Referendum konstitusi Rusia 2020
Referendum untuk mereformasi Konstitusi Federasi Rusia diadakan dari 25 Juni hingga 1 Juli 2020.[1][2] Presiden Vladimir Putin mengusulkan referendum dalam pidatonya di hadapan Majelis Federal pada 15 Januari 2020.[3] Rancangan amandemen Konstitusi diajukan ke dalam referendum sesuai dengan pasal 2 UU Amandemen Konstitusi.[4] Amandemen tersebut mencakup perubahan menyeluruh terhadap konstitusi, termasuk memungkinkan Putin untuk mencalonkan diri lagi untuk dua masa jabatan presiden lagi (masing-masing selama 6 tahun) dan melanjutkan kebijakan sosial pada pensiunan serta yang konservatif seperti larangan pernikahan sesama jenis,[5] mengadakan pendidikan bela negara di sekolah-sekolah dan secara eksplisit menegaskan Rusia sebagai "negara yang bertuhan". Konstitusi juga akan menempatkan dirinya lebih tinggi daripada hukum internasional. Referendum awalnya dijadwalkan digelar pada 22 April, lalu pemungutan suara ditunda karena pandemi koronavirus di Rusia.[6] Secara kebetulan, tanggal pemungutan suara awal bertepatan dengan peringatan 150 tahun kelahiran Vladimir Lenin, tokoh revolusioner komunis Uni Soviet.[7][8] Pemungutan suara dilakukan secara langsung di tempat pemungutan suara diadakan dari 25 Juni hingga 1 Juli, dengan 1 Juli dinyatakan sebagai hari libur sebagai tanggal pemungutan suara yang sebenarnya. Warga Moskwa dan Oblast Nizhny Novgorod dapat berpartisipasi dalam acara tersebut dari jarak jauh (secara elektronik) dari 25 hingga 30 Juni.[9][10][11] Menurut hasil resmi, 79% pemilih mendukung perubahan konstitusi. Meski terdapat tuduhan dan laporan kecurangan, termasuk pemaksaan, penggelembungan suara, tidak terjaminnya kerahasiaan suara dan tuduhan kekerasan polisi terhadap seorang jurnalis yang hadir untuk memantau jalannya referendum.[12] Referensi
|