Reinder Fennema (21 Oktober 1849 – 27 November 1897) adalah seorang ahli pertambangan dan geologi, insinyur kepala untuk pertambangan di Hindia Belanda.
Fennema ditempatkan di Pesisir Barat Sumatra pada tahun 1874; pada tahun 1877 ia naik pangkat sebagai insinyur kelas II, pada tahun 1885 menjadi insinyur kelas I dan pada tahun 1893 ia menjadi insinyur kepala di pertambangan yang ada di Belanda. Sebagian besar masa dinasnya dihabiskan dengan membuat peta geologisSumatra dan Jawa; di pantai timur Sumatra, Fennema dipercaya melakukan pengkajian sumur artesis dan minyak, yang berkat persiapan yang dilakukannyalah dibuka pertambanganminyak bumi di Langkat.
Setelahnya Dia ke Poso, dan dengan adanya istilah "Van Heiden Tot Christen[1]" yang dipelajari di sekolah-sekolah Belanda yang ada di wilayah Grup Poso-Tojo mengenai tujuh "batu pemisahan" (Watu Mpoga'a) yang masih dapat ditemukan saat ini di Tentena.[2]
Setelah Pemerintah Belanda mempelajari Watu Mpogaa[3], dan mendapatkan jumlah Watu Mpogaa hanya 3, maka tahun 1897 diutuslah Fennema untuk mencari Sisa Watu Mpogaa yang berada di dasar Danau Poso, dan Fennema tenggelam, tubuhnya tak pernah ditemukan.
Untuk mengingat hasil karya Fennema, Pemerintah Belanda memberikan nama Pegunungan di sebelah Selatan dari Danau Poso dengan nama Pegunungan Fennema, yaitu Pegunungan Fennema I, dan Pegunungan Fennema II, dan juga membuatkan Monumen Patung Fennema di tepi Danau Poso untuk mengenang jasa-jasa beliau didalam mencari Sisa-sisa dari Watu Mpoga'a, yang mana Watu Mpoga'a tersebut dipergunakan Umat Kristen di Kabupaten Poso untuk mengetahui asal usul mereka sebelum berada di wilayah Grup Poso-Tojo yaitu berasal dari wilayah Wotu.[4]
Karya
Topografische en geologische beschrijving van het Noordelijk gedeelte van Sumatra's Westkust met geologische kaart, Jaarboek voor het Mijnwezen (1887)
De vulkanen Semeroe en Lamongan met kaarten en tekeningen, Jaarboek voor het Mijnwezen (1886) * Geografische beschrijving van Java en Madoera met atlas in folio (1897, ditulis bersama Rogier Diederik Marius Verbeek), di mana ia menerima erepenning emas.
^DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014) [2]", Diakses 29 Mei 2023.
^Idwar Anwar (2005). Ensiklopedi Sejarah Luwu. Collaboration of Komunitas Kampung Sawerigading, Pemerintah Kota Palopo, Pemerintah Kabupaten Luwu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, and Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. ISBN979-98372-1-9.