menjabat sebagai senator Republik Filipina setelah menang dalam pemilu 2016, yang secara keseluruhan ia berada di posisi ke-9. Ia adalah kakak dari wartawan dan pembawa acara televisi Ginggay dan Pia Hontiveros. Kehidupan awalHontiveros lahir pada tanggal 24 Februari 1966 di Manila. Pada usia 14 tahun, ia ikut serta berperan sebagai anak Von Trapp dalam Repertori Filipina adaptasi dari The Sound Of Music, bersama Lea Salonga, Monique Wilson, dan Raymond Lauchengco.[1] Pada masa itu pula ia pertama kali diperkenalkan pada pekerjaan aktivis sebagai salah seorang panitia dalam kampanye melawan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan di SMA-nya.[2][3] Hontiveros lulus cum laude dengan gelar Bachelor of Arts dalam ilmu sosial dari Universitas Ateneo de Manila. Saat kuliah, ia aktif di dewan mahasiswa. Ia berpartisipasi dalam advokasi untuk perdamaian dan keadilan dalam masyarakat marginal.[4][5] Ia juga pernah menjadi jurnalis televisi dan jangkar berita yang bekerja pada dua jaringan televisi di Filipina, yaitu IBC dan GMA Network.[6] Dalam karier Hontiveros sebagai aktivis, ia berafiliasi dengan sejumlah organisasi dan pergerakan:[7][8] Koalisi untuk Perdamaian (menjabat sebagai Sekretaris Jenderal tahun 1988-1992), Konferensi Perdamaian Nasional (masuk dalam Dewan Pengurus sejak tahun 1990), Panel Pemerintah untuk Pembicaraan Damai dengan Front Demokratis Nasional (ketua Komite Kerja Timbal Balik Panel bidang Reformasi Sosial-Ekonomi Agustus 1998 - Juni 1999), Papandayan para sa Sosyalistang Pilipinas (Penempaan Sosialis Filipina), organisasi politik sosialis demokratis (terpilih kembali sebagai Ketua pada Agustus 2001), Pilipina, sebuah organisasi feminis sosialis, Amnesti Internasional Filipina (anggota Dewan Direksi), Lembaga Politik dan Pemerintahan. Karier politikHontiveros mulai masuk politik sebagai calon ketiga dari daftar Partai Akbayan Pemilihan Umum Nsional tahun 2004. Ia adalah seorang tokoh kekuatan anti-GMA, terutama saat puncak kontroversi Hello Garci tahun 2005.[9] Pada Hari Perempuan Internasional tahun 2006, ia ditangkap dan dibawa ke Kamp Caringal di Kota Quezon tanpa surat perintah, meskipun acara global itu diisi dengan aksi damai.[10] Hontiveros akhirnya menjadi calon pertama Akbayan pada Pemilihan Umum Paruh Waktu tahun 2007. Ia adalah anggota dari Dewan Minoritas dan kemudian dalam Kongres ke-14 menjadi anggota dari Komite-Komite berikut ini: Pengalokasian, Etika dan hak-Hak Istimewa, Hubungan Luar Negeri, Pemerintahan dan Akuntabilitas Publik, Kesehatan, Pendidikan Tinggi dan Teknis, Hak Asasi Manusia, Sumber Daya Alam, Perdamaian, Rekonsiliasi dan Persatuan, Partisipasi Masyarakat, Aturan, Perdagangan dan Industri, Perempuan dan Kesetaraan Gender. Legislasi yang berhasil dibuat dan diajukan oleh Hontiveros di Kongres antara lain Undang-Undang Obat-Obatan yang Lebih Murah yang menurunkan harga obat-obatan penting dengan memungkinkan impor dan lisensi wajib berjalan paralel, dan UU Perluasan Program Reformasi Agraria Komprehensif dengan Reformasi (Comprehensive Agrarian Reform Program Extension with Reforms atau CARPER) yang memberikan program yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan petani dan penerima manfaat reformasi pertanahan. Riwayat prestasi legislatif Hontiveros juga mencakup, antara lain, RUU Anti-Prostitusi yang bertujuan untuk melihat prostitusi sebagai gejala dari ketidakadilan dan pengeksploitasian struktur sosial dan wanita tunasusila, RUU Keseimbangan Gender yang bertujuan untuk memastikan keterwakilan perempuan di semua struktur pemerintahan, dan RUU Hak dan Kesejahteraan Siswa yang bertujuan untuk meningkatkan dan melindungi kebebasan siswa pada semua tingkat, baik di sekolah negeri maupun swasta.[11] Mencalonkan diri dengan tiket dari yang kemudian menjadi Senator Benigno Aquino III, Hontiveros berada di posisi ke-13 dari seluruh calon senator dan hampir membuatnya masuk dalam 12 Teratas Pemilihan Umum Nasional 2010. Setelah kalah terhormat dalam pemilihan itu, ia tetap aktif dalam berbagai isu tentang marginalisasi dan pelanggaran-pelanggaran pemerintahan sebelumnya. Ia menjadi tokoh terkemuka bersama Senator Miriam Defensor Santiago dan Pia Cayetano dalam kampanye nasional untuk meloloskan UU Kesehatan Reproduksi, yang penyusunannya ia bantu selama bertugas di Kongres. Dengan tiket dari Tim PNoy, sebuah koalisi payung politik dari partai-partai pendukung Benigno Aquino III, Hontiveros mencalonkan diri lagi untuk kursi Senat dalam pemilihan umum paruh waktu tahun 2013. Tetapi, untuk kedua kalinya ia kalah dengan berada di posisi ke-17. Slogan kampanyenya 'Paglalaban ka, aalagaan ka,' yang mencerminkan manfaat dari diberlakukannya UU Kesehatan Reproduksi dan kelanjutan perjuangan untuk perawatan kesehatan universal dan tata kelola pemerintahan yang baik. Setelah itu, Hontiveros menerima pendapat Senator Osmena bahwa ia kalah karena pesan kampanyenya terlalu beragam.[12] Pada Desember 2014, Hontiveros dilantik sebagai angota dewan Perwalian PhilHealth.[13][14] Ia kembali mengejar kursi Senator dan menang dalam pemilihan umum 2016 bawah Koalisyon ng Daang Matuwid, koalisi yang juga pendukung Presiden Benigno Aquino III. Hasil akhir menempatkannya di posisi ke-9, ia dinyatakan sebagai Senator terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum Filipina pada 19 Mei 2016.[15][16] Kehidupan pribadiSuami Hontiveros, Francisco Baraquel, Jr., meninggal pada Mei 2005 setelah mengalami serangan jantung akibat asma berat. Mereka memiliki empat orang anak.[5][17] Setelah bekerja sebagai jurnalis selama sepuluh tahun sebelum merambah ke dunia politik, Hontiveros pernah menerima penghargaan Merpati Emas Kapisanan ng Mga Broadkaster ng Pilipinas sebagai Penyiar Perempuan Terbaik. Karena hasil kerjanya dalam pembicaraan damai dengan Front Demokratis Nasional, ia juga menerima Penghargaan Sepuluh Orang Muda Luar Biasa untuk Perdamaian dan Advokasi pada tahun 2001, dan pernah dinominasikan untuk Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2005.[18] Referensi
Pranala luar
|