Rik Wouters (1882-1916) adalah seorang pelukis beraliran fauvisme kelahiran Mechelen, Belgia.[1] Setelah lulus sekolah, ia bekerja sebagai tukang kayu dalam usaha furnitur yang dikerjakan oleh keluarga.[2] Sembari bekerja, Wouters mengambil kursus memahat di Mechelen dan Brussels.[2] Sebagai pelukis, ia otodidak.[2] Pada tahun 1905, ia menetap di Watermaal dekat Brussels bersama istrinya, Nel Duerinckx, yang merupakan model dari banyak lukisannya.[2] Pada tahun 1907, Wouters menetap di Bosvoorde, Brussels, dan mulai mendapat pengakuan dan kesuksesan sebagai seniman.[2] Pada tahun 1914, Wouters terdampar di Belanda, bersama dengan desertir Belgia lainnya.[2] Pada taun yang sama, ia terserang penyakit kanker.[2] Meskipun telah menjalani operasi selama berulang kali, Wouters tetap melukis.[2] Wouters meninggal pada usia 33 tahun.[2]
Museum Seni Rupa di Antwerp, merupakan museum yang menyimpan karya Wouter dalam jumlah terbanyak.[2] Lukisan Wouters banyak yang dinilai mempunyai kesan cerah, hal ini berlawanan dengan kenyataan hidup pelukisnya yang memilukan.[2] Untuk menghemat uang, Wouters berlatih melukis dengan menggunakan kardus dengan cat yang dihemat.[2]
Referensi
^(Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve